"Kejelasan peran dalam organisasi bukan hanya soal pembagian tugas, tetapi tentang menjaga keseimbangan antara strategi dan eksekusi yang tepat. Di situlah kesuksesan lahir."
Kang Ryan Martian, penulis The 5.0 Leader, pernah menyampaikan sebuah cerita menarik dalam sebuah grup whatsapp. Katanya, "Saya perhatikan, di beberapa bisnis temen dan klien  yang menjalankan bisnis dengan menggunakan platform digital, seperti meta ads, google ads, maupun marketplace, tugas memonitor penjualan dan lead dibebankan kepada HRD".
Tak terbayang, bila tugas memonitor dan lead itu juga berlaku bagi platform digital yang sekarang kian banyak dan bertambah. Seperti Amazon ads, Bing ads, Facebook ads, Influencer marketing, Instagram ads, Linkedin ads, Pinterest ads, Tiktok ads, Twitter ads, hingg Youtube ads. Dengan memanfaatkan berbagai platform ini, owner dan pelaku bisnis berharap dapat mengoptimalkan kampanye iklan digital mereka, dan menjangkau audiens yang lebih beragam serta relevan. Akibatnya, bisa ditebak. Oh, betapa repotnya tugas dan beban HRD nanti.
Ya, namun faktanya Kang Ryan menemukan pola yang sama. Yaitu, ada satu kesamaan yang muncul dari berbagai pengalaman mereka: tugas memonitor penjualan dan lead justru dibebankan kepada Human Resource Development (HRD). Unik, bukan?
Fenomena ini terutama terlihat pada bisnis yang sangat bergantung pada platform digital, dan kalangan "imers" -- mereka yang sudah terjun ke dunia digital dengan sangat mendalam. Tapi pertanyaannya, mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang mendasari praktik seperti ini? Dan lebih penting lagi, apakah ini cara yang benar untuk mengelola sumber daya dalam perusahaan? Menurut saya, ada kesalahpahaman mendasar di sini yang perlu diluruskan. Mari kita bahas lebih dalam.
Memahami Peran dan Fungsi HRD
Secara tradisional, HRD memiliki peran yang sangat spesifik dalam perusahaan. Fungsi utama HRD adalah memastikan bahwa sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien. Ini dilakukan melalui beberapa cara, termasuk:
1. Rekrutmen: Memastikan bahwa SDM yang masuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Pelatihan dan Pengembangan: Membina karyawan melalui program pelatihan untuk meningkatkan performa mereka.
3. Penilaian Kinerja: Memantau dan mengevaluasi kinerja karyawan untuk memastikan mereka mencapai target.
4. Pengelolaan Karir dan Kompensasi: Mempertahankan karyawan dengan memberikan jalur karir yang jelas serta sistem kompensasi dan reward yang adil.
Peran HRD berfokus pada aspek manusia, bukan pekerjaan atau penjualan. Tugas utamanya adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan bisnis dengan kesejahteraan SDM, memastikan bahwa karyawan tidak hanya kompeten, tetapi juga termotivasi dan tetap berada dalam performa terbaik mereka. Maka, bila HRD diminta untuk memonitor penjualan dan lead, ada ketidakselarasan antara tugas yang diemban dan peran yang sebenarnya.
Empat Fungsi Utama Manajer: Pilar Operasional dalam Bisnis
Dalam setiap organisasi, manajer memiliki peran kunci dalam menjalankan fungsi operasional. Ada empat fungsi utama manajer yang sudah sangat umum dikenal, yaitu:
1. Perencanaan (Planning): Menyusun strategi dan rencana kerja untuk mencapai tujuan bisnis.
2. Pengorganisasian (Organizing): Mengelola sumber daya, termasuk SDM, untuk menjalankan rencana yang telah disusun.
3. Pelaksanaan (Actuating): Mengarahkan dan memotivasi tim untuk menjalankan pekerjaan sesuai dengan rencana.
4. Pengendalian (Controlling): Memantau hasil dan proses kerja untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai dengan target.