Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Jangan Bosan Data Bocor Terus, Tenang... Negara Masih Cari Antivirus Bagus!

24 September 2024   05:35 Diperbarui: 24 September 2024   07:55 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalau data saja terus bocor, mungkin sudah saatnya kita upgrade dari antivirus ke 'antihacker'!Foto: Unsplash/Towfiqu Barbhuiya

"Bocornya data adalah pengingat, bahwa meski teknologi makin canggih, tanpa integritas dan kerja keras, tak ada sistem yang benar-benar aman. Mari kita tak hanya mencari solusi, tapi juga memperbaiki diri agar tak sekadar menambal kebocoran, melainkan membangun keamanan yang utuh."

Di suatu negeri yang katanya "aman," penduduknya mulai kebingungan. Setiap kali mereka cek rekening bank, lihat status pajak, atau sekadar belanja online, muncul perasaan yang menggelitik: "Lho, kok dataku ada di sini?" Dan di sinilah kisah tragis ini bermula, sebuah komedi di mana keamanan data pribadi jadi lawakan yang tak habis-habisnya.

Filosofi Pintar yang Pahit

Di tengah gencarnya era digital, pemerintah berkata, "Jangan khawatir, privasi kalian aman di tangan kami!" Tapi kenyataannya? Privasi itu ibarat beras di lumbung yang pintunya dibuka lebar-lebar. Setiap kali bocor, kita cuma disuruh bersyukur, "Untung malingnya cuma ambil satu karung!" Ya, untung juga, kan? Kalau habis semua, kita makan apa?

Sebuah Kepercayaan yang Rapuh

Seperti tuan rumah yang lupa mengunci pintu saat undang tamu, data pribadi kita dipersembahkan ke dunia maya tanpa banyak formalitas. "Tenang saja," kata pemerintah, "Kita bangun kepercayaan publik!" Tapi entah bagaimana, kepercayaan itu seperti jembatan rapuh yang, alih-alih diperbaiki, malah dipasang tanda "Silakan Lewat dengan Risiko Sendiri."

Gelas Retak yang Menolak Diperbaiki

Pemerintah kita mungkin seperti gelas retak yang bocor terus-terusan. Setiap ada kebocoran data baru, bukannya ditambal, malah sibuk beli gelas baru. Kalau gelasnya bocor lagi? Ya, beli gelas lagi. Lama-lama kita berpikir, "Kenapa nggak sekalian minum langsung dari botol aja, Pak? Hemat waktu."

Titanic Bocor Sedikit

Tiap kali kebocoran data terjadi, ada yang bilang, "Oh, itu cuma sedikit! Cuma sebagian kecil data aja." Tapi tunggu, kita jadi mikir. Kalau Titanic bocor sedikit, kira-kira tetap tenggelam nggak? Kayaknya sama aja deh, entah bocor kecil atau besar, semua berakhir tragis, dan kita semua yang jadi penumpang kapal ini.

Kesalahan Jari atau Kesalahan Sistem?

Dan ini yang paling lucu, tiap kali ada kebocoran, kita disuruh introspeksi diri. Katanya, "Mungkin salah kalian sendiri. Coba, password jangan yang gampang ketebak!" Lho, jadi salah siapa kalau hacker lebih pintar dari sistem yang dibilang paling aman? Kayaknya jari kita nggak setajam itu buat ngalahin mereka.

Kebocoran Rutin, Kebingungan Rutin

Tiap kali data bocor, kita semua kaget. Tapi pertanyaannya, "Kenapa kita masih kaget setiap kali itu terjadi?" Mungkin karena kita berharap setiap kebocoran adalah yang terakhir, tapi kenyataannya selalu ada yang baru. Akhirnya, rasa kaget itu cuma jadi kebiasaan. Ya, mungkin kita harus terima bahwa data kita memang suka jalan-jalan sendiri.

Standing Ovation untuk Peretas?

Di negara lain, peretas itu buru-buru dimasukkan penjara. Tapi di sini, mereka seolah dapat standing ovation. Karena tanpa mereka, kita nggak bakal tahu betapa rapuhnya keamanan kita! Jadi ya, mungkin peretas itu sebenarnya pahlawan tanpa tanda jasa? Atau paling tidak, mereka berhasil bikin kita sadar akan kenyataan pahit.

Hacker, Bintang Iklan Perlindungan Data

Mirisnya, hacker-hacker di sini jadi selebriti dadakan. Bukannya ditangkap, mereka malah jadi trending topik. Siapa tahu, suatu hari nanti mereka muncul di iklan "perlindungan data," sambil berkata, "Lindungi datamu, sebelum aku yang bobol!" Sekali lagi, ironis tapi menghibur.

Data Pribadi ala Karpet Merah

Bayangkan kalau data pribadi kita diperlakukan seperti selebriti di karpet merah. Tampil ke publik, dijual dengan harga spesial, dan kita cuma bisa nonton sambil berkata, "Wah, itu dataku, keren juga ya bisa laku mahal!" Sayangnya, kita yang kehilangan, mereka yang untung.

Data: Milik Siapa, Sebenarnya?

Mungkin kita harus terima kenyataan bahwa data kita bukan lagi milik kita. Mereka sekarang jadi barang koleksi di bursa gelap, dijual dengan harga spesial, "Buy 1 Get 1 Free!" Kalau kebetulan data kamu yang dijual, anggap saja kamu lagi jadi bintang tamu di bursa dunia maya.

Di akhir kisah, kita tertawa, atau tersenyum pahit. Tapi, di dalam hati juga kita tersentuh. Negara udah gagal total melindungi data pribadi warganya. Sebuah kisah komedi tragis yang terus berulang tanpa tangis.

Ya, di negeri ini, betapa lekatnya humor dan tragedi berjalan kompak beriringan. Seperti tangis dan tawa yang akrab berdampingan. Data pribadi kita mungkin sudah tidak aman, tapi yang pasti, kemampuan kita untuk tertawa tentangnya masih tak terkalahkan. Karena dalam tawa, rasanya kita masih punya kewarasan. Semata, agar jiwa ini tak tertekan, dan bisa bernafas panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun