Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menyirami Bumi Perpisahan di Pagi Hari dengan Air Mata, Penghormatan dan Doa

2 Agustus 2023   17:30 Diperbarui: 2 Agustus 2023   17:32 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian, tanpa pamit yang panjang, jenasah dibawa dengan kaki-kaki yang berjalan kaki. Ratusan jamaah berkumpul di masjid besar, memberikan penghormatan dengan salat yang hikmah. Lalu beriringan, mereka berjalan, menuju tanah pekuburan yang jauh. Menelusuri pematang sawah membelah bumi. Gunung Gede yang ada di hadapan pun menjadi saksi, bersama burung-burung pipit dan semesta alam mereka pun turut bertasbih. Udara pun bersahabat, awan teduh membayangi langkah-langkah menuju peristirahatan terakhir.

Tak ada yang bisa dibawa, kecuali kebajikan dan amal shalih yang diridoi-Nya | Dokpri
Tak ada yang bisa dibawa, kecuali kebajikan dan amal shalih yang diridoi-Nya | Dokpri

Di sana, tiga ustad dari masjid-masjid terdekat bergantian bersama-sama mendoakan sang ibu. Suasana hening, tanpa gemuruh suara, seolah seluruh jamaah merenungkan tentang datangnya kematian yang tak terduga, kapan dan di mana maut akan menjemput, menghadapkan kita pada akhir perjalanan.

Ada banyak kepala yang tertunduk, ada banyak doa yang terpanjat | Dokpri
Ada banyak kepala yang tertunduk, ada banyak doa yang terpanjat | Dokpri

Sahabat saya yang berada di sebelah kanan setengah berbisik menyampaikannya dengan santun dan pengharapan. Katanya, "Kita pun nanti akan pulang. Kita tidak tahu, kapan kita akan pulang dan dimana. Juga dalam kondisi seperti apa... Semoga Allah rido saat kita pulang nanti... "

Segera, saya pun merangkul pundaknya, dan hanya bisa diam dan mengangguk saja meresapi kata-katanya yang penuh hikmah dan makna. "Aamiin, aamiin, aamiin ya robbal alaamiin..."    

Doa tulus buat sahabat, keluarga dan ibundanya menembus alam semesta | Dokpri
Doa tulus buat sahabat, keluarga dan ibundanya menembus alam semesta | Dokpri

Nasihat terbaik yang bisa saya sampaikan kepada sahabat saya hanyalah ungkapan hati yang sederhana, bahwa "Harta teragung dan termulia yang bisa menjadi kekuatan terbesar yang dapat kita gunakan untuk menghadapi beban dan beratnya hidup, termasuk kesedihan kehilangan ibunda tercinta, adalah kesabaran."

Semoga, dengan izin Allah, ibunda sahabatku berpulang dengan husnul khotimah, kebaikan yang abadi dan berbahagia di sisi-Nya.

Aamiin, ya Rabbal Alamin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun