Orang beriman tidak pernah takut kematian. Kematian bukanlah akhir bagi orang beriman, melainkan gerbang menuju kehidupan abadi yang penuh dengan kenikmatan surga. Hadapilah dengan iman dan ketenangan."
"Setiap yang bernyawa pasti mati. Kematian itu sendiri adalah kepastian yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia, baik yang beriman maupun yang kafir. Ini adalah ketetapan ilahi yang telah digariskan sejak awal penciptaan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an,
"Katakanlah, 'Sesungguhnya kematian yang kamu hindari pasti menemuimu. Kemudian, kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui hal yang gaib dan nyata, lalu Allah beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."Â (QS. Al-Jumu'ah [62]:8).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak bisa dielakkan, seberapa pun kita mencoba melarikan diri darinya.
Namun, ada perbedaan mendasar dalam cara orang beriman dan orang kafir menghadapi kematian. Orang beriman memandang kematian bukan sebagai akhir, tetapi sebagai awal dari kehidupan yang sejati, yang penuh dengan janji-janji indah dari Allah dan Rasul-Nya.
Keyakinan Orang Beriman
Orang beriman memiliki keyakinan yang kuat terhadap janji-janji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka percaya bahwa kematian adalah gerbang menuju surga, tempat yang penuh dengan kenikmatan yang abadi. Keyakinan ini didasari oleh berbagai ayat dan hadits yang menjelaskan tentang kehidupan setelah mati. Allah berfirman,
"Sungguh, orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik akan masuk Jahannam; mereka kekal selama-lamanya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sungguh, orang-orang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu sebaik-baik makhluk. Balasan mereka disisi Tuhan ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Â Itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (QS. Al Bayyinah [98]: 6-8).
Ayat ini memberikan gambaran yang jelas tentang perbedaan nasib orang beriman dan orang kafir setelah mati. Orang beriman dijanjikan surga yang kekal, tempat yang penuh dengan kenikmatan yang tiada tara, sebagai balasan atas amal shalih mereka di dunia.
Menghadapi Kematian dengan Tenang
Karena keyakinan inilah, orang beriman menghadapi kematian dengan tenang dan tanpa rasa takut. Mereka menyadari bahwa kematian adalah bagian dari takdir Allah yang harus dijalani, dan di balik kematian terdapat kehidupan yang lebih baik dan abadi. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia, kemudian disaksikan oleh empat orang yang adil dari tetangganya kecuali Allah berfirman: 'Aku terima syahadat kalian atasnya dan Aku ampuni dosa-dosanya yang tidak kalian ketahui.'" (HR. Ahmad).
Hadits ini memberikan harapan besar bagi orang beriman bahwa kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan sebuah perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik di sisi Allah.
Sakaratul Maut bagi Orang Kafir
Sebaliknya, bagi orang kafir, kematian adalah awal dari penderitaan yang tiada akhir. Mereka akan menghadapi sakaratul maut yang mengerikan dan menyakitkan, kemudian memasuki neraka yang kekal. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
"Sungguh, orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik akan masuk Jahannam; mereka kekal selama-lamanya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al Bayyinah [98]: 6).
Ayat ini memberikan gambaran tentang nasib tragis yang menanti orang-orang kafir, sebagai akibat dari kekufuran mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Kesimpulan
Dari kajian di atas, jelaslah bahwa orang beriman tidak pernah takut menghadapi kematian. Mereka memandang kematian sebagai awal dari kehidupan abadi yang penuh dengan kenikmatan dan ridha Allah.
Sementara itu, orang kafir akan menghadapi sakaratul maut yang mengerikan dan siksaan neraka yang kekal. Oleh karena itu, marilah kita memperkuat keimanan dan amal shalih kita, agar kita dapat menghadapi kematian dengan tenang dan penuh keyakinan akan janji-janji indah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allahu Ta'ala a'lam bishawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H