2. Mindset: Penentu Cara Kita Menjalani Proses
Setelah niat yang baik terbentuk, mindset berperan untuk mengarahkan bagaimana kita menjalani prosesnya. Mindset membantu kita menghadapi tantangan, menjaga ketekunan, dan bertindak dengan cara yang efektif. Dengan mindset yang baik, kita akan memiliki optimisme, ketahanan, dan tekad yang kuat dalam mewujudkan niat tersebut.
Misalnya, jika seseorang memiliki niat untuk membantu orang lain, mindset yang positif akan membantunya mencari cara terbaik untuk melakukannya, mengatasi hambatan, dan tetap konsisten dalam usahanya.
3. Mana yang Didahulukan?
Secara praktis, niat baik seharusnya menjadi yang pertama karena ia menentukan arah dan tujuan dari setiap tindakan. Setelah itu, mindset berperan sebagai pendukung untuk mewujudkan niat tersebut dengan sikap yang benar. Niat adalah fondasi, sedangkan mindset adalah alat yang kita gunakan untuk menjalankan niat itu dengan cara yang efektif.
Jadi, kita perlu memulai dengan niat baik terlebih dahulu, lalu memperkuatnya dengan mindset yang positif agar niat tersebut bisa terwujud dengan cara yang maksimal dan berdampak positif.
Jangan Lupa Niat Baik dan Luruskan Terlebih Dahulu Niat Baiknya
Jika segala sesuatu hanya berfokus pada "yang penting mindset" namun melupakan niat baik atau tidak meluruskan niat terlebih dahulu, konsekuensinya bisa sangat signifikan. Baik dari segi spiritual maupun dalam hasil yang dicapai. Berikut beberapa hal yang mungkin terjadi:
1. Kehilangan Tujuan Hakiki
Mindset yang kuat tanpa niat baik bisa membawa seseorang kepada pencapaian, namun tujuan yang dicapai bisa saja tidak bermakna secara spiritual. Misalnya, seseorang memiliki mindset positif untuk sukses dalam karier atau bisnis, namun tanpa niat yang baik, kesuksesan itu bisa saja dipenuhi dengan motif egois, materialistik, atau untuk kepentingan pribadi yang sempit. Kesuksesan yang diraih bisa kehilangan nilai di mata Allah, karena niatnya bukan untuk mencari keridhaan-Nya.
2. Rentan terhadap Penyimpangan Moral