Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tawadhu: Kunci Kehidupan Mulia di Dunia dan Akhirat

28 Juni 2024   06:07 Diperbarui: 28 Juni 2024   07:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah Menutup Aib dan Kekurangan Kita

Salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan adalah menutup aib dan kekurangan kita. Bayangkan jika setiap dosa dan kelemahan kita diperlihatkan kepada orang lain, sebagaimana pejabat yang diadili dan keluarganya dipermalukan di pengadilan.

Jika semua aib kita terbuka, sungguh kita tidak akan bernilai apa-apa di mata manusia.

Kebesaran Allah dan Kerendahan Manusia

Ketika Allah berkehendak, Dia bisa mengambil segala yang kita miliki dalam sekejap mata. Segala kebanggaan yang kita miliki, baik harta maupun status, akan hilang begitu saja setelah kematian.

Tubuh kita yang dulu gagah akan menjadi bangkai, harta akan diwariskan, dan kita tidak memiliki apa-apa lagi. Maka, apalagi yang bisa kita banggakan?

Kesadaran Diri dan Kebodohan Kesombongan

Jika seseorang masih memiliki sifat sombong, maka itu adalah bukti nyata dari kebodohan tentang dirinya sendiri. Bagaimana mungkin seseorang bisa merasa bangga, congkak, dan sombong jika ia sadar akan asal-usulnya, kelemahan dirinya, dan kekuasaan Allah?

Mengamalkan Tawadhu dalam Kehidupan Sehari-hari

Tawadhu tidak berarti merendahkan diri hingga hina, melainkan menempatkan diri pada posisi yang semestinya. Berikut adalah beberapa contoh praktis dalam mengamalkan tawadhu dalam kehidupan sehari-hari:

1. Menghindari sikap takabur. Takabur atau menyombongkan diri adalah sifat yang sangat dibenci Allah. Dengan tawadhu, kita mengangkat diri kita dengan rantai ke langit ke tujuh dan merendahkan diri dengan rantai ke bumi ke tujuh jika kita sombong.

2. Mengakui kekurangan dan ketidaksempurnaan diri. Tawadhu mengajarkan kita untuk tidak memandang diri lebih tinggi dari orang lain, meskipun kita memiliki kelebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun