2. Memberikan Fleksibilitas dalam Proses Kerja
Fleksibilitas memungkinkan organisasi untuk merespons perubahan secara cepat tanpa melalui prosedur yang panjang dan kaku. General Manager dapat memperkenalkan otonomi dalam proses kerja, di mana tim dapat menentukan metode terbaik yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka asalkan sejalan dengan visi perusahaan.Â
Amazon, misalnya, mendorong fleksibilitas dengan struktur organisasi yang mengutamakan kecepatan dan kemampuan setiap tim untuk beradaptasi dalam memenuhi permintaan pasar. Langkah ini membantu perusahaan bergerak cepat dan efektif dalam setiap proses kerja.
Unilever adalah salah satu contoh lain sebagai perusahaan yang sangat memperhatikan fleksibilitas kerja. Mereka telah menerapkan konsep "Anda Bekerja" yang menawarkan keseimbangan antara keamanan pekerjaan dan fleksibilitas. Model kerja ini memberikan karyawan opsi untuk memilih jenis kontrak yang sesuai dengan kebutuhan mereka, baik itu full-time, part-time, atau kontrak proyek. Dengan demikian, Unilever mampu mempertahankan talenta terbaik dan meningkatkan produktivitas karyawan.
Alasan Unilever menjadi contoh yang baik:
 * Fleksibilitas yang tinggi: Karyawan diberikan kebebasan dalam mengatur waktu dan tempat kerja mereka.
 * Keseimbangan kerja-hidup: Model kerja ini memungkinkan karyawan untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional.
 * Peningkatan produktivitas: Dengan fleksibilitas yang diberikan, karyawan cenderung lebih produktif dan merasa lebih terlibat dalam pekerjaan.
 * Adaptasi terhadap perubahan: Model kerja ini memungkinkan perusahaan untuk lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis.
Contoh lain perusahaan yang menawarkan fleksibilitas:
 * Google: Terkenal dengan budaya kerjanya yang fleksibel, Google memberikan karyawan waktu untuk mengerjakan proyek-proyek pribadi yang inovatif.
 * Microsoft: Perusahaan ini juga telah menerapkan kebijakan kerja dari rumah yang fleksibel, terutama setelah pandemi COVID-19.
 * Salesforce: Perusahaan perangkat lunak ini memberikan karyawan opsi untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja.
Dengan memberikan fleksibilitas dalam proses kerja, perusahaan-perusahaan ini tidak hanya mampu menarik dan mempertahankan talenta terbaik, tetapi juga meningkatkan produktivitas, inovasi, dan kepuasan karyawan.
3. Membangun Keterampilan Adaptif di Setiap Individu
Membangun budaya adaptif bukan hanya tanggung jawab tim manajemen, tetapi melibatkan semua karyawan. Memberikan pelatihan keterampilan adaptif, seperti manajemen perubahan, pemecahan masalah, dan kolaborasi lintas tim, adalah langkah penting. Dengan mengembangkan keterampilan ini, setiap individu dapat menjadi agen perubahan dan siap menghadapi tantangan baru.
Perusahaan teknologi seperti Microsoft sukses dalam menerapkan pendekatan ini melalui program pelatihan yang berfokus pada adaptabilitas dan inovasi, yang telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan mendorong semangat berinovasi di antara karyawan.
Perusahaan yang berhasil membangun keterampilan adaptif pada karyawannya akan lebih siap menghadapi tantangan bisnis yang dinamis.