Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kala Kebenaran, Kritik, dan Aspirasi Tak Masuk ke Hati, Serahkan Semua pada Kuasa Ilahi

13 Agustus 2024   20:42 Diperbarui: 13 Agustus 2024   20:42 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika kebenaran tertutup oleh tipu daya, serahkanlah pada kuasa Ilahi yang selalu membawa cahaya kebenaran di setiap hati yang tulus."

Di bawah naungan langit yang luas dan di atas tanah yang diberkahi, kita hidup dalam sebuah masa di mana kata-kata sering kehilangan makna. Ketika kebenaran dianggap sebagai kebohongan, kritik sebagai kebencian, dan aspirasi sebagai makar, di sinilah jiwa-jiwa yang jujur diuji keteguhannya.

Sebagai seorang warga yang mencintai negeri ini, saya merasakan kekhawatiran mendalam akan nasib negeri ini, di mana kekayaan bangsa dan kekuatan negara seolah terombang-ambing oleh angin dusta dan tipu daya.

Kebenaran yang Terkaburkan

Di tengah keramaian dunia yang penuh hiruk-pikuk, suara kebenaran kadang tenggelam dalam kebisingan propaganda. "Kebohongan yang diajarkan terus-menerus kemudian hari akan dianggap sebagai sebuah kebenaran," demikian kata Lenin, bapak komunis Uni Soviet. Kata-kata ini menjadi cermin gelap bagi realitas yang kita hadapi sekarang, di mana kebohongan dipoles hingga tampak seperti mutiara kebenaran.

Kebenaran, yang seharusnya menjadi cahaya penuntun bagi kita semua, justru diubah menjadi hoaks. Kritik, yang seharusnya membangun dan memperbaiki, justru dilabeli sebagai kebencian. Aspirasi rakyat, yang merupakan hak suara dan pandangan, dituduh sebagai niat makar dan radikalisme. 

Semua ini adalah tanda-tanda kegagalan kepemimpinan yang nyata dan dirasakan oleh semua kalangan. Maka, waspadalah, karena inilah yang sedang terjadi saat ini. Allah berfirman dalam QS Ali Imran: 54, "Mereka melakukan tipu daya, maka Allah membalas tipu daya mereka. Sungguh, Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya."

Politik Tanpa Moralitas

Di arena politik, kita menyaksikan permainan tanpa nilai. Partai politik, yang seharusnya menjadi penopang keadilan dan kesejahteraan, sering kali terjebak dalam jebakan oportunisme. Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan hanya menjadi retorika di mulut. Kebohongan-kebohongan diproduksi secara terstruktur, sistemik, dan masif untuk dikonsumsi publik sebagai kebenaran.

Era ini dikenal sebagai era post-truth, di mana emosi dan keyakinan pribadi lebih berpengaruh daripada fakta objektif. Dalam istilah intelijen, ini adalah permainan yang berbahaya, di mana politisi tak lagi peduli pada nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Apakah siapa terlibat korupsi atau kelakuan bejat, yang penting adalah uang, kekuasaan, dan jabatan.

Sebagai umat beriman, kita harus menjadi penegak keadilan dan kebenaran, seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Ma'idah (5:8), "Hai, orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah ketika menjadi saksi dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat pada taqwa. Bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun