Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Dewan Pakar Mengundurkan Diri, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PKS?

27 Agustus 2024   09:59 Diperbarui: 28 Agustus 2024   18:13 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Simpatisan PKS menggunakan rompi bertuliskan pesan dukungan dan program partai dalam kampanye terbuka di halaman GOR Haji Agus Salim, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (25/1/2024).  (Foto: KOMPAS/YOLA SASTRA)

"Ketika para ahli tak lagi ditempatkan sebagai pakar, kita kehilangan arah dalam kebijakan. Mari kita junjung tinggi integritas dan perjuangkan kebenaran, karena hanya dengan itu kita bisa membawa bangsa ini menuju kemajuan sejati."

Dalam politik, peran Dewan Pakar sering kali dipandang sebagai tiang penyangga utama dalam merumuskan kebijakan yang berlandaskan pada pengetahuan dan kebijaksanaan. 

Namun, ketika Dewan Pakar tak lagi ditempatkan sebagai pakar, melainkan sebagai alat politik semata, maka muncullah krisis integritas yang mengguncang fondasi partai itu sendiri. 

Kasus terbaru yang melibatkan 28 Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memutuskan mundur dari partai sebagai bentuk protes atas keputusan partai mendukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus menjadi salah satu contoh nyata dari pergeseran fungsi ini.

1. Fungsi Dewan Pakar: Antara Idealitas dan Realitas

Pada dasarnya, Dewan Pakar dibentuk untuk memberikan sumbangsih pemikiran yang objektif, berdasarkan kajian mendalam dan pengalaman yang matang dalam berbagai bidang. 

Kehadiran mereka seharusnya menjadi penyeimbang, memberikan arahan yang konstruktif, serta menjadi penjaga agar kebijakan partai tetap berada di jalur yang seharusnya. Namun, dalam kasus ini, kita menyaksikan bagaimana para pakar merasa fungsi mereka tidak lagi dihargai sebagaimana mestinya.

Mundurnya 28 Dewan Pakar dari PKS bukanlah sekadar bentuk kekecewaan biasa. Mereka bukan hanya mengembalikan atribut partai dan kartu tanda anggota (KTA), tetapi juga mencabut kepercayaan mereka terhadap arah perjuangan yang selama ini diperjuangkan. 

Langkah ini merupakan simbol penolakan terhadap keputusan partai yang dianggap menyimpang dari garis perjuangan yang pro-rakyat dan lebih berorientasi kepada kekuasaan.

2. Keputusan PKS dan Dampak terhadap Integritas Partai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun