Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jakarta: Tantangan Besar, Tekad Lebih Besar

5 Oktober 2024   21:31 Diperbarui: 5 Oktober 2024   21:42 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Jakarta, Tertekan atau Tertantang? Bukankah masalah itu berkah, dan tantangan itu kesempatan?|Foto:KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Tantangan hidup bukan untuk melemahkan, tetapi untuk menguatkan. Masalah adalah berkah bagi yang berani menghadapi dengan tekad dan keyakinan kepada Allah."

Jakarta, ibukota Indonesia, sebuah kota yang memiliki pesona sekaligus tantangan luar biasa. Setiap tahun, ribuan orang datang ke Jakarta dengan harapan mengejar mimpi, mencapai kesuksesan, atau sekadar mencari peruntungan. Namun, tak semua yang datang bisa bertahan di dalam hiruk-pikuknya. Jakarta bukan sekadar tempat tinggal, tapi sebuah medan tempur mental dan fisik, tempat di mana hanya yang tangguh dan tegar yang mampu bertahan.

Siapa Suruh Datang Jakarta?

Seperti dalam sebuah lagu legendaris, "Siapa suruh datang Jakarta", ada makna mendalam di balik ungkapan tersebut. Kota ini memang bukan untuk mereka yang lemah jiwa, cepat menyerah, atau kalah sebelum berperang. Jika Anda adalah tipe yang mudah "baper" (terbawa perasaan), cengeng, dan bermental lemah, mungkin Jakarta bukan tempat yang tepat bagi Anda. Sebab, di kota ini, kompetisi, tekanan, dan masalah hadir sebagai bagian dari paket lengkap hidup di kota dunia.

Menjawab Tantangan atau Tenggelam dalam Tekanan?

Pilihan ketika menghadapi masalah di Jakarta hanya dua: tertekan atau tertantang. Dan, pilihan ini bukan sekadar soal teknis menghadapi permasalahan, tetapi juga tentang bagaimana mentalitas kita dalam menyikapi kehidupan.

Ketika kita tertekan, misalnya karena ambisi yang tak terkendali, kita akan mudah jatuh dalam perangkap perasaan galau dan gamang. Hal ini sering kali terjadi karena ketidakseimbangan antara AKU - Ambisi, Kemampuan, dan Usaha. Ketika ketiganya tidak sejalan, hasilnya adalah kegelisahan yang merusak mental dan kewarasan logika.

Bagi mereka yang salah memilih jalur, Jakarta bisa menjadi kota yang penuh sesak, penuh dengan rasa sesat, dan akhirnya mereka "selesai" sebelum memulai. Tetapi, bagi mereka yang memilih untuk tertantang, Jakarta menawarkan peluang yang tak terhingga.

"Saya Sungguh Tertantang"

Kunci untuk bertahan di Jakarta adalah mindset, cara pandang kita terhadap tantangan yang dihadapi. Ketika masalah datang, ucapkan dengan tegas, "Saya sungguh tertantang!" Ini bukan sekadar ungkapan, tetapi sebuah komitmen bahwa Anda memiliki tekad yang jauh lebih besar daripada masalah yang dihadapi. Tidak ada masalah yang tak bisa diselesaikan, selama kita melibatkan Allah dalam setiap langkah. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.

Mental yang kuat adalah yang selalu melihat masalah sebagai tantangan, bukan hambatan. Sesulit apapun situasi yang dihadapi, selalu ada solusi. Bukan berarti semua akan mudah, tetapi sulit bukan berarti tidak mungkin. Dengan tekad yang kuat dan keyakinan kepada Allah yang Maha Besar, kita mampu mengatasi apa pun yang ada di hadapan kita.

Masalah adalah Berkah

Sering kali kita menganggap masalah sebagai sesuatu yang negatif. Padahal, dalam perspektif yang lebih luas, masalah adalah berkah. Mengapa? Karena masalah memaksa kita untuk berpikir, untuk bergerak, dan untuk berkembang. Tanpa masalah, kita akan stagnan, tidak tumbuh, dan tidak akan pernah mencapai potensi penuh yang kita miliki.

Ingatlah kisah Nabi Ibrahim ketika dia dilemparkan ke dalam api. Apakah beliau tahu bahwa api itu akan menjadi dingin? Tentu tidak. Namun, keyakinannya kepada Allah yang membuatnya selamat. Begitu juga dengan Nabi Musa di tepi Laut Merah. Apakah beliau tahu laut akan terbelah? Tidak. Tetapi dengan iman dan doa, mukjizat terjadi.

Di tengah kesulitan, selalu ada jalan keluar. Allah telah berjanji bahwa setiap kesulitan akan diiringi kemudahan. Sebagai orang yang hidup di Jakarta, atau bahkan di mana pun, kita harus selalu melibatkan Allah dalam setiap urusan. Ketika kita menghadapi tantangan, bukan hanya sekadar menyelesaikannya dengan kemampuan sendiri, tetapi juga dengan doa dan keyakinan bahwa Allah bersama kita.

Kesimpulan: Selalu Tertantang, Selalu Tumbuh

Jakarta adalah simbol dari kehidupan itu sendiri. Hidup adalah tentang bagaimana kita menghadapi tantangan, bagaimana kita bangkit setelah jatuh, dan bagaimana kita terus bergerak maju meski segala sesuatunya terasa berat. Seperti kota Jakarta yang terus berkembang dan bergerak, demikian pula kita sebagai manusia harus terus tumbuh dan belajar.

Jadi, siapa suruh datang ke Jakarta? Hanya mereka yang siap bertarung, siap untuk tertantang, dan siap untuk terus berkembang yang pantas berada di sini. Dan bagi mereka yang selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah, tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi.

Allahu Akbar. Allah Maha Besar. Masalah adalah berkah. Tantangan adalah kesempatan.

Tebet Jakarta, 5 Oktober 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun