Beberapa poin yang dapat membantu seorang jurnalis untuk menempatkan diri dengan baik dan memberikan penilaian yang seimbang:
1. Objektivitas dan keseimbangan. Jurnalis harus berusaha untuk tetap netral dan objektif dalam melaporkan berita. Mereka seharusnya tidak terlalu cepat memberikan label seperti "teroris" atau "perlawanan" tanpa mengumpulkan cukup informasi dan bukti. Sebaliknya, jurnalis seharusnya mencari sumber informasi yang beragam dan berimbang untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang situasi.
2. Perhatikan konteks sejarah. Mengerti konteks sejarah dari konflik yang sedang terjadi adalah sangat penting. Ini termasuk memahami akar penyebabnya, sejarah perjanjian damai, dan evolusi kelompok-kelompok yang terlibat. Tanpa pemahaman ini, sangat sulit untuk memberikan penilaian yang tepat.
3. Hindari generalisasi. Jurnalis seharusnya tidak menggeneralisasi seluruh kelompok berdasarkan tindakan individu atau kelompok kecil. Ini dapat memicu stereotip dan memperburuk konflik.
4. Wawancara dengan berbagai pihak. Mendekati berbagai pihak yang terlibat dalam konflik, termasuk para pemimpin Palestina dan Israel, serta ahli-ahli yang berkompeten dalam masalah tersebut, dapat memberikan perspektif yang lebih lengkap dan akurat.
5. Transparansi dalam sumber informasi. Jika seorang jurnalis mengutip pernyataan dari pihak tertentu, sebaiknya mereka menyediakan informasi tentang latar belakang dan kepentingan pihak tersebut untuk memungkinkan pembaca untuk mengevaluasi konteksnya.
6. Lihat perspektif internasional dan hukum internasional. Melibatkan pandangan hukum internasional dalam melaporkan konflik internasional adalah penting. Ini dapat membantu dalam memahami legalitas aksi militer dan konsekuensinya. Hal yang sama juga berlaku bila itu terjadi di dalam negeri. Perspektif nasional dan hukum nasional, juga harus bisa dikedepankan.
7. Kritik terhadap semua pihak. Jurnalis harus siap untuk mengkritik tindakan yang tidak sesuai dengan hukum internasional, termasuk tindakan yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Ini akan memperkuat kesan netralitas dan kredibilitas jurnalis.
8. Pentingnya fakta dan bukti. Jurnalis seharusnya mengutamakan fakta dan bukti. Mereka tidak boleh mudah terjebak dalam penyebaran informasi yang tidak terverifikasi. Bila fakta dan bukti tersambung, maka manfaat akan muncul dengan sendirinya.
9. Bertanggung jawab dan siap bertanggung gugat dalam penggunaan terminologi. Penggunaan istilah seperti "teroris" harus dilakukan secara hati-hati dan berdasarkan definisi hukum internasional yang sesuai.
10. Dampak etis dan kemanusiaan. Jurnalis juga harus mempertimbangkan dampak etis dan kemanusiaan dari liputannya. Ini termasuk pertimbangan terhadap potensi dampak psikologis dan keamanan dari berita yang mereka publikasikan.