Melindungi anak dari setiap masalah justru bisa melemahkan mental mereka. Anak perlu belajar mengatasi masalah dan bangkit dari kegagalan untuk membangun ketahanan diri. Orang tua harus mengajarkan anak untuk melihat kegagalan sebagai bagian penting dari proses belajar dan pengembangan diri, bukan sebagai akhir dari segalanya.
Dengan mengajarkan anak untuk menghadapi tantangan dan kegagalan, mereka akan lebih siap menghadapi berbagai rintangan di masa depan. Kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh, sehingga anak-anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah dan menjadi individu yang lebih tangguh.
Mitos yang lebih parah dari orang tua adalah "Anak Harus Diisolasi dari Pengaruh Luar", padahal eksposur atau kesempatan yang diberikan kepada anak ke Beragam Pengalaman, justru akan memperkaya wawasan anak itu sendiri.
Beberapa orang tua berpikir bahwa dengan mengisolasi anak dari pengaruh luar, mereka dapat melindungi anak dari hal-hal negatif. Namun, eksposur ke berbagai pengalaman dan pandangan dunia adalah penting untuk perkembangan anak. Mengisolasi anak dapat membatasi wawasan mereka dan menghambat kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan berbagai situasi. Orang tua sebaiknya membimbing anak dalam mengenali dan menyaring pengaruh luar secara bijak.
Mitos 10: "Anak Akan Belajar Mandiri dengan Sendirinya"
Wah, ngak begitu juga realitanya. Faktanya, kemandirian anak harus dilatih dan diberikan bimbingan.
Banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak akan belajar mandiri secara alami seiring dengan bertambahnya usia. Kemandirian bukanlah sesuatu yang muncul dengan sendirinya; ini adalah keterampilan yang perlu dilatih dan dibimbing.
Orang tua harus secara aktif mengajarkan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar berbagai hal penting. Seperti mengelola tanggung jawab mereka sendiri, seperti mengatur waktu, mengelola keuangan, dan menyelesaikan tugas rumah tangga.
Mitos 11: "Menghindari Pembicaraan Tentang Masalah Serius Melindungi Anak"
Faktanya, keterbukaan adalah kunci.
Banyak orang tua yang menghindari pembicaraan tentang masalah serius seperti kesehatan mental, seksualitas, atau penggunaan narkoba, dengan alasan melindungi anak. Padahal, keterbukaan dan komunikasi yang jujur, benar dan bijak tentang topik-topik ini justru sangat penting untuk membekali anak dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang bijaksana.