"Gelar akademik itu seperti puncak gunung: harus didaki dengan serius, fokus dan keringat. Bukan dibeli seperti tiket kereta ekspres. Mari jaga martabat ilmu!"
Di sebuah negeri yang katanya menjunjung tinggi pendidikan, ada kampus ternama dengan reputasi mentereng. Namun siapa sangka, di balik gemerlapnya toga cum laude, tersimpan kisah yang lebih menghibur daripada komedi situasi di televisi.
"Mas," ujar seorang mahasiswa di kantin kampus, "tahu nggak? Gelar akademik sekarang udah kayak promo diskon di marketplace."
"Kenapa emang?" tanya temannya sambil menyeruput kopi.
"Beli paket disertasi gratis publikasi jurnal predator. Tinggal pilih, mau yang discontinued atau yang nggak relevan sama tema?"
Temannya tergelak. "Kalau mau cepat, ada jasa fast track! Skripsi kelar dalam seminggu, disertasi dalam setahun, dan langsung jadi doktor dalam waktu kurang dari dua tahun. Serius, kampus kita ini kampiun di bidang akselerasi akademik!"
Sementara itu, di aula kampus, seorang pejabat terkenal baru saja menyandang gelar doktor. Ia berdiri tegap di podium, berpidato penuh percaya diri. "Pendidikan itu ibarat lilin yang menerangi gelapnya kehidupan!" katanya penuh semangat.
Mahasiswa yang mendengar langsung berbisik. "Lilinnya asli, apa lilin elektrik? Jangan-jangan cuma nyala kalau baterainya diisi sama joki."
Pidato makin berapi-api ketika sang doktor baru mulai membahas disertasinya. "Disertasi saya ini hasil penelitian mendalam tentang reaksi berantai nikel. Saya bahkan menerbitkannya di jurnal internasional!" Tepuk tangan pun bergemuruh, tapi ada yang berbisik di belakang.
"Internasional? Itu kan jurnal predator yang discontinued."
"Eh, tenang. Status discontinued cuma bikin jurnalnya nggak relevan. Disertasinya juga nggak."
Di ruang sebelah, seorang mahasiswa mengobrol dengan dosennya sambil menatap layar laptop. "Pak, apa hubungannya penghiliran nikel sama Ngebuts Studies?"
Dosen itu menghela napas panjang. "Entahlah, mungkin ada hubungan mistis yang hanya dimengerti oleh penulis dan penerbit jurnalnya."
Lalu, seorang mahasiswa lain menimpali. "Bisa jadi! Jangan-jangan nikel itu simbol perjuangan budaya Ngebuts?"
Yang lain menambahkan, "Atau mereka sedang bikin proyek tambang di Ngebutsnesia? Mungkin ini disertasi visioner!"
Namun, puncak kehebohan terjadi saat salah satu mahasiswa iseng bertanya kepada pejabat itu, "Pak, kalau disertasi itu seperti gunung, Bapak pilih rute mana untuk sampai ke puncak?"
Sang doktor menjawab dengan bangga, "Oh, saya naik private-jet akademik. Cepat, efisien, dan minim tenaga!"
Kisah ini menjadi buah bibir di kampus. Lalu merebak ke kalangan akademisi di seluruh pelosok negeri. Mahasiswa saling menggoda. "Kalau skripsi kita dicek di Turnitin, disertasi pejabat cukup dicek di marketplace. Bedanya cuma ongkir."
"Marketplace apa?" sahut yang lain. "Lahannyala Official Store?"