Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tahu Siapa Dirinya: Langkah Awal Menuju Kehidupan yang Penuh Hikmah dan Makna

27 Juli 2024   05:29 Diperbarui: 27 Juli 2024   05:58 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesadaran diri adalah jalan menuju kebijaksanaan dan kerendahan hati. | Image: thenews.com.pk

"Mengetahui siapa diri kita adalah kunci untuk hidup dengan kebijaksanaan, kerendahan hati, dan ketakwaan. Semoga Allah selalu merahmati kita dengan kesadaran ini."

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah berkata, "Semoga Allah merahmati orang yang tahu siapa dirinya."

Ucapan yang singkat namun sarat makna ini membawa kita pada refleksi mendalam tentang identitas sejati seorang hamba Allah. Dalam memahami siapa diri kita, terdapat hikmah yang melahirkan kebijaksanaan, kerendahan hati, dan ketakwaan yang tulus.

Menjadi Hamba yang Patuh dan Takut Kepada-Nya

Orang yang menyadari dirinya sebagai makhluk yang lemah dan penuh kekurangan akan selalu merindukan rahmat dan pertolongan Allah. Ia akan memahami bahwa hidupnya tidak lebih dari sebuah amanah yang harus dijalani dengan penuh kesadaran dan kepatuhan kepada Sang Pencipta.

Kesadaran ini menuntunnya untuk menjadi hamba yang taat, penuh ketakutan, dan harapan kepada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 51: 56).

Kerendahan Hati di Tengah Keutamaan

Mereka yang tahu bahwa segala kelebihan dan keutamaan yang dimiliki adalah pemberian dari Allah, tidak akan pernah terjebak dalam kesombongan. Kesadaran ini membuat mereka senantiasa bersyukur dan menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah." (HR. Ahmad). Kesadaran ini mengajarkan kita bahwa apapun kelebihan yang kita miliki hanyalah titipan sementara yang harus dipertanggungjawabkan.

Menempatkan Diri Pada Posisi yang Tepat

Orang yang tahu siapa dirinya akan selalu menempatkan diri sesuai dengan posisi dan kapasitasnya. Jika ia adalah rakyat, maka ia tidak akan mencoba mengklaim posisi pemimpin. Jika ia adalah penuntut ilmu, ia tidak akan memposisikan diri sebagai ustadz atau ulama.

Kesadaran ini melahirkan sikap tawadhu' dan kehati-hatian dalam bertindak. Seperti yang diingatkan oleh Rasulullah SAW, "Barang siapa yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan meninggikan derajatnya." (HR. Muslim).

Penutup

Pemahaman yang mendalam tentang siapa diri kita bukan hanya sekadar introspeksi, tetapi juga menjadi jalan menuju kebijaksanaan dan kesalehan.
Semoga Allah merahmati kita semua dengan kesadaran ini, sehingga kita dapat menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan, kerendahan hati, dan ketakwaan.

Dengan mengetahui siapa diri kita, kita dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Juga menjalankan peran kita di dunia ini dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran.

Semoga artikel ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk terus menggali dan memahami hakikat diri kita. Yaitu sebagai hamba Allah yang lemah dan penuh harap kepada-Nya. Mari kita berdoa semoga Allah selalu membimbing kita dalam jalan yang lurus dan diridhai-Nya. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun