Contoh Praktik Terbaik:
Satya Nadella, CEO Microsoft, mengubah budaya perusahaan dari yang kaku menjadi kolaboratif dengan pendekatan berbasis empati. Ia mengutamakan mendengarkan karyawan dan menghilangkan budaya kompetisi internal yang merusak. Hasilnya, Microsoft tumbuh menjadi salah satu perusahaan paling inklusif di dunia.
Strategi Membangun Budaya Inklusif dengan Emotional Intelligence
 1. Mengembangkan Kesadaran Antarbudaya
Pemimpin perlu memahami nilai dan tradisi unik dari setiap anggota tim lintas budaya. Pelatihan seperti cultural awareness atau bias training dapat membantu mengurangi stereotip dan meningkatkan pemahaman.
Praktik Terbaik:
Google memiliki program Search Inside Yourself yang menggabungkan pelatihan EI dengan pemahaman lintas budaya. Program ini berhasil meningkatkan kolaborasi di antara tim global mereka.
2. Mendorong Komunikasi Otentik
Lingkungan kerja inklusif membutuhkan komunikasi yang terbuka dan tanpa rasa takut untuk berbicara. Pemimpin dapat memfasilitasi forum diskusi reguler untuk mendengar ide dan keluhan karyawan.
Studi Kasus:
Salesforce, melalui budaya Ohana, menciptakan ruang bagi karyawan untuk berbicara secara bebas. Pendekatan ini meningkatkan kepuasan karyawan hingga 30% berdasarkan survei internal perusahaan.
3. Membuat Kebijakan yang Memberdayakan
Kebijakan kerja fleksibel, dukungan kesehatan mental, dan program pengembangan karyawan mencerminkan perhatian perusahaan terhadap kebutuhan individu.
Praktik Terbaik:
Unilever menerapkan Global Diversity & Inclusion Framework yang memastikan setiap karyawan memiliki akses setara terhadap peluang pengembangan karier.