Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengoptimalkan Kesejahteraan di Era Disrupsi: Strategi Mengelola Toxic Productivity

11 Maret 2024   06:07 Diperbarui: 11 Maret 2024   06:20 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Perubahan Paradigma Produktivitas. Mengajarkan bahwa produktivitas yang sehat bukanlah tentang bekerja lebih banyak, tetapi bekerja lebih cerdas dan efektif. Prioritaskan keseimbangan kerja-hidup.
2. Strategi Karyawan. Hal penting yang bisa dilakukan adalah menetapkan batas waktu kerja dan istirahat yang jelas. Kemudan menerapkan manajemen waktu yang efektif dengan pembagian tugas dan prioritas. Terakhir, berkomunikasi terbuka tentang kebutuhan pribadi dalam menjaga keseimbangan kerja-hidup.
3. Peran Manajemen. Penting bagi jajaran manajemen untuk menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan pola kerja seimbang. Mendorong fleksibilitas dalam waktu kerja. Juga menyediakan dukungan dan sumber daya untuk manajemen stres dan kesejahteraan mental karyawan.

Dengan menerapkan solusi ini, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang seimbang dan mendukung bagi karyawan, mempromosikan produktivitas yang sehat dan berkelanjutan.

Menghadapi Tantangan di Era Multi Disruptif

Dalam menghadapi tantangan di era multi disruptif, individu dan organisasi perlu mengembangkan keterampilan adaptasi. Keterampilan yang diperlukan untuk berhasil beroperasi dalam lingkungan yang terus berubah. Berikut adalah dua aspek penting yang perlu diperhatikan:

1. Keterampilan adaptasi yang diperlukan. Pertama, fleksibilitas yang bisa beradaptasi cepat dan mengubah pendekatan. Kedua, kepemimpinan inklusif yang mendorong partisipasi semua anggota tim untuk solusi inovatif. Dan ketiga, manajemen perubahan yang mampu mengelola perubahan dengan efektif, termasuk atasi resistensi.
2. Pemanfaatan ai untuk kesejahteraan. Gunakan applikasi Teknologi untuk Keseimbangan dan Produktivitas yang bisa memanfaatkan AI untuk dukung kesejahteraan. Seperti manajemen waktu dan identifikasi pola perilaku.

Contoh aplikasi dan alat bantu yang mungkin bisa membantu antara lain adalah Headspace. Sebuah aplikasi meditasi dan mindfulness untuk membantu mengurangi stres dan meningkatkan fokus. Juga Toggl, yaitu alat pelacakan waktu yang membantu mengelola produktivitas dan menetapkan batas antara kerja dan waktu luang.

Dengan mengembangkan keterampilan adaptasi yang diperlukan dan memanfaatkan teknologi AI dengan bijak, individu dan organisasi dapat meningkatkan ketahanan mereka terhadap perubahan yang terjadi di era multi disruptif. Ini akan memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif dan berkelanjutan dalam lingkungan kerja yang terus berkembang.

Menangani Toksisitas Produktivitas: Prioritaskan Kesejahteraan di Tempat Kerja

Kesimpulannya, toksisitas produktivitas adalah masalah serius yang harus ditangani dalam era ini. Untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan kelangsungan organisasi, diperlukan perubahan dalam pendekatan terhadap produktivitas di tempat kerja.

Dengan mengenali gejala dan penyebab toksisitas produktivitas, langkah-langkah proaktif dapat diambil. Ini termasuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan kerja-hidup dan mempromosikan budaya kerja yang mendukung kesejahteraan karyawan.

Dalam dunia kerja yang modern, kesejahteraan individu harus menjadi prioritas utama. Meskipun teknologi dan perubahan terus berlanjut, kesejahteraan tidak boleh dikorbankan demi produktivitas. Dengan memprioritaskan kesejahteraan, lingkungan kerja yang berdaya tahan dan mendukung dapat diciptakan bagi individu dan organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun