Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

13 Mitos Parenting yang Diam-diam Menghancukan Masa Depan Anak-anak Kita di SMA

22 Juli 2024   12:01 Diperbarui: 22 Juli 2024   12:05 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melindungi anak dari setiap masalah justru bisa melemahkan mental mereka. Anak perlu belajar mengatasi masalah dan bangkit dari kegagalan untuk membangun ketahanan diri. Orang tua harus mengajarkan anak untuk melihat kegagalan sebagai bagian penting dari proses belajar dan pengembangan diri, bukan sebagai akhir dari segalanya.

Dengan mengajarkan anak untuk menghadapi tantangan dan kegagalan, mereka akan lebih siap menghadapi berbagai rintangan di masa depan. Kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh, sehingga anak-anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah dan menjadi individu yang lebih tangguh.

Mitos yang lebih parah dari orang tua adalah "Anak Harus Diisolasi dari Pengaruh Luar", padahal eksposur atau kesempatan yang diberikan kepada anak ke Beragam Pengalaman, justru akan memperkaya wawasan anak itu sendiri.

Beberapa orang tua berpikir bahwa dengan mengisolasi anak dari pengaruh luar, mereka dapat melindungi anak dari hal-hal negatif. Namun, eksposur ke berbagai pengalaman dan pandangan dunia adalah penting untuk perkembangan anak. Mengisolasi anak dapat membatasi wawasan mereka dan menghambat kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan berbagai situasi. Orang tua sebaiknya membimbing anak dalam mengenali dan menyaring pengaruh luar secara bijak.

Mitos 10: "Anak Akan Belajar Mandiri dengan Sendirinya"

Wah, ngak begitu juga realitanya. Faktanya, kemandirian anak harus dilatih dan diberikan bimbingan.

Banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak akan belajar mandiri secara alami seiring dengan bertambahnya usia. Kemandirian bukanlah sesuatu yang muncul dengan sendirinya; ini adalah keterampilan yang perlu dilatih dan dibimbing.

Orang tua harus secara aktif mengajarkan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar berbagai hal penting. Seperti mengelola tanggung jawab mereka sendiri, seperti mengatur waktu, mengelola keuangan, dan menyelesaikan tugas rumah tangga.

Mitos 11: "Menghindari Pembicaraan Tentang Masalah Serius Melindungi Anak"

Faktanya, keterbukaan adalah kunci.

Banyak orang tua yang menghindari pembicaraan tentang masalah serius seperti kesehatan mental, seksualitas, atau penggunaan narkoba, dengan alasan melindungi anak. Padahal, keterbukaan dan komunikasi yang jujur, benar dan bijak tentang topik-topik ini justru sangat penting untuk membekali anak dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun