Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Revolusi Kepemimpinan, Cara Kolaborasi yang Mengubah Pengaruh Jadi Inspirasi dan Meningkatkan Produktivitas

28 November 2024   09:31 Diperbarui: 28 November 2024   09:31 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolaborasi mengubah pengaruh menjadi inspirasi, dan inspirasi menjadi keberhasilan bersama.|Image: Ilustrator AFM

Pengaruh inspiratif lahir dari kemampuan pemimpin untuk menciptakan visi bersama yang bermakna, relevan, dan memberdayakan setiap individu dalam tim. Collaborative Leadership tidak hanya berbicara tentang teamwork, tetapi juga bagaimana pemimpin mampu mengintegrasikan nilai-nilai organisasi dengan aspirasi personal anggota timnya.

Contoh Best Practice: Microsoft di Bawah Satya Nadella

Ketika Satya Nadella mengambil alih kepemimpinan Microsoft pada 2014, perusahaan tersebut mengalami stagnasi inovasi. Nadella mengadopsi pendekatan kolaboratif dengan fokus pada:

* Budaya pembelajaran berkelanjutan. Mengubah pola pikir dari “know-it-all” menjadi “learn-it-all.”

* Empati sebagai pilar utama. Mendengarkan suara karyawan di semua tingkatan organisasi.

* Inklusivitas dalam pengambilan keputusan. Mengintegrasikan berbagai perspektif untuk menciptakan solusi terbaik.

Hasilnya, Microsoft tidak hanya berhasil meningkatkan nilai pasarnya dari $300 miliar menjadi lebih dari $2,5 triliun, tetapi juga menjadi salah satu tempat kerja paling inovatif di dunia.

Prinsip Utama Collaborative Leadership

Untuk menjadi pemimpin kolaboratif yang efektif, beberapa prinsip berikut perlu diinternalisasi:

1. Empati sebagai landasan.
Pemimpin kolaboratif memahami kebutuhan dan motivasi setiap anggota timnya. Sebuah studi oleh Center for Creative Leadership menunjukkan bahwa pemimpin yang empatik cenderung lebih efektif dalam membangun hubungan dan meningkatkan kinerja tim.

2. Keberanian untuk delegasi.
Collaborative Leadership membutuhkan keberanian untuk melepaskan kontrol dan memberikan kepercayaan kepada tim. Ini menciptakan rasa tanggung jawab bersama dan meningkatkan keterlibatan.

3. Fokus pada inovasi kolektif.
Dengan memanfaatkan teknologi seperti AI, pemimpin dapat mendorong inovasi berbasis data yang melibatkan seluruh tim. Contohnya adalah penggunaan AI dalam simulasi pengambilan keputusan di Unilever, yang meningkatkan efisiensi dan akurasi strategi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun