"Kegagalan infrastruktur adalah pengingat yang menyakitkan akan pentingnya keselamatan dalam setiap langkah pembangunan."Â
Hanya dalam waktu kurang dari setahun sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Agustus 2023, Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) terpaksa menghentikan operasinya karena amblesnya badan jalan akibat tanah longsor di kilometer 64 arah Sukabumi pada Rabu (3/4) malam. Ini merupakan sebuah ironi yang menyakitkan karena jalan tol yang seharusnya menjadi solusi untuk memperlancar arus mudik malah mengalami kegagalan fatal dalam waktu yang begitu singkat.
Kejadian tragis di jalan tol Bocimi ini menandai sebuah kegagalan dalam infrastruktur negara yang seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat. Amblesnya sebagian badan jalan tol tersebut, menyebabkan mobil terperosok ke dalam jurang dan dua orang mengalami luka-luka.
Kejadian ini menyoroti pentingnya tidak hanya membangun infrastruktur yang efisien, tetapi juga yang aman dan berkelanjutan bagi masyarakat. Infrastruktur yang tidak memadai tidak hanya mengancam keselamatan jiwa pengguna jalan, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial yang besar bagi negara secara keseluruhan.Â
Oleh karena itu, penelitian dan perencanaan yang cermat serta pengawasan yang ketat mutlak diperlukan untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.
Dari kasus ini, setidaknya ada 8 pertanyaan penting dan stratejik yang perlu diungkap dan dijawab untuk diketahui publik :
1. Apakah penelitian awal terhadap kontur dan tekstur tanah dilakukan secara memadai sebelum membangun jalan tol tersebut?
2. Mengapa tidak dibangun talut untuk mengamankan fondasi jalan di kawasan yang rawan longsor?
3. Bagaimana proses uji laik fungsi bisa menyatakan Tol Bocimi lolos, padahal terjadi amblesnya badan jalan hanya dalam beberapa bulan?
4. Apakah ada kelalaian dalam proses perencanaan, pembangunan, atau pengawasan yang menyebabkan kegagalan tersebut?
5. Bagaimana evaluasi proyek tersebut dilakukan sebelum membangun ulang jalan yang hancur?
6. Apa tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Presiden dalam kejadian ini?
7. Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban dan langkah pemulihan yang akan diambil untuk mengatasi kerugian negara dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan?
8. Bagaimana memastikan bahwa penyakit atau kegagalan yang terjadi di Tol Bocimi tidak menular ke proyek infrastruktur lainnya?
Penelitian Awal yang Terabaikan
Sebelum memulai pembangunan jalan tol Bocimi, penelitian awal terhadap kontur dan tekstur tanah seharusnya telah menjadi langkah krusial. Evaluasi yang komprehensif terhadap karakteristik geologi di area proyek sangat penting untuk memahami potensi risiko yang terkait dengan tanah, termasuk kemungkinan terjadinya longsor. Namun, tampaknya penelitian awal ini tidak dilakukan secara memadai atau diabaikan sepenuhnya.
Bahaya terbesar dari ketidakmampuan memahami risiko geologi adalah kemungkinan terjadinya kegagalan struktural pada jalan tol yang baru dibangun. Tanah yang tidak stabil atau rawan longsor dapat menyebabkan amblesnya badan jalan, seperti yang terjadi dalam kasus Tol Bocimi. Kegagalan ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial yang besar, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan dan dapat berdampak pada ekosistem lingkungan sekitarnya.