Di Barat, konsep pengembangan diri sering kali terlalu pragmatis, mengabaikan dimensi spiritual yang memberikan makna lebih dalam. Sebaliknya, di Timur, seperti dalam ajaran Jepang tentang Ikigai, spiritualitas menjadi bagian inti dalam memahami potensi diri.
Lalu, solusi apa yang bisa kita lakukan? Temukan "Big Why" Anda dengan menanyakan pertanyaan mendalam seperti, "Apa dampak jangka panjang dari usaha saya pada dunia ini?" Bisa juga kita bertanya, "Kalau saya meninggal besok, saya ingin dikenang sebagai apa?". Gunakan refleksi ini untuk menyelaraskan potensi Anda dengan tujuan hidup yang lebih besar.
6. Kurangnya Konsistensi: Kesalahan Kecil yang Menumpuk Besar
Konsistensi adalah tantangan global. Sebuah survei dari Forbes menunjukkan bahwa hanya 8% orang berhasil mencapai resolusi tahun baru mereka.
Salah satu soluso terbaik untuk mengatasi inkonsistensi, adalah dengan menerapkan pendekatan sederhana seperti metode Kaizen. Konsep praktis yang berasal dari Jepang ini adalah dengan melakukan perbaikan kecil secara konsisten setiap hari. Mulailah dengan membuat jadwal harian dan sistem penghargaan kecil untuk memotivasi diri.
Buku Atomic Habits karya James Clear, bisa kita gunakan agar kita punya kebiasaan baik, disiplin, dan konsisten.
7. Terjebak dalam Zona Nyaman
Fenomena ini sering kali terjadi di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju di mana stabilitas ekonomi dan kenyamanan finansial membuat individu enggan mengambil risiko.
Solusi yang paling populer 18 tahun terakhir ini adalah dengan menerapkan prinsip growth mindset yang diperkenalkan oleh psikolog Carol S. Dweck. Tantang diri Anda untuk mencoba hal baru, seperti mempelajari bahasa asing atau mengikuti kursus daring dari platform seperti Coursera.
8. Kurang Mengintegrasikan Ilmu dan Praktik
Pengetahuan tanpa tindakan adalah kesia-siaan. Sebagai contoh, banyak profesional di Timur Tengah yang mengikuti pelatihan pengembangan diri namun gagal menerapkannya di tempat kerja karena tidak memiliki strategi implementasi yang jelas.