Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Inilah Daftar Penyakit-Penyakit Karena Emosi Negatif

8 Desember 2023   08:44 Diperbarui: 8 Desember 2023   08:46 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hati yang bersih adalah sumber kesehatan sejati, menjaganya adalah investasi terbaik untuk hidup yang bermakna."

Rekor Emosi Negatif Tahun 2020 mencatat catatan yang mencengangkan. Menurut Gallup World Poll, stres, kekhawatiran, kesedihan, dan kemarahan merajalela di seluruh dunia. Skor Indeks Pengalaman Negatif melonjak mencapai rekor tertinggi sebesar 32, menunjukkan bahwa dunia merasa sedang dalam kondisi terburuk dalam 15 tahun terakhir.

Meskipun pandemi turut berperan sebagai pemicu, perlu dicatat bahwa dunia telah mengalami tren negatif ini selama hampir satu dekade terakhir. Tren ini menyoroti perubahan dramatis dalam keadaan emosional global.

Dalam konteks ini, artikel ini mengajak untuk merenung tentang pentingnya kesejahteraan emosional di tengah tantangan global yang terus berkembang. Yaitu menjaga hati untuk senantiasa bersih, terjaga dan terkendali.

Jaga Hati dan Kelola Emosi: Kunci Kesejahteraan di Era Tantangan

Ketika kita hidup di zaman yang penuh dengan ketidakpastian, kompleksitas, dan tuntutan kecepatan, menjaga hati serta mengelola emosi menjadi suatu keharusan. Dalam kondisi ini, kita tak dapat menghindar dari tuntutan untuk selalu menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih produktif, dan lebih efektif, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Tantangan tersebut hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari harapan di lingkungan rumah, harapan masyarakat di sekitar kita, hingga tuntutan yang muncul dalam profesi dan pekerjaan kita. Oleh karena itu, kemampuan untuk tetap tenang, terkendali, dan penuh percaya diri dalam mengelola emosi menjadi sangat penting.

Emosi yang dapat dijaga dengan baik adalah emosi yang tetap dalam keadaan 'cool, calm, and confident'. Perlu diingat bahwa emosi atau perasaan negatif yang tidak ditangani dengan baik dan dibiarkan menumpuk dalam jangka waktu yang cukup lama dapat berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Contoh nyata adalah ketika seseorang seringkali menahan emosi dan perasaan negatif tanpa ekspresi yang sehat, hal ini dapat secara otomatis menurunkan daya tahan tubuh, membuat pernapasan menjadi pendek-pendek, meningkatkan suhu tubuh, serta berkontribusi pada munculnya berbagai masalah kesehatan seperti depresi, gangguan pada kulit seperti jerawat, iritasi, psoriasis, keriput, atau munculnya lingkaran hitam di sekitar mata.

Oleh karena itu, menjaga keseimbangan emosional bukan hanya kunci kebahagiaan pribadi, tetapi juga esensial untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Dengan menghadapi tantangan dengan pikiran yang konstruktif, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan secara menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun