Mengikuti sunnah Rasulullah SAW bukan sekadar pilihan, melainkan jalan kebahagiaan yang nyata. Kehidupan Nabi Muhammad adalah contoh sempurna bagi kita, dari cara beribadah hingga bersosialisasi. Ketika kita meneladani beliau, kita mendapatkan "blueprint" kebahagiaan, yang membentuk akhlak, kesabaran, serta kemampuan mengendalikan emosi dalam menghadapi berbagai situasi hidup.
Dari sudut pandang psikologi, mengikuti suatu role model memberikan arahan dan stabilitas mental yang kuat. Dengan demikian, kebahagiaan seorang hamba dapat tumbuh dari ketundukan yang tulus terhadap tuntunan Rasulullah SAW.
3. Bergaul dengan Orang-Orang Shalih
"Teman-teman seiman adalah cerminan diri," ungkapan ini mengingatkan bahwa siapa yang kita jadikan sahabat memengaruhi kualitas hidup dan kebahagiaan kita. Bergaul dengan orang-orang yang baik, yang selalu mengingatkan kita pada kebaikan dan ketaatan, adalah bagian dari kebahagiaan. Orang-orang shalih membawa ketenangan dan inspirasi dalam hidup kita.
Menurut psikologi positif, lingkungan yang sehat memberikan dukungan sosial yang kuat, memperkuat rasa percaya diri, serta meningkatkan 'hormones of happiness' seperti oksitosin. Bersama orang shalih, seorang hamba merasa didukung dan dikuatkan dalam jalan kebenaran.
4. Berakhlak Mulia kepada Saudara-Saudara Seiman
Akhlak yang baik kepada sesama merupakan cerminan hati yang bersih. Seseorang yang bahagia tidak hanya merasakan kebahagiaan bagi dirinya, tetapi juga ingin membagikannya kepada orang lain. Dia selalu menghargai, memahami, dan memaafkan orang lain. Dalam Islam, akhlak mulia adalah salah satu pilar kebahagiaan, karena memudahkan hubungan sosial dan menghindari konflik.
Dari perspektif psikologi, kebaikan kepada orang lain mengaktifkan "helper's high" yang menghasilkan endorfin, hormon bahagia, membuat perasaan kita lebih positif dan jiwa terasa ringan.
5. Mencurahkan Kebaikan kepada Hamba-Hamba Allah
Salah satu tanda kebahagiaan adalah hasrat untuk berbagi kebaikan kepada orang lain, baik berupa harta, ilmu, atau tenaga. Dengan berbagi, kita merasakan makna hidup yang lebih besar. Sebagaimana dijelaskan dalam penelitian psikologi positif, berbuat baik kepada orang lain adalah salah satu cara tercepat untuk merasa bahagia. Berbagi kebaikan meningkatkan kepuasan hidup dan memberi rasa kebermaknaan, memperkuat kebahagiaan kita sebagai hamba Allah.
6. Peduli terhadap Keadaan Kaum Muslimin