Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dengan Hati: 9 Langkah Menuju Ilmu yang Berkah dan Bermakna

3 Desember 2024   06:55 Diperbarui: 3 Desember 2024   06:56 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Visualisasi memperkuat kepercayaan dan pemahaman. Dual coding theory menjelaskan bahwa informasi yang disajikan secara visual dan verbal lebih mudah dipahami dan diingat. Oleh karena itu, penting untuk mencari media pembelajaran yang kaya akan elemen visual, seperti diagram, video, atau peta konsep.

Contoh Best Practice: Nelson Mandela menggunakan peta visual untuk memahami strategi perjuangan yang kompleks. Peta ini membantunya melihat gambaran besar, dan bertindak dengan presisi.

4. Mencatat: Ikatlah Ilmu dengan Tulisan

Imam Syafi'i mengingatkan:
"Ilmu adalah buruan, dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat."

Mencatat ilmu membantu otak mengorganisasi informasi, memperkuat retensi, dan menyediakan referensi untuk masa depan. Teknologi modern mempermudah proses ini melalui aplikasi pencatat di ponsel kita.

Tip Praktis: Gunakan metode Cornell untuk mencatat, di mana catatan dibagi menjadi kolom inti, ringkasan, dan refleksi. Cara lain, bisa juga dengan mencatat 70% kolom kiri untuk mencatat ilmu, dan 30% kolom kanan untuk mencatat respon apa pun yang spontan muncul. Mulai dari kesan, tambahan catatan penting, keterkaitan dengan materi lainnya, hingga rencana yang akan kita lakukan.

Kita juga bisa mencatat dengan metode Mindmapping yang memadukan kekuatan otak kiri dan otak kanan secara bersamaan.

5. Bertanya: Memulai Proses Kreatif

Bertanya adalah tanda kecerdasan. Bertanya tidak hanya mengasah pemahaman tetapi juga memicu divergent thinking, yaitu kemampuan berpikir kreatif. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendorong para sahabat untuk bertanya agar mereka memahami dengan lebih baik.

Contoh Best Practice: Albert Einstein terkenal dengan pertanyaan-pertanyaannya yang mendalam. Salah satu pertanyaan besarnya, "Bagaimana jika saya mengejar cahaya?" melahirkan teori relativitas.

6. Diskusi: Memperhalus Pemahaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun