Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Riba Membawa Sengsara dan Nestapa

1 Juli 2024   06:07 Diperbarui: 1 Juli 2024   06:47 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riba memiliki dampak yang sangat berbahaya dan merugikan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan negara. Riba dapat menghilangkan kesejahteraan seseorang karena mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar bunga. Hal ini dapat mengurangi kesejahteraan mereka dan membuat mereka miskin. 

Sementara itu, orang yang meminjam uang juga dibebani dengan biaya bunga (riba), sehingga mereka harus membayar lebih dari yang mereka pinjam. Hal ini dapat menyengsarakan orang lain karena mereka harus membayar biaya tambahan yang tidak diinginkan. 

Riba dapat menciptakan manusia-manusia yang malas bekerja dan takut mengambil risiko untuk mengembangkan hartanya. Sumber daya manusia adalah penggerak utama roda ekonomi, sehingga riba dapat merusak sumber daya ini. Riba dapat merusak sumber daya manusia, meningkatkan inflasi, dan menciptakan kesenjangan sosial. Hal ini dapat berdampak pada kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Riba dan Dampaknya pada Kehidupan Ekonomi

Riba dapat menyebabkan keterbelahan, yaitu situasi di mana pihak yang berhutang menambah beban hutangnya. Hal ini dapat menjerat pihak yang berhutang oleh beban hutangnya dan membuat mereka tidak mungkin melunasi hutangnya. Riba dapat menghambat investasi karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat mengurangi kemampuan investasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi. 

Lebih jauh, riba pun dapat meningkatkan utang negara karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Riba telah menjadi sistem yang mapan dan telah mengkristal

sedemikian kuatnya dalam sistem kapitalis. Bunga bank (interest rate) merupakan jantung dari sistem perekonomian, sehingga riba telah menjadi instrumen ekonomi yang dominan.

Riba dan Dampaknya pada Kehidupan Negara

Riba dapat menghancurkan perekonomian negara karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat mengurangi kemampuan investasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Riba dapat meningkatkan krisis ekonomi karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Riba dapat mengancam kesejahteraan umat karena biaya bunga yang tinggi. Hal ini dapat mengurangi kesejahteraan umat dan membuat mereka miskin.

Negara-negara seperti Afghanistan, Sri Lanka, Venezuela, Yaman, dan Zimbabwe adalah beberapa contoh negara yang mengalami kebangkrutan karena utang, termasuk bunga bank dan riba. Berbagai faktor lain, selain utang dan riba, seperti krisis politik, inflasi, dan kegagalan pemerintah dalam mengelola keuangan negara, turut serta memperparah perekonomian negara-negara tersebut. 

Dalam Islam, riba dianggap sebagai dosa besar yang dapat menyebabkan hukuman yang sangat berat baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, praktik riba harus dihindari dan digantikan dengan praktik yang lebih adil dan berkeadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun