Tertawa sambil menatap lantai dan geleng-gelenh, seorang dosen senior ikut bergurau. "Bisa jadi mereka nggak hanya jual disertasi. Siapa tahu ada paket promo gelar doktor plus akses jurnal internasional discontinued."
Sore itu, kantin penuh tawa dan canda. Namun, seorang dosen lain, dengan wajah serius, tiba-tiba angkat bicara. "Pendidikan itu pilar bangsa. Kalau gelar akademik diobral seperti ini, kita bukan hanya merusak pilar itu. Kita mungkin sedang menjual pilarnya di pasar loak."
Hening sesaat. Tak sangka, "dosen killer" itu sampe bilang loak segala. Tapi, itu hanya sebentar, karena semua mahasiswa di sekeliling dosen serius itu kembali tertawa. "Pak, pasar loaknya di mana? Atau, jangan-jangan udah buka cabang di aplikasi Huhuhaha?"
---
Cerita ini memang cerita humor, tapi juga reflektif. Karena di balik gelak tawa, ada pesan penting tentang menjaga integritas akademik dan masa depan dunia pendidikan kita. Kalau pendidikan adalah cahaya, maka tugas kita adalah memastikan lilin itu asli, dan tak mudah padam!
Sekali lagi, cerita ini memang jenaka, tapi terselip pesan reflektif: pendidikan tinggi semestinya menjadi mercusuar intelektualitas, bukan panggung dagelan. Kalau disertasi adalah perjalanan intelektual, mari pastikan kita berjalan kaki, bukan naik ojek berjoki!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H