Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Revolusi Kepemimpinan, Cara Kolaborasi yang Mengubah Pengaruh Jadi Inspirasi dan Meningkatkan Produktivitas

28 November 2024   09:31 Diperbarui: 28 November 2024   09:31 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolaborasi mengubah pengaruh menjadi inspirasi, dan inspirasi menjadi keberhasilan bersama.|Image: Ilustrator AFM

4. Komunikasi yang transparan.
Kepemimpinan kolaboratif menuntut komunikasi dua arah yang terbuka dan jujur. Tim yang memahami tujuan besar organisasi cenderung lebih termotivasi untuk berkontribusi.

Langkah Praktis untuk Menerapkan Collaborative Leadership

1. Bangun kepercayaan dengan psychological safety
Pastikan setiap anggota tim merasa aman untuk menyuarakan ide dan pendapatnya tanpa takut dihakimi. Ini bisa dimulai dengan memberikan apresiasi pada setiap kontribusi, sekecil apa pun.

2. Gunakan teknologi kolaborasi secara strategis
Manfaatkan alat seperti Slack, Asana, atau Miro untuk memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi lintas tim. Namun, pastikan teknologi tersebut mendukung interaksi manusia, bukan menggantikannya.

3. Libatkan tim dalam proses pengambilan keputusan
Dorong partisipasi aktif dengan meminta masukan dari tim sebelum membuat keputusan besar. Ini tidak hanya meningkatkan rasa kepemilikan tetapi juga menghasilkan solusi yang lebih kaya perspektif.

4. Jadilah teladan dalam kerendahan hati.
Pemimpin kolaboratif tidak takut mengakui kesalahan dan terbuka untuk belajar dari anggota timnya. Kerendahan hati adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang autentik.

Transformasi di Masa Depan: Mengintegrasikan Teknologi dan Manusia

Collaborative Leadership akan semakin relevan di masa depan, terutama dengan berkembangnya AI dan teknologi digital. Namun, teknologi hanya akan efektif jika didukung oleh pemimpin yang mampu mengelola dinamika manusia secara efektif.

Sebagaimana yang dikatakan Simon Sinek:
"Leadership is not about being in charge. It is about taking care of those in your charge."

Kepemimpinan kolaboratif adalah tentang menciptakan dampak yang lebih besar melalui kolaborasi yang bermakna. Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas, Anda tidak hanya akan menjadi pemimpin yang sukses, tetapi juga pemimpin yang mampu meninggalkan warisan inspiratif bagi generasi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun