Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Agile Corporation Modern dengan Budaya Gesit dan Tangkas (1/2)

16 September 2023   10:51 Diperbarui: 16 September 2023   10:53 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Gesit adalah konsep yang sangat penting dalam menciptakan Agile Corporation yang sukses. Ini adalah tentang menjadi cepat, responsif, dan tangkas dalam segala hal yang dilakukan dalam organisasi.

Di sini, mari kita definisikan lebih rinci:
1. Kecepatan Respons. Budaya Gesit mendorong perusahaan untuk merespons perubahan dan peluang dengan cepat. Ini berarti tidak ada birokrasi berlebihan atau proses yang lambat.
2. Fleksibilitas. Perusahaan dengan budaya Gesit biasanya lebih fleksibel dalam merancang dan menyesuaikan produk dan layanan mereka sesuai dengan perubahan kebutuhan pelanggan.
3. Pengambilan Keputusan Cepat. Budaya ini mendorong pengambilan keputusan yang cepat dan berani. Karyawan merasa diberdayakan untuk mengambil langkah-langkah penting tanpa harus menunggu persetujuan berjenjang.

Untuk memberikan contoh nyata, mari kita lihat beberapa perusahaan terkemuka yang telah berhasil menerapkan budaya Gesit :
1. Amazon, dikenal karena kemampuannya untuk merespons perubahan pasar dengan cepat. Mereka terus berinovasi dalam pengiriman, teknologi, dan layanan pelanggan untuk tetap berada di garis depan.
2. Netflix, adalah contoh lain dari perusahaan yang sangat responsif. Mereka terus memperbarui konten mereka sesuai dengan selera penonton dan berinvestasi dalam teknologi streaming terbaru.

Lalu, bagaimana kita bisa mengembangkan budaya Gesit dalam organisasi kita sendiri? Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan:
1. Pemimpin sebagai Contoh. Pemimpin perusahaan harus menjadi teladan dalam hal kecepatan dan keTangkasan. Mereka harus menunjukkan komitmen untuk merespons perubahan dengan cepat.
2. Budaya Eksperimen. Mendorong tim untuk bereksperimen dan mencoba hal-hal baru tanpa takut gagal adalah bagian penting dari budaya Gesit.
3. Komunikasi yang Terbuka. Memastikan komunikasi yang terbuka dan transparan di seluruh organisasi memungkinkan ide-ide dan umpan balik untuk mengalir dengan lancar.
4. Pengambilan Keputusan yang Tersebar. Memberdayakan karyawan untuk mengambil keputusan yang relevan dengan pekerjaan mereka sendiri dapat mempercepat respons terhadap perubahan.

Jadi, dalam konteks Agile Corporation, budaya Gesit adalah tentang menjadi cepat, responsif, dan fleksibel dalam segala hal, dan ini dapat dicapai dengan bantuan pemimpin yang baik dan strategi yang tepat.

Budaya Tangkas: Ketangkasan dalam Menghadapi Perubahan

Budaya Tangkas dalam konteks Agile Corporation adalah tentang kemampuan perusahaan untuk tetap Tangkas dan fleksibel dalam menghadapi perubahan pasar, perubahan teknologi, atau perubahan lingkungan bisnis tanpa kehilangan fokus pada tujuan jangka panjang mereka. Ini melibatkan:
1. Ketangkasan Strategis. Kemampuan untuk merencanakan dan mengimplementasikan strategi yang memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar tanpa mengorbankan tujuan jangka panjang.
2. Ketangkasan Operasional. Kemampuan untuk dengan cepat menyesuaikan operasi dan proses bisnis agar sesuai dengan perubahan yang terjadi.
3. Ketangkasan Kultur. Membangun budaya yang mendorong adaptabilitas, pembelajaran berkelanjutan, dan respon yang cepat terhadap masalah dan peluang.

Lalu, bagaimana perusahaan dapat menjadi Tangkas dalam menghadapi perubahan pasar? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Pemantauan Pasar. Perusahaan harus terus memantau tren dan perubahan dalam pasar mereka. Ini memungkinkan mereka untuk mendeteksi perubahan dengan cepat.
2. Reformasi Produk/Layanan. Kemampuan untuk dengan cepat mengubah atau mengembangkan produk dan layanan untuk mengakomodasi perubahan permintaan pelanggan adalah kunci dalam menjadi Tangkas.
3. Kerja Tim yang Kolaboratif. Tim yang bekerja dengan baik bersama-sama dan dengan departemen lain dapat dengan cepat merespons perubahan.
4. Sikap Terbuka terhadap Perubahan. Budaya yang mendukung pemikiran terbuka dan inovasi akan membuat karyawan lebih menerima perubahan dan mencari solusi baru.

Pertanyaan selanjutnya yang terpikir oleh kita adalah bagaimana perusahaan dapat mengintegrasikan budaya Tangkas dalam DNA mereka? Berikut adalah beberapa kiat:

1. Kepemimpinan yang Mendukung. Pemimpin perusahaan harus memimpin dengan contoh dan mendukung keTangkasan dalam pengambilan keputusan dan operasi.
2. Pelatihan dan Pengembangan. Investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan untuk meningkatkan keterampilan adaptabilitas dan pemecahan masalah.
3. Kultur Pembelajaran. Mendorong budaya pembelajaran di mana kesalahan dianggap sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar.
4. Mengukur dan Mengevaluasi. Menerapkan metrik dan evaluasi untuk mengukur sejauh mana perusahaan telah mencapai keTangkasan dalam berbagai aspek operasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun