"Hati yang bersih adalah sumber kesehatan sejati, menjaganya adalah investasi terbaik untuk hidup yang bermakna."
Rekor Emosi Negatif Tahun 2020 mencatat catatan yang mencengangkan. Menurut Gallup World Poll, stres, kekhawatiran, kesedihan, dan kemarahan merajalela di seluruh dunia. Skor Indeks Pengalaman Negatif melonjak mencapai rekor tertinggi sebesar 32, menunjukkan bahwa dunia merasa sedang dalam kondisi terburuk dalam 15 tahun terakhir.
Meskipun pandemi turut berperan sebagai pemicu, perlu dicatat bahwa dunia telah mengalami tren negatif ini selama hampir satu dekade terakhir. Tren ini menyoroti perubahan dramatis dalam keadaan emosional global.
Dalam konteks ini, artikel ini mengajak untuk merenung tentang pentingnya kesejahteraan emosional di tengah tantangan global yang terus berkembang. Yaitu menjaga hati untuk senantiasa bersih, terjaga dan terkendali.
Jaga Hati dan Kelola Emosi: Kunci Kesejahteraan di Era Tantangan
Ketika kita hidup di zaman yang penuh dengan ketidakpastian, kompleksitas, dan tuntutan kecepatan, menjaga hati serta mengelola emosi menjadi suatu keharusan. Dalam kondisi ini, kita tak dapat menghindar dari tuntutan untuk selalu menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih produktif, dan lebih efektif, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Tantangan tersebut hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari harapan di lingkungan rumah, harapan masyarakat di sekitar kita, hingga tuntutan yang muncul dalam profesi dan pekerjaan kita. Oleh karena itu, kemampuan untuk tetap tenang, terkendali, dan penuh percaya diri dalam mengelola emosi menjadi sangat penting.
Emosi yang dapat dijaga dengan baik adalah emosi yang tetap dalam keadaan 'cool, calm, and confident'. Perlu diingat bahwa emosi atau perasaan negatif yang tidak ditangani dengan baik dan dibiarkan menumpuk dalam jangka waktu yang cukup lama dapat berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Contoh nyata adalah ketika seseorang seringkali menahan emosi dan perasaan negatif tanpa ekspresi yang sehat, hal ini dapat secara otomatis menurunkan daya tahan tubuh, membuat pernapasan menjadi pendek-pendek, meningkatkan suhu tubuh, serta berkontribusi pada munculnya berbagai masalah kesehatan seperti depresi, gangguan pada kulit seperti jerawat, iritasi, psoriasis, keriput, atau munculnya lingkaran hitam di sekitar mata.
Oleh karena itu, menjaga keseimbangan emosional bukan hanya kunci kebahagiaan pribadi, tetapi juga esensial untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Dengan menghadapi tantangan dengan pikiran yang konstruktif, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan secara menyeluruh.
Berusahalah dan bersungguh-sungguhlah untuk menjaga hati agar tetap suci dan bersih. Karena setiap emosi negatif itu adalah sebuah penyakit.
Daftar Penyakit-Penyakit Karena Emosi Negatif
Berikut beberapa contoh penyakit yang berhubungan dengan emosi, menurut sejumlah ahli yang dikutip dari berbagai sumber. Penyebab ini bisa jadi disadari atau pun tidak. Bisa juga terjadi di masa lalu, dan baru terasa dampaknya sekarang.
1. Alergi, karena penyangkalan akan kekuatan dan kemampuan diri, atau ketidakmampuan mengendalikan amarah.
2. Arthritis,karena menyimpan dendam atau kepahitan. Arthritis adalah peradangan pada satu atau lebih persendian, yang disertai dengan rasa sakit, kebengkakan, kekakuan, dan keterbatasan bergerak.
3. Asma, karena marah (pemarah) yang terpendan dan tak tersalurkan dengan baik.
4. Banyak kencing, karena irihati, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.
5. Berdebar-debar, karena irihati, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.
6. Demam, karena perasaan marah yang tidak mampu diekpresikan.
7. Demensia Senelis (berkurangnya memori dan kontrol fungsi tubuh), karena sering merasa kesepian.
8. Diabetes, disebabkan oleh penyakit-penyakit yang berhubungan dengan emosi negatif dan bisa datang dari manajemen emosi yang buruk, yaitu kesulitan menahan emosi, sering kehilangan kesabaran, terlalu agresif, suka marah-marah, suka keras kepala, tidak mau disalahkan. Bisa juga karena irihati, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.Atau karena sering menganggap sepele semua persoalan.
9. Dispepsia (Dyspepsia) yaitu penyakit sulit mencerna, bisa disebabkan karena irihati yang berlebihan dan terus menerus, memburuk-burukkan perilaku orang lain, memfitnah, atau suka negative thinking.
10. Ganguan  pencernaan, karena stress atau sombong (menolak kebenaran dan merendahkan orang lain).
11. Glaukoma, karena tekanan dari masa lalu dan tidak mampu memaafkan.
12. Ginjal, karena irihati yang berlebihan dan terus menerus, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.Bisa juga terjadi karena sering membiarkan diri merasa takut yang belebihan. Pendapat lain, ada yang mengatakan bahwa ginjal juga bisa dikarenakan kekecewaan, perasaan gagal, atau rasa malu yang ditekan.
13. Gondok, Karena irihati yang berlebihan dan terus menerus, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.
14. Gangguan Jantung, karena rasa kesepian, merasa tidak berharga, takut gagal, marah (pemarah) dan sombong.
15. Jantung koroner, karena irihati yang berlebihan dan terus menerus, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.
16. Serangan jantung, karena sombong (menolak kebenaran dan merendahkan orang lain) dan pemarah (tidak sabar, mudah marah). Bisa juga karena menyimpan dendam atau kepahitan. Menurutriset yang dikutip oleh Next Avenue (14/07/15), berbohong dapat memicu penyakit sakit kepala, stress, penyakit jantung dan stroke.
17. Hepatitis, bisa menyerang kepada orang yang mudah emosi dan cenderung pemarah.
18. Hipertensi, pemarah (atau campuran antara sombong dan sedih). Atau juga karena menyimpan dendam atau kepahitan karena menyimpan dendam atau kepahitan.
19. Imunitas rendah, karena sering marah. Marah selama 5 menit saja akan menyebabkan sistem imun tubuh kita mengalami depresi 6 jam. Penurunan kekebalan tubuh juga bisa menyerang kepada orang yang sering merasa apatis (tidak peduli) terhadap lingkungan.
20. Insomnia (sulit tidur), karenamudah ersinggung, benciataudengki.
21. Jerawat, karenatidakmenerimadirisendiri, tidaksukapadadirisendiri.
22. Kanker, karena kebencian terpendam atau makan hati yang menahun. Bisa juga karena irihati yang berlebihan dan terus menerus, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.
23. Kekebalan  yang rendah, karena tidak memaafkan dan stress.
24. Kolesterol, karena menyimpan dendam dan kepahitan.
25. Leukemia,karena sering bersedih dan merasa selalu rendah diri.
26. Liver, karena irihati yang berlebihan dan terus menerus, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.
27. Maag, karena takut, cemas, perasaan tidak puas pada diri sendiri. Juga benci dandengki.
28. Mata minus, karena takut akan masa depan.
29. Mata plus, karena tidak mampu memaafkan masa lalu.
30. Mual, karena irihati, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.
31. Neuropathi (istilahumum yang digunakan untuk kondisi-kondisi yang terkait dengan gangguan fung sisaraf.Masalah saraf ini bisa menyebabkan nyeri, mati rasa, kesemutan, pembengkakan, atau kelemahan otot pada bagian tubuh yang berbeda). Neropati ini disebabkan karena sombong (menolak kebenaran dan merendahkan orang lain).
32. Obesitas, karena takut, ingin dilindungi, kemarahan terpendam, tidak mau memaafkan.
33. Pegal-pegal, karena ingin dicintai dan disayangi, butuh dipeluk dan kebersamaan.
34. Penyakit paru-paru, karena putus asa, kelelahan emosional, luka batin.
35. Penyakit syaraf, karena pemarah (atau campuran antara sombong dan sedih).
36. Perut kembung, karena irihati.
37. Punggung nyeri, karena sering merasa khawatir.
38. Radang Sendi, karena perasaan tidak dicintai, ditolak dan perasaan dikorbankan.
39. Rhematik, karena menyimpan dendam atau kepahitan hidup.
40. Sakit kepala, karena sombong (Next Avenue, 14/07/2015)
41. Sakit pinggang, karena rasa tidak dicintai, butuh kasih sayang.
42. Sakit punggung, karena ketakutan akan uang, merasa terbebani.
43. Sesak nafas : marah (pemarah)
44. Stres, karena sombong (Next Avenue, 14/07/2015). Bisa juga dikarenakan dendam dan menyimpan kepahitan sehingga menyebabkan imun tubuh mati.
45. Stroke (perdarahan / penyumbatanpembuluhdarah), karena sombong (menolak kebenaran dan merendahkan orang lain),atau karena pemarah (campuran antara sombong dan sedih). Bisa juga karena dendam atau menyimpan kepahitan.
46. Suhu tubuh meningkat, karena irihati, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.
47. Sulit tidur (insomnia) karena mudah tersinggung, bencia tau dengki.
48. Tekanan darah tinggi, karena pemarah (atau campuran antara sombong dan sedih)
49. Tumor, itu penyebab psikisnya sama dengan kanker. Karena kebencian terpendam atau makan hati yang menahun.Bisa juga karena irihati yang berlebihan dan terus menerus, memburuk-burukkan perilaku orang lain atau memfitnah.
50. Gangguan Tulang Belakang bagian bawah, karena sering mengalami kebingungan.
51. Vertigo, karena ada rasa sombong (menolak kebenaran dan merendahkan orang lain), dengan berbagai tingkatannya. Mulai dari meremehkan orang lain, menganggap perbedaan menjalankan peribadatan sebagai sebuah masalah, menganggap diri lebih baik dan benar, menggurui orang yang seharusnya dihormati, merendahkan orang lain (baik diucapkan maupun hanya sebagai sebuah penilaian pribadi), riya, ujub, hingga takabur.
Senantiasa Jagalah Hati dan Sucikan Diri
Sebenarnya masih banyak isian dari daftar penyakit yang disebabkan oleh perasaan-perasaan negatif yang menimbulkan penyakit baik berdampak jangka pendek, maupun terakumulasi dan menimbulkan penyakit menahun dan kronis pada jangka panjang.
Karenanya, jagalah kebersihan dan kesucian hati dengan lebih banyak berdoa, beribadah dan melakukan amal kebaikan untuk sesama. Dan jauhi penyakit hati, seperti: irihati, sombong, penyakit kikir, menyebarfitnah, riya (sukapamer), ingin dilihat lebih dari yang sebenarnya, pemarah, ghibah (menggunjing), juga penyakit hati lainnya seperti ujub, gemar berkata kotor, dan lain-lain.
Karenanya, mari kita senantiasa belajar dan bersungguh-sungguh untuk mampu mengelola emosi dan menata pikiran dengan baik. Memendam emosi atau perasaan negatif, tidak hanya berdampak pada gangguan psikis tetapi juga dapat berdampak langsung pada gangguan kesehatan tubuh.
Hanya dengan mengingat Allah, sejatinya hati kita bisa tenang. Tatalah masalah emosi dan berbagai persoalan hidup dengan sabar, syukur, santun dan tidak mudah marah, tetap bersikap baik dan asertif, berprasangka baik, menjadi pribadi yang bijak dan komunikatif, dan terus menjaga hati dengan doa dan dzikir. Selalu berserah dirilah hanya kepada Allah.
Emosi negatif Insyaa Allah bisa diatasi dengan terapi sabar, terapi istighfar, terapi sabar, terapi air, dan terapi syukur.
Dari daftar penyakit yang terkait dengan emosi negatif, satu kesimpulan muncul: menjaga hati dan mengelola emosi bukan sekadar kebutuhan psikologis, tetapi juga esensial untuk kesehatan fisik. Dengan memahami keterkaitan ini, kita dapat membangun fondasi yang kokoh untuk hidup sehat secara menyeluruh.
Dengan menjaga hati dan membersihkan diri dari emosi negatif, kita membuka pintu bagi kesejahteraan yang tak ternilai. Selamat menjalani perjalanan menuju hidup yang lebih bahagia dan sehat!
Sumber :
news.gallup.com, detikHealth, kompas.com, ANTV, Smart Healing (dr. Mohammad Ali TohaAssegaf, Pustaka Al-Kautar, Jakarta, 2008); penelitian oleh Vera Tsenkova, Ph.D., dariUniversity of Wisconsin School of Medicine and Public Healthtentang Diabetes yang dipublikasikan melaluiJournal of Behavioral Medicine, dan buku "The Healing & Discovering the Power of the Water", Dr. Masaru Emoto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H