Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wahai Penulis, Menulislah dengan Niat, Bukan Sekadar Kata-Kata!

10 November 2024   15:26 Diperbarui: 10 November 2024   15:27 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis bukan sekadar kata-kata, tetapi tentang niat yang jujur.|Foto: AFM

Sebuah studi dari Journal of Experimental Social Psychology menemukan bahwa pembaca lebih menghargai tulisan yang lugas dan mudah dimengerti ketimbang karya yang terkesan ingin "mengajari". Kesombongan yang terselip dalam tulisan bisa menciptakan jarak emosional dengan pembaca, dan pada akhirnya, tulisan kehilangan dampak inspirasionalnya.

3. Menyebarkan "Kenyamanan dalam Kesesatan" yang Menenangkan Namun Menjerumuskan

Dalam psikologi komunikasi, dikenal istilah confirmation bias - kecenderungan untuk mencari atau menguatkan keyakinan yang sudah kita miliki. Penulis yang terjebak dalam bias ini cenderung menulis untuk menenangkan audiensnya, bahkan jika itu berarti menyampaikan informasi yang keliru atau kurang akurat. Misalnya, dalam isu kesehatan atau sosial, seringkali penulis memilih pendekatan yang menenangkan agar tidak kontroversial, meskipun sebenarnya kenyataannya berbeda.

Data dari Center for Countering Digital Hate menunjukkan bahwa berita yang mengonfirmasi kepercayaan audiens memiliki engagement lebih tinggi, meskipun akurasinya dipertanyakan. Penulis sejati seharusnya mampu menegakkan kebenaran di atas kenyamanan sesaat.

4. Mendukung Pemimpin atau Tokoh yang Tidak Bersih

Penulis seringkali tergoda untuk memihak tokoh politik atau pemimpin yang bisa meningkatkan popularitas atau koneksi sosial mereka. Namun, ketika penulisan dilakukan demi kepentingan kelompok tertentu atau pesanan, dan melanggar nurani penulis, tulisan tersebut berubah menjadi alat propaganda, bukan karya yang jujur dan beretika.

Banyak jurnalis yang terbukti melanggar prinsip ini, salah satunya kasus yang terjadi pada Jayson Blair, seorang wartawan yang terbukti memalsukan informasi demi karirnya. Seorang penulis perlu bertanya pada diri sendiri, apakah tokoh yang didukung ini pantas mendapatkan pembelaan? Apakah tulisan ini mencerminkan hati nurani?

5. Menulis dengan Motif Egoistik untuk "Pamer"

Seringkali, tanpa disadari, ada dorongan untuk menulis demi memperlihatkan "siapa saya." Ini mungkin berasal dari keinginan untuk terlihat kompeten atau mengesankan pembaca, tetapi tulisan yang didasari oleh egoisme cenderung terasa kering dan kurang menggugah.

Penelitian dari Harvard Business Review menyatakan bahwa tulisan yang berfokus pada pembaca dan memberikan manfaat langsung lebih disukai daripada tulisan yang sekadar mencerminkan ego penulis. Penulis bijak adalah mereka yang menulis dengan keinginan untuk melayani, bukan untuk dipuja.

6. Mengaburkan Fakta demi Mendukung Persepsi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun