Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengintegrasikan Risk-Based Budgeting: Menghadapi Risiko dengan Efektif dan Proaktif

19 Juli 2023   06:03 Diperbarui: 19 Juli 2023   06:41 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengelola risiko dengan serius dan terintegrasi meningkatkan citra dan kepercayaan organisasi." ~ Risk Management Association, 2022

Penyusunan anggaran yang efektif dan tepat waktu penting untuk kesuksesan organisasi. Dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, risiko-risiko dapat mengancam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, pengelolaan risiko menjadi bagian penting dalam penyusunan anggaran.

Penanganan risiko dalam penyusunan anggaran sangatlah penting diperhatikan. Risiko dapat berdampak besar pada keuangan, reputasi, operasional, dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Penyusunan anggaran yang memperhatikan risiko bertujuan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko tersebut. Hal ini memungkinkan organisasi untuk lebih efektif menghadapi tantangan yang mungkin muncul.

Menurut survei oleh Global Risk Management Institute (GRMI Report) pada 2022, 73% perusahaan di seluruh dunia telah mengadopsi pendekatan Risk-Based Budgeting dalam proses penganggaran mereka. Bahkan, sektor publik juga semakin menyadari pentingnya Risk-Based Budgeting untuk meningkatkan akuntabilitas dan efektivitas pengelolaan sumber daya publik.

Laporan Deloitte pada 2021 menunjukkan bahwa perusahaan yang konsisten menerapkan Risk-Based Budgeting berhasil mengurangi risiko sebesar 25% dan meningkatkan efisiensi anggaran sebesar 15% dalam dua tahun. Adapun laporan Deloitte 2023, mengungkapkan bahwa perusahaan global semakin menyadari pentingnya Risk-Based Budgeting dalam menghadapi risiko yang kompleks. Perusahaan yang mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam anggaran mencapai kinerja keuangan yang lebih baik.

Sementara itu, laporan dari World Economic Forum (WEF) 2022 menyatakan bahwa implementasi Risk-Based Budgeting semakin penting dalam menghadapi risiko perubahan iklim, teknologi, dan geopolitik.

Risk-Based Budgeting menurut Risk Management Association tahun 2022 juga memperkuat reputasi dan kepercayaan pemangku kepentingan. Mengelola risiko dengan serius dan terintegrasi meningkatkan citra dan kepercayaan organisasi.

Dengan memahami pentingnya penanganan risiko dalam penyusunan anggaran, organisasi dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya. Pendekatan Risk-Based Budgeting membantu organisasi mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan lebih baik, sehingga merencanakan anggaran dengan lebih tepat sasaran.

Konsep Dasar Risk-Based Budgeting: Pengertian, Prinsip, Manfaat, dan Keunggulan

Risk-Based Budgeting adalah pendekatan dalam penyusunan anggaran yang didasarkan pada penanganan risiko. Dalam pendekatan ini, risiko-risiko yang dihadapi oleh organisasi diidentifikasi, dievaluasi, dan diintegrasikan ke dalam proses penganggaran. Tujuannya adalah untuk melakukan alokasi sumber daya secara cerdas dan strategis dengan mempertimbangkan risiko-risiko tersebut.

Prinsip-prinsip Risk-Based Budgeting meliputi integrasi risiko ke dalam proses penganggaran, pengukuran risiko dan toleransi, serta transparansi dan akuntabilitas. Risiko-risiko harus diperhitungkan dalam semua tahapan penyusunan anggaran, diukur berdasarkan dampak dan probabilitasnya, dan diinformasikan secara transparan kepada semua pihak terkait.

Manfaat dan keunggulan Risk-Based Budgeting termasuk pengambilan keputusan yang lebih baik, prioritas yang lebih tepat, dan pengelolaan risiko yang lebih terintegrasi. Pendekatan ini membantu mengurangi ketidakpastian, meningkatkan efisiensi, dan membangun sinergi antara manajemen risiko dan penyusunan anggaran.

Survei terbaru dari Association of Government Accountants pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 67% lembaga pemerintah di berbagai negara telah mengadopsi Risk-Based Budgeting. Organisasi yang menerapkan pendekatan ini dengan efektif menurut laporan dari Gartner pada tahun 2021dapat mengurangi biaya risiko hingga 20% dalam waktu satu tahun.

Dengan memahami konsep dasar Risk-Based Budgeting, organisasi dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan merencanakan anggaran secara bijaksana dan efisien dalam menghadapi risiko yang dihadapi.

Peran Pemangku Kepentingan dalam Risk-Based Budgeting

Pemangku Kepentingan dalam Risk-Based Budgeting memiliki peran penting. Ada tiga kelompok pemangku kepentingan utama yang terlibat, yaitu pemilik risiko, manajemen risiko, dan audit internal.

Pertama, pemilik risiko bertanggung jawab sebagai pelindung utama terhadap risiko. Mereka mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko yang terkait dengan tugas mereka. Dalam Risk-Based Budgeting, pemilik risiko memberikan masukan penting dalam alokasi sumber daya anggaran.

Pemilik risiko menetapkan toleransi risiko yang dapat diterima dalam pekerjaan mereka. Mereka memahami dampak risiko terhadap tujuan organisasi dan menghadapinya dengan batasan yang ditetapkan. Dengan pemahaman ini, pemilik risiko membantu menentukan prioritas dan alokasi anggaran yang fokus pada risiko signifikan.

Kedua, Peran Manajemen Risiko. Manajemen risiko bertanggung jawab sebagai pengelola risiko di garis kedua pertahanan. Mereka memastikan risiko diidentifikasi, diukur, dan dikelola dengan tepat. Manajemen risiko bekerja sama dengan pemilik risiko untuk mengembangkan metodologi manajemen risiko yang sesuai dengan organisasi.

Dalam Risk-Based Budgeting, manajemen risiko menggunakan metodologi dan alat yang relevan untuk mengelola risiko secara efektif. Mereka bekerja sama dengan tim penyusun anggaran untuk memahami dampak finansial dan operasional dari risiko yang teridentifikasi. Melibatkan manajemen risiko dalam penyusunan anggaran memberikan wawasan mendalam tentang risiko dan alokasi sumber daya yang bijaksana.

Ketiga, peran Audit Internal yang berfungsi dalam pengawasan risiko. Audit internal memiliki peran pengawasan risiko di garis ketiga pertahanan. Mereka mengevaluasi pengelolaan risiko dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang ada. Dalam penyusunan anggaran, audit internal mengevaluasi keandalan informasi risiko yang digunakan.

Kolaborasi dengan Penyusun Anggaran: Audit internal bekerja sama dengan tim penyusun anggaran untuk memberikan masukan dan rekomendasi terkait pengelolaan risiko dalam anggaran. Mereka memberikan perspektif independen dan bimbingan untuk memastikan pengelolaan risiko terintegrasi dengan baik. Kolaborasi antara audit internal dan penyusun anggaran memantau risiko dan kepatuhan anggaran secara lebih baik.

Menurut laporan The Institute of Internal Auditors (IIA) tahun 2022, 87% perusahaan melibatkan audit internal dalam pengelolaan risiko dan penyusunan anggaran. Penerapan Risk-Based Budgeting dengan melibatkan pemilik risiko, manajemen risiko, dan audit internal, seperti yang ditemukan oleh Deloitte Research tahun 2021, meningkatkan transparansi, keakuratan, dan akuntabilitas dalam penyusunan anggaran organisasi.

Melibatkan pemangku kepentingan yang relevan, seperti pemilik risiko, manajemen risiko, dan audit internal, dalam Risk-Based Budgeting penting untuk mengintegrasikan pengelolaan risiko ke dalam penyusunan anggaran.

Langkah-langkah Implementasi Risk-Based Budgeting

Menurut laporan dari Harvard Business Review pada tahun 2022, perusahaan yang menerapkan Risk-Based Budgeting dengan baik dapat mengurangi anggaran hingga 15% dalam dua tahun. Teknologi seperti analisis data dan kecerdasan buatan dapat digunakan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi dampak risiko terhadap anggaran, meningkatkan akurasi dan efisiensi proses tersebut.

Langkah-langkah implementasi Risk-Based Budgeting melibatkan identifikasi risiko, evaluasi dampak risiko terhadap anggaran, penentuan prioritas anggaran, dan pemantauan serta penyesuaian anggaran.

1. Dalam identifikasi risiko, data dikumpulkan dan risiko-risiko yang mungkin dihadapi organisasi dianalisis. Risiko-risiko yang signifikan diprioritaskan berdasarkan dampak dan kemungkinan terjadinya.
2. Evaluasi dampak risiko terhadap anggaran melibatkan pengukuran potensi dampak finansial dan identifikasi sumber daya yang terdampak. Ini membantu organisasi mengalokasikan sumber daya dengan cerdas dan mempertimbangkan pemulihan dan mitigasi risiko.
3. Penentuan prioritas anggaran melibatkan alokasi sumber daya berdasarkan risiko dan pengaturan prioritas pengeluaran berdasarkan urgensi risiko. Pengeluaran anggaran harus sejalan dengan upaya penanganan risiko yang diperlukan.
4. Monitoring dan penyesuaian anggaran penting untuk memantau perubahan risiko dan menyesuaikan anggaran secara fleksibel. Fleksibilitas ini memungkinkan organisasi untuk tetap adaptif terhadap perubahan risiko.

Dengan mengikuti langkah-langkah implementasi Risk-Based Budgeting, organisasi dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih cerdas, mengelola risiko dengan efektif, dan merespons perubahan risiko dengan tepat.

Studi Kasus: Penerapan Risk-Based Budgeting

Sekarang, mari kita melihat contoh penerapan Risk-Based Budgeting pada perusahaan, lembaga negara/pemerintah, dan yayasan/non-profit. Risk-Based Budgeting membantu organisasi mengidentifikasi risiko, mengukur dampak finansialnya, dan mengalokasikan sumber daya anggaran yang sesuai.

1. Contoh Penerapan Risk-Based Budgeting pada Perusahaan:
a. Identifikasi risiko-risiko operasional yang dapat mempengaruhi proses produksi atau layanan pelanggan.
b. Evaluasi dampak finansial dari risiko-risiko tersebut, termasuk biaya pemulihan dan penurunan pendapatan.
c. Penentuan prioritas anggaran untuk mengurangi risiko yang signifikan, seperti investasi dalam keamanan IT.
d. Monitoring dan penyesuaian anggaran sesuai perubahan risiko, seperti melalui pemantauan pasar.

2. Contoh Penerapan Risk-Based Budgeting pada Lembaga Negara/Pemerintah:
a. Identifikasi risiko-risiko terkait layanan publik, seperti keamanan masyarakat atau keuangan.
b. Evaluasi dampak finansial dan sosial dari risiko-risiko tersebut, termasuk biaya pemulihan dan kerugian bagi masyarakat.
c. Penentuan prioritas anggaran untuk mengatasi risiko yang signifikan, seperti investasi dalam infrastruktur yang tahan gempa.
d. Monitoring dan penyesuaian anggaran sesuai perubahan risiko, seperti melalui evaluasi program.

3. Contoh Penerapan Risk-Based Budgeting pada Yayasan/Non-profit:
a. Identifikasi risiko-risiko terkait pendanaan, reputasi, atau ketergantungan pada sumbangan.
b. Evaluasi dampak finansial dan sosial dari risiko-risiko tersebut, termasuk penurunan pendanaan dan pengaruh terhadap program bantuan.
c. Penentuan prioritas anggaran untuk mengatasi risiko yang signifikan, seperti diversifikasi sumber pendanaan.
d. Monitoring dan penyesuaian anggaran sesuai perubahan risiko, seperti melalui evaluasi program.

Studi McKinsey & Company pada tahun 2021 menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan Risk-Based Budgeting secara efektif mencapai peningkatan produktivitas sebesar 8-10% dan penurunan biaya operasional hingga 15% dalam waktu dua tahun. Kesadaran akan pentingnya pengelolaan risiko dalam anggaran juga meningkat, terutama setelah krisis keuangan global dan pandemi COVID-19. Risk-Based Budgeting membantu organisasi merespons perubahan bisnis yang cepat dan kompleks.

Laporan dari World Economic Forum (WEF) 2022 menyatakan bahwa implementasi Risk-Based Budgeting semakin penting dalam menghadapi risiko perubahan iklim, teknologi, dan geopolitik. Sementara itu, menurut laporan Deloitte 2023, perusahaan global semakin menyadari pentingnya Risk-Based Budgeting dalam menghadapi risiko yang kompleks. Perusahaan yang mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam anggaran mencapai kinerja keuangan yang lebih baik.

Risk-Based Budgeting menurut Risk Management Association tahun 2022, juga memperkuat reputasi dan kepercayaan pemangku kepentingan. Mengelola risiko dengan serius dan terintegrasi meningkatkan citra dan kepercayaan organisasi.

Kesimpulan

Risk-Based Budgeting adalah pendekatan kuat dalam mengelola risiko melalui anggaran, yang memberikan manfaat yang signifikan dalam pengelolaan risiko yang lebih efektif dan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis. Studi kasus pada berbagai jenis organisasi menunjukkan bahwa penerapan Risk-Based Budgeting dapat menghasilkan hasil yang positif.

Dalam pendekatan ini, organisasi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana untuk mengelola risiko. Kolaborasi dengan pemangku kepentingan dan persiapan proaktif menjadi kunci keberhasilan. Dengan Risk-Based Budgeting, organisasi dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meminimalkan risiko keuangan, dan mencapai tujuan jangka panjang.

Penting bagi organisasi untuk memahami dan menerapkan Risk-Based Budgeting dalam menghadapi dunia yang kompleks dan terus berubah. Pendekatan ini membantu organisasi menghadapi risiko di masa depan dengan lebih baik, merespons perubahan lingkungan, serta mencapai keberhasilan dan keberlanjutan jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun