Merindukan Negarawan Sejati
Dalam pusaran kegelapan ini, kita merindukan sosok negarawan sejati yang mampu merangkul setiap hati dengan rasa dan jiwa yang berkelimpahan. Sosok yang memahami bahwa kekuasaan bukanlah untuk diri sendiri, tetapi untuk melayani dan memperbaiki.
Negeri ini membutuhkan pemimpin yang tak hanya pintar, tetapi juga bijaksana, yang mampu membawa kita menuju negeri impian, yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur --- sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya.
Allah mengingatkan kita dalam Surah Al-Imran (3:159), "Karena rahmat Allah, kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentu mereka menjauhkan diri darimu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkan ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertawakal."
Menyerahkan pada Kuasa Illahi
Namun, ketika upaya dan doa tak lagi mampu mengubah hati yang tertutup, kita serahkan semua kepada kuasa Illahi. Allah adalah sebaik-baiknya perencana, dan dalam keadilan-Nya, kita percaya bahwa kebenaran akan menang pada akhirnya. Kita diajak untuk berpegang teguh pada iman, berusaha sebaik mungkin, dan bertawakal kepada Allah dalam setiap langkah.
Sebagai bangsa yang besar, kita harus kembali kepada nilai-nilai luhur agama dan kebangsaan. Jadilah pribadi yang teguh dalam kebenaran, jujur dalam setiap perbuatan, dan adil dalam menilai. Mari bersama kita bangun negeri ini dengan semangat kebersamaan dan keikhlasan, agar kelak kita bisa merasakan damai dan sejahtera di bawah naungan rahmat-Nya.
Dengan demikian, ketika kebenaran, kritik, dan aspirasi tak masuk ke hati, kita serahkan semua kepada kuasa Illahi, karena hanya Dia-lah yang mampu membolak-balikkan hati dan menuntun kita ke jalan yang lurus. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk terus berjuang dan membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa dan negara tercinta ini.
