Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menguak Ancaman Demokrasi: Dari Isme Politik Hingga Demagogi

30 Januari 2024   06:16 Diperbarui: 30 Januari 2024   06:16 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demokrasi adalah sebuah pilihan | Image: ideogram.com

Pentingnya media sosial dalam strategi politik tidak bisa diabaikan dalam konteks ini. Media sosial telah menjadi alat utama bagi para pemimpin untuk menyebarkan pesan-pesan demagogis mereka, memperkuat narasi yang mereka bangun, dan berinteraksi langsung dengan pendukung mereka. Dengan akses yang luas dan cepatnya penyebaran informasi di platform-platform tersebut, pengaruh isme-isme semacam ini semakin meningkat dalam politik modern.

Namun, dampak dari isme-isme tersebut tidak selalu positif. Mereka seringkali menjadi penyebab polarisasi dalam masyarakat, memicu perdebatan tentang kualitas demokrasi, kebebasan berbicara, dan pembagian kekuasaan. Ketika isme-isme ini diusung oleh tokoh politik tertentu, risiko terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan pemulusan jalan bagi dinasti politik semakin besar.

Jadi, isme-isme yang terkait dengan tokoh politik tertentu berpotensi merusak demokrasi dan memuluskan jalan bagi dinasti politik yang semakin subur. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus mempertimbangkan secara kritis isme-isme semacam itu dan memastikan bahwa praktik politik yang dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi yang sehat dan adil.

Indonesia Tak Butuh Isme Baru, 5 Pilar Kebangsaan Ini Sudah Cukup !

Sebagai seorang warga negara yang membutuhkan hadirnya bangsawan dan merinduan negarawan sejati di negeri ini, saya menyoroti pentingnya memahami dan memperkuat pilar-pilar kebangsaan yang telah menjadi landasan Indonesia selama ini. Di tengah dinamika politik dan perubahan yang terus berlangsung, perluasan wawasan terhadap elemen-elemen baru yang memperkuat fondasi kebangsaan menjadi krusial.

Selama ini, Indonesia telah mengakui lima pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Sumpah Pemuda. Namun, fokus pada pilar-pilar ini saja tidak cukup. Kita harus memperkuat, bahkan memperluas, pemahaman dan implementasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Sumpah Pemuda, sebagai pilar yang mewakili semangat persatuan dan kesatuan bangsa, memegang peran penting dalam menyatukan beragam suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia. Ini adalah fondasi moral yang memungkinkan kita untuk menghadapi berbagai tantangan bersama-sama.

Namun, penyematan nilai-nilai ini tidak bisa hanya dilakukan oleh lembaga formal semata. Penanaman nilai-nilai tersebut perlu dimulai sejak dini, di lingkungan keluarga dan masyarakat. Rasa cinta tanah air harus ditanamkan sebagai bagian integral dari pendidikan karakter sejak usia dini.

Selain itu, praktik demokrasi yang sehat juga sangat penting. Demokrasi yang sehat memastikan partisipasi aktif seluruh warga masyarakat dalam pembangunan bangsa. Setiap individu, dari berbagai lapisan masyarakat, harus merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam memajukan Indonesia.

Dengan memperkuat dan memperluas pemahaman terhadap kelima pilar kebangsaan ini, kita dapat memastikan bahwa Indonesia terus maju menuju masyarakat yang adil dan makmur. Ini bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga formal, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai warga negara yang cinta tanah air. Dengan semangat gotong royong dan kerja sama yang kokoh, kita dapat membangun masa depan Indonesia yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Jaga Integritas Demokrasi dan Pertahankan Nilai-Nilai Demokrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun