Peduli terhadap sesama muslim adalah bagian dari kebahagiaan yang tertanam dalam hati seorang mukmin. Sikap ini mencakup empati, doa, dan bahkan bantuan yang bisa diberikan. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa tidak peduli terhadap urusan kaum Muslimin, maka ia bukanlah bagian dari mereka."
Saat kita peduli pada sesama, ada perasaan tersendiri yang membahagiakan, karena kita merasa terhubung dan berperan dalam kehidupan mereka. Secara psikologis, kepedulian ini memperkuat ikatan sosial, meminimalisasi stres, serta meningkatkan ketenangan hati yang memberikan kebahagiaan abadi.
7. Menjaga Waktu
Menjaga waktu adalah tanda dari kedisiplinan dan tanggung jawab. Dalam Islam, waktu adalah amanah, dan membuang-buangnya adalah bentuk ketidaksyukuran. Hamba yang bahagia memanfaatkan waktunya untuk hal-hal produktif, yang mendekatkan dirinya kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Secara psikologi, penggunaan waktu yang efektif berkontribusi pada well-being karena menciptakan rasa kontrol diri dan mengurangi perasaan cemas. Dengan menjaga waktu, kita menyelaraskan hidup kita dengan nilai-nilai yang lebih besar, membuat kita lebih tenang dan bahagia.
Kesimpulan: Bahagia dengan Kedekatan kepada Allah dan Kebaikan kepada Sesama
Sebagai hamba Allah, kebahagiaan tidak hanya soal diri sendiri, melainkan soal bagaimana kita menjadi individu yang lebih baik, mendekatkan diri kepada Allah, dan memberi manfaat bagi orang lain. Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang dicari semata, melainkan hasil dari hidup yang penuh makna, keteraturan, dan kepedulian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H