Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Managing Innovation, Strategi Memimpin Tim dengan Kreativitas dan Pemikiran Inovatif

27 November 2024   08:47 Diperbarui: 27 November 2024   08:54 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreativitas tim dimulai dari keberanian pemimpin untuk memimpin dengan inovasi.|Ilustrator AFM

"Inovasi bukan hanya soal menghasilkan ide, tetapi menciptakan ekosistem yang memungkinkan setiap individu berani berpikir, mencoba, dan bertransformasi."

Pernahkah Anda bertanya, mengapa sebagian perusahaan mampu melahirkan inovasi yang mendunia, sementara yang lain justru tertinggal di tengah kompetisi? Apa yang membedakan Google, Tesla, atau Amazon dari para pesaingnya? Jawabannya terletak pada satu hal: kemampuan mereka menciptakan ekosistem inovasi.

Terkait itu, maka dalam lanskap bisnis modern yang penuh tantangan, kemampuan untuk memimpin inovasi menjadi pembeda utama antara perusahaan yang berkembang pesat dan yang hanya bertahan hidup. Sebuah laporan McKinsey mengungkapkan bahwa 84% eksekutif percaya inovasi adalah kunci pertumbuhan, namun hanya 6% yang merasa puas dengan hasil inovasi mereka.

Tidaklah heran, di era disrupsi ini, inovasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Namun, inovasi tidak terjadi begitu saja. Ia lahir dari keberanian berpikir berbeda, kolaborasi yang dinamis, dan kepemimpinan yang mampu mengubah ide-ide liar menjadi kenyataan. Inilah seni memimpin inovasi---bukan sekadar memotivasi tim, tetapi membangun fondasi yang memungkinkan kreativitas berkembang tanpa batas.

Namun, pertanyaannya adalah: bagaimana menciptakan lingkungan yang mendorong anggota tim Anda berani berbicara, mencoba, dan bahkan gagal, demi menemukan solusi baru? Lantas, bagaimana cara seorang pemimpin menciptakan ekosistem yang tidak hanya mendorong kreativitas, tetapi juga menghasilkan inovasi yang berdampak?

Artikel ini akan membahas strategi praktis berdasarkan penelitian ilmiah, studi kasus perusahaan terkemuka, dan pengalaman langsung dari dunia profesional. Selain itu, artikel ini dirancang untuk menginspirasi pemimpin modern dalam membangun organisasi yang inovatif dan berdampak. Mari kita mulai dari dasar yang paling penting: Membangun Budaya Psikologis yang Aman.

1. Membangun Budaya Psikologis yang Aman

novasi memerlukan keberanian untuk mengambil risiko dan berbicara tanpa takut dihakimi. Penelitian Amy Edmondson dari Harvard Business School menyebutkan bahwa psychological safety adalah kunci bagi tim untuk mengemukakan ide-ide segar.

Strategi Praktis:
* Ciptakan ruang diskusi yang mendorong dialog terbuka dan konstruktif.
* Hargai setiap ide, tanpa menghakimi, untuk memupuk rasa percaya diri anggota tim.

Langkah-langkah menciptakan psychological safety berturut-turut: Dorong komunikasi terbuka, hadapi konflik secara konstruktif, jadilah teladan, dorong budaya feedback konstruktif, dukung pengambilan risiko, dan terakhir bangun kepercayaan dan kebersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun