Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta kepada Allah: Kekuatan Tersembunyi di Balik Kesabaran

15 September 2024   06:07 Diperbarui: 15 September 2024   06:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesabaran lahir dari cinta yang tulus, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.|Foto: ukim.org

Keteguhan Hati Berkat Cinta

Cinta kepada Allah adalah cinta yang agung, yang melampaui segala urusan dunia. Ketika seseorang mencintai Allah dengan segenap hatinya, ia akan menyadari bahwa segala ujian yang datang adalah bagian dari takdir Ilahi. Dan takdir Allah tidak pernah keliru. Ia adalah jalan menuju penghapusan dosa, peningkatan derajat, dan pertemuan yang dinanti-nanti dengan Sang Pencipta dan Rasul-Nya.

Imam Bukhari yang nama aslinya adalah Muhammad bin Isma'il, mengajarkan kita untuk tidak membiarkan kebencian masuk ke dalam hati. Apalagi merasuk dalam jiwa. Ia tahu bahwa hati yang penuh cinta kepada Allah akan memandang segala ujian sebagai ladang untuk menumbuhkan pahala.

Beliau mengingatkan kita akan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa kesabaran itu akan membawa kita kepada perjumpaan dengan beliau di Telaga Kautsar. Inilah impian setiap mukmin—berjumpa dengan Nabi yang dicintainya, di tempat yang telah dijanjikan.

Menghadapi Ujian dengan Cinta

Saudaraku, mari kita bertanya kepada diri sendiri, "Sudahkah cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya cukup kuat untuk membuat kita bersabar dalam menghadapi ujian?" Cinta yang sejati tidak hanya diucapkan dengan lisan, tetapi dirasakan dalam hati dan diwujudkan dalam perbuatan. Ketika seseorang menyakiti kita, apakah kita akan membalasnya dengan keburukan, ataukah kita memilih untuk memaafkan dan bersabar, dengan harapan bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di akhirat kelak?

Kisah Imam Bukhari adalah cerminan dari keteguhan iman dan cinta yang sejati. Beliau memilih untuk tidak melawan kezaliman dengan kezaliman, tetapi dengan kesabaran. Inilah cinta yang benar-benar membuat seseorang bertahan—bukan cinta kepada dunia, tetapi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Penutup

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, jangan biarkan hati kita ternodai oleh kebencian dan dendam. Jadikan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai pemandu hati, sebagaimana cinta itu telah membimbing para ulama terdahulu seperti Imam Bukhari untuk tetap bertahan. Hanya dengan cinta yang tulus dan kesabaran yang mendalam, kita akan mampu melewati setiap ujian dengan keteguhan hati.

Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang senantiasa bersabar dan mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, hingga tiba saatnya kita berjumpa dengannya di Telaga Kautsar. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun