Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformasi Etika Profesionalisme Guru untuk Meningkatkan Kualitas Pengajaran (1/2)

23 November 2023   06:07 Diperbarui: 23 November 2023   06:15 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peningkatan Etika Profesionalisme Guru: Menggenggam Kunci Masa Depan Pendidikan | Image: ideogram

Berikut disampaikan temuan-temuan atau contoh-contoh perilaku guru yang tidak menyenangkan di kelas dan di sekolah :

1. Ketidakjujuran:

a. Guru gengsi untuk menjawab "tidak tahu" atau "belum tahu."
b. Ketidakadilan dalam perlakuan:
     * Memihak pada beberapa siswa sementara mengabaikan yang lain.
     * Memberikan perlakuan khusus hanya kepada beberapa siswa favorit.
c. Memberikan nilai yang tidak pantas:
     * Memberikan nilai atau skor yang tidak mencerminkan kinerja sebenarnya siswa.
     * Memanipulasi hasil penilaian untuk memenuhi preferensi pribadi atau ekspektasi yang tidak realistis.
d. Menyembunyikan informasi penting:
     * Menahan informasi yang penting dari siswa atau orang tua, seperti hasil ujian atau perkembangan akademis.
Tidak memberikan umpan balik transparan tentang kinerja siswa.
e. Memanipulasi data atau statistik:
     * Mengubah data atau statistik untuk menciptakan gambaran yang lebih menguntungkan.
     * Menyajikan informasi yang tidak akurat untuk mempertahankan reputasi pribadi atau reputasi sekolah.
f. Tidak memberikan umpan balik konstruktif:
    * Menyembunyikan kritik atau umpan balik konstruktif yang dapat membantu siswa meningkat.
    * Tidak jujur mengenai kekurangan atau kelemahan dalam kinerja siswa.
g. Berbicara dengan tidak jujur kepada orang tua:
     * Menyajikan informasi yang tidak benar kepada orang tua tentang kemajuan atau perilaku siswa.
     * Tidak memberi tahu orang tua tentang masalah atau tantangan yang dihadapi oleh siswa.
h. Tidak mengakui atau membenarkan kesalahan sendiri:
     * Menyalahkan faktor eksternal atau siswa sendiri ketika guru melakukan kesalahan.
     * Tidak mengakui dan memperbaiki kesalahan dalam pengajaran atau penilaian.
i. Tidak menyampaikan informasi dengan jelas:
     * Memberikan instruksi atau informasi yang ambigu atau menyesatkan.
     * Tidak memberikan klarifikasi ketika diminta oleh siswa atau orang tua.
j. Tidak jujur tentang keterbatasan ilmu atau keahlian:
    * Menyajikan diri sebagai otoritas mutlak dalam semua subjek tanpa mengakui ketidakmampuan dalam beberapa area.
    * Tidak mengajak siswa untuk bersama-sama mengeksplorasi pertanyaan atau topik yang belum dikuasai bersama.
k. Tidak memberikan tanggapan konstruktif saat bekerja sama dengan rekan guru:
     * Menyembunyikan kritik atau masalah dalam kolaborasi dengan rekan guru.
     * Tidak membahas perbedaan pendapat atau masalah secara terbuka dan jujur.

2. Kurangnya konsistensi:

a. Mengubah-ubah aturan kelas tanpa alasan yang jelas.
b. Tidak memberlakukan aturan secara konsisten.
c. Ketidaktersediaan untuk berkembang:
     * Menolak menerima umpan balik dari rekan guru atau supervisor.
     * Tidak berpartisipasi dalam pelatihan atau kegiatan pengembangan diri.
d. Tidak konsisten dalam penerapan disiplin:
     * Mengenakan sanksi atau hukuman yang berbeda untuk pelanggaran yang serupa.
     * Memberikan perlakuan khusus pada beberapa siswa terkait dengan pelanggaran aturan.
e. Kurangnya konsistensi dalam penilaian:
     * Memberikan penilaian yang bervariasi untuk pekerjaan yang seharusnya dinilai secara seragam.
     * Tidak menggunakan kriteria penilaian yang konsisten antar siswa atau tugas.
f. Tidak konsisten dalam memberikan umpan balik:
     * Memberikan umpan balik yang berbeda-beda untuk pekerjaan yang memiliki kualitas serupa.
     * Tidak memberikan koreksi atau komentar yang konsisten terhadap pekerjaan siswa.
g. Kurangnya konsistensi dalam kehadiran:
     * Sering absen tanpa alasan yang jelas atau kebijakan yang konsisten.
     * Memberikan izin atau mengizinkan kehadiran yang tidak konsisten pada kegiatan sekolah.
h. Tidak konsisten dalam menerapkan norma perilaku:
     * Mengizinkan perilaku tertentu di satu waktu dan melarangnya di waktu lain tanpa alasan yang jelas.
     * Tidak memberlakukan standar perilaku yang konsisten di seluruh situasi.
i. Tidak konsisten dalam penerapan kebijakan sekolah:
     * Memilih untuk mengabaikan atau melanggar kebijakan sekolah dalam beberapa kasus.
     * Tidak memberlakukan aturan sekolah secara konsisten terutama terkait dengan masalah disiplin atau keamanan.
j. Tidak konsisten dalam memberikan tantangan akademis:
     * Tidak memberikan tugas atau materi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa secara konsisten.
     * Memberikan tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit tanpa pertimbangan yang jelas.
k. Tidak konsisten dalam memberikan penghargaan atau pengakuan:
     * Memberikan penghargaan atau pengakuan secara acak atau tanpa kriteria yang jelas.
     * Tidak mengakui prestasi siswa secara konsisten.
l. Tidak konsisten dalam pengelolaan waktu:
     * Menyelesaikan materi pelajaran dengan cepat pada satu pertemuan dan terlalu lama pada pertemuan berikutnya.
     * Tidak konsisten dalam memberikan waktu untuk aktivitas tertentu di dalam kelas.

3. Tidak jelasnya tujuan pembelajaran:

a. Tidak menyampaikan dengan jelas tujuan pembelajaran kepada siswa.
b. Mengajarkan materi tanpa mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari atau aplikasi praktis.
c. Kurangnya keterkaitan antara aktivitas pembelajaran dan tujuan pembelajaran:
     * Menyelenggarakan aktivitas kelas tanpa menjelaskan bagaimana aktivitas tersebut berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
     * Tidak memberikan konteks atau penjelasan mengenai relevansi suatu topik atau keterkaitan dengan materi pembelajaran.
d. Tidak memberikan umpan balik tentang kemajuan siswa terhadap tujuan:
     * Tidak secara teratur memberikan umpan balik kepada siswa mengenai kemajuan mereka terhadap mencapai tujuan pembelajaran.
     * Kurangnya refleksi terhadap pencapaian tujuan dan penyesuaian pengajaran berdasarkan hasil tersebut.
e. Ketidakjelasan prioritas tujuan pembelajaran:
     * Tidak menekankan atau memberi bobot yang tepat pada tujuan pembelajaran yang lebih penting.
     * Mengajarkan berbagai konsep tanpa mengidentifikasi tujuan utama yang ingin dicapai.
f. Tidak merinci langkah-langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran:
     * Tidak memberikan petunjuk atau langkah-langkah konkret kepada siswa tentang bagaimana mencapai tujuan pembelajaran.
     * Tidak merinci bagaimana siswa dapat menerapkan konsep yang dipelajari dalam situasi kehidupan nyata.
g. Kurangnya transparansi tentang penilaian terkait tujuan pembelajaran:
     * Tidak menjelaskan kriteria atau standar penilaian yang akan digunakan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran.
     * Tidak memberikan contoh kinerja yang baik atau kriteria keberhasilan.
h. Tidak menyesuaikan tujuan dengan kebutuhan siswa:
     * Tidak mempertimbangkan tingkat pemahaman atau kebutuhan siswa dalam menetapkan tujuan pembelajaran.
     * Tidak merespons perubahan dalam pemahaman siswa dan menyesuaikan tujuan pembelajaran jika diperlukan.
i. Tidak menyusun rencana pembelajaran yang terstruktur:
     * Tidak merencanakan langkah-langkah pembelajaran yang secara progresif mencapai tujuan pembelajaran.
     * Kurangnya struktur atau rancangan pembelajaran yang terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
j. Tidak memvalidasi pemahaman siswa secara berkala:
     * Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk merinci atau menjelaskan kembali tujuan pembelajaran sebagai bagian dari proses pembelajaran.
     * Tidak melakukan aktivitas evaluasi formatif untuk mengukur pemahaman siswa sepanjang waktu.

4. Kurangnya persiapan pengajaran:

a. Cara mengajarnya hanya membaca dari buku paket yang ada jawabannya.
b. Tidak mempersiapkan materi pelajaran dengan baik.
c. Tidak memahami sepenuhnya materi yang diajarkan.
d. Tidak memiliki rencana pembelajaran yang jelas:
     * Kurangnya struktur dalam penyajian materi pelajaran.
     * Tidak memiliki tujuan pembelajaran yang spesifik atau rencana langkah-langkah untuk mencapainya.
e. Tidak mempersiapkan bahan dan sumber belajar yang relevan:
     * Tidak menggunakan materi sumber daya yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
     * Tidak mengintegrasikan sumber daya tambahan, seperti media audiovisual atau teknologi pembelajaran.
f. Tidak menyajikan materi dengan cara yang menarik:
     * Penggunaan metode pengajaran yang monoton atau membosankan.
     * Tidak menggunakan berbagai pendekatan untuk mempertahankan minat siswa.
g. Kurangnya rencana alternatif atau adaptasi:
     * Tidak memiliki strategi cadangan jika suatu materi tidak diserap dengan baik oleh siswa.
     * Tidak dapat menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan khusus siswa atau perubahan mendadak dalam situasi kelas.
h. Tidak mengukur pemahaman siswa selama pembelajaran:
     * Kurangnya asesmen formatif untuk memastikan pemahaman siswa sepanjang pembelajaran.
     * Tidak merespons kebutuhan siswa secara individual selama proses pengajaran.
i. Tidak memberikan tugas atau latihan yang relevan:
     * Tidak menyediakan tugas atau latihan yang menguji pemahaman siswa secara mendalam.
     * Tidak memberikan umpan balik konstruktif untuk meningkatkan kinerja siswa.
j. Kurangnya keterlibatan siswa:
     * Tidak mendorong partisipasi aktif atau pertanyaan dari siswa.
     * Tidak membangun suasana kelas yang mendorong diskusi dan kolaborasi.
k. Tidak mempersiapkan rencana cadangan untuk perangkat atau teknologi:
     * Tidak siap untuk mengatasi masalah teknis yang mungkin terjadi selama pengajaran dengan menggunakan perangkat atau teknologi.
     * Tidak memiliki alternatif jika peralatan atau teknologi mengalami kegagalan.
l. Tidak mengkustomisasi pengajaran untuk kebutuhan khusus siswa:
     * Tidak mengidentifikasi atau menyesuaikan pengajaran sesuai dengan gaya belajar atau tingkat pemahaman individu siswa.
     * Kurangnya perencanaan untuk siswa yang memiliki kebutuhan khusus atau memerlukan pendekatan pembelajaran yang berbeda.

5. Tidak bersedia berkolaborasi:

a. Tidak mau bekerja sama dengan rekan guru atau staf sekolah.
b. Menghindari kerjasama dalam proyek atau kegiatan sekolah.
c. Tidak berbagi sumber daya atau informasi:
     * Menyimpan sumber daya atau informasi yang dapat bermanfaat untuk rekan guru atau staf sekolah lainnya.
     * Tidak membuka diri untuk berbagi pengalaman atau praktik terbaik dengan sesama guru.
d. Ketidakpartisipasian dalam pertemuan tim atau rapat staf:
     * Sering absen dari pertemuan tim atau rapat staf tanpa alasan yang jelas.
     * Tidak berkontribusi atau berpartisipasi aktif dalam diskusi dan perencanaan tim.
e. Kurangnya respons terhadap permintaan bantuan:
     * Tidak merespons atau menunda tanggapan terhadap permintaan bantuan atau kolaborasi dari rekan guru atau staf.
     * Tidak menawarkan bantuan atau dukungan kepada rekan yang membutuhkannya.
f. Tidak membuka diri terhadap ide atau masukan rekan:
     * Menolak ide atau masukan dari rekan guru tanpa pertimbangan yang serius.
     * Tidak membuka diri untuk berkolaborasi dalam merancang atau meningkatkan program pembelajaran.
g. Tidak beradaptasi dengan perubahan atau pembaruan kolektif:
     * Menghindari mengikuti perubahan atau pembaruan dalam kebijakan atau metode pengajaran sekolah.
     * Menolak untuk berpartisipasi dalam pelatihan atau pengembangan diri yang diselenggarakan secara kolektif.
h. Menjaga ambisi atau prestise pribadi di atas kepentingan tim:
     * Mengejar tujuan atau prestise pribadi tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau tujuan tim atau sekolah.
     * Tidak bersedia mengorbankan kepentingan pribadi untuk keberhasilan bersama.
i. Ketidakmampuan menerima umpan balik konstruktif:
     * Tidak menerima umpan balik konstruktif dari rekan guru atau staf dengan sikap terbuka.
     * Menanggapi umpan balik dengan pertahanan diri atau penolakan tanpa refleksi.
j. Kurangnya partisipasi dalam program mentoring:
     * Tidak bersedia menjadi mentor atau mentee dalam program mentoring sekolah.
     * Tidak berpartisipasi aktif dalam mendukung pengembangan karier rekan guru yang lebih baru.
k. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur:
     * Menyembunyikan informasi atau masalah yang dapat mempengaruhi rekan guru atau staf.
     * Tidak berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang kekhawatiran atau ide terkait tugas atau proyek bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun