Riba memiliki dampak yang sangat berbahaya dan merugikan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan negara. Riba dapat menghilangkan kesejahteraan seseorang karena mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar bunga. Hal ini dapat mengurangi kesejahteraan mereka dan membuat mereka miskin.
Sementara itu, orang yang meminjam uang juga dibebani dengan biaya bunga (riba), sehingga mereka harus membayar lebih dari yang mereka pinjam. Hal ini dapat menyengsarakan orang lain karena mereka harus membayar biaya tambahan yang tidak diinginkan.
Riba dapat menciptakan manusia-manusia yang malas bekerja dan takut mengambil risiko untuk mengembangkan hartanya. Sumber daya manusia adalah penggerak utama roda ekonomi, sehingga riba dapat merusak sumber daya ini. Riba dapat merusak sumber daya manusia, meningkatkan inflasi, dan menciptakan kesenjangan sosial. Hal ini dapat berdampak pada kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Riba dan Dampaknya pada Kehidupan Ekonomi
Riba dapat menyebabkan keterbelahan, yaitu situasi di mana pihak yang berhutang menambah beban hutangnya. Hal ini dapat menjerat pihak yang berhutang oleh beban hutangnya dan membuat mereka tidak mungkin melunasi hutangnya. Riba dapat menghambat investasi karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat mengurangi kemampuan investasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Lebih jauh, riba pun dapat meningkatkan utang negara karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Riba telah menjadi sistem yang mapan dan telah mengkristal
sedemikian kuatnya dalam sistem kapitalis. Bunga bank (interest rate) merupakan jantung dari sistem perekonomian, sehingga riba telah menjadi instrumen ekonomi yang dominan.
Riba dan Dampaknya pada Kehidupan Negara
Riba dapat menghancurkan perekonomian negara karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat mengurangi kemampuan investasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Riba dapat meningkatkan krisis ekonomi karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Riba dapat mengancam kesejahteraan umat karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat mengurangi kesejahteraan umat dan membuat mereka miskin.
Negara-negara seperti Afghanistan, Sri Lanka, Venezuela, Yaman, dan Zimbabwe adalah beberapa contoh negara yang mengalami kebangkrutan karena utang, termasuk bunga bank dan riba. Berbagai faktor lain, selain utang dan riba, seperti krisis politik, inflasi, dan kegagalan pemerintah dalam mengelola keuangan negara, turut serta memperparah perekonomian negara-negara tersebut.
Dalam Islam, riba dianggap sebagai dosa besar yang dapat menyebabkan hukuman yang sangat berat baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, praktik riba harus dihindari dan digantikan dengan praktik yang lebih adil dan berkeadilan.