Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Artikel Utama

Dampak AI Secara Statistik Menyeramkan, Bagaimana dengan Perubahan dan Peluangnya?

1 Juni 2023   05:52 Diperbarui: 2 Juni 2023   08:00 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transformasi Pekerjaan di Era AI | Image : euronews.com

"Melihat dampak AI pada pekerjaan adalah langkah penting dalam mempersiapkan diri menghadapi perubahan masa depan."

Bagi sebagian orang, kekhawatiran tentang jumlah pekerja yang akan terdampak, kehilangan pekerjaan, atau digantikan oleh kecerdasan buatan (AI) menjadi isu yang mengkhawatirkan. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghadapi dengan bijak, proaktif, dan serius beberapa sumber informasi yang tertera di bawah ini, yang membutuhkan perhatian dan tindakan lanjutan.

*) Menurut laporan Goldman Sachs baru-baru ini, kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi diperkirakan akan mempengaruhi 300 juta pekerjaan di seluruh dunia (iotforall.com, 15 April 2023 & forbes.com, 31 Mar 2023). 

Namun, meskipun laporan tersebut menyebutkan bahwa AI dapat menggantikan 300 juta pekerjaan penuh waktu dan sekitar seperempat pekerjaan di AS dan Eropa.

Sebuah studi terbaru oleh Pew Research menemukan bahwa sebagian besar pekerja di 10 negara maju dan berkembang berharap komputer dapat melakukan lebih banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia daripada menggantikan pekerjaan mereka (bbc.com).

*) The Brookings Institution memperkirakan 36 juta pekerja akan kehilangan pekerjaan karena AI (techjury.net, 12 Jan 2023).

*) McKinsey & Company memperkirakan bahwa otomatisasi akan menggantikan antara 400 dan 800 juta pekerjaan pada tahun 2030, membutuhkan sebanyak 375 juta orang untuk berpindah kategori pekerjaan seluruhnya (iotforall.com, 30 Jan 2023).

*) Pada tahun 2030, kehilangan pekerjaan karena AI dan otomatisasi dapat memengaruhi 14% tenaga kerja global (gitnux.com).

Penting untuk dicatat bahwa meskipun AI akan menyebabkan perpindahan pekerjaan, AI juga akan menciptakan peluang kerja baru. 

Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa meskipun peralihan ke otomasi mungkin berarti hilangnya sekitar 75 juta pekerjaan, akan ada 133 juta pekerjaan baru yang diciptakan sebagai konsekuensi langsung dari penambahan tenaga kerja mesin (techjury.net).

Pengaruh Kecerdasan Buatan (AI) pada Pekerjaan: Dampak, Perubahan, dan Peluang

Pengaruh kecerdasan buatan (AI) pada lapangan kerja adalah topik yang sering diperdebatkan dan sulit untuk memprediksi secara akurat. 

Sudah dapat dipastikan AI dapat mengotomatisasi beberapa tugas rutin dan repetitif, dan mempengaruhi pekerjaan manusia dalam berbagai industri. 

Namun efeknya pada jumlah karyawan yang terkena dampak akan beragam, dan tergantung pada berbagai faktor. Berikut adalah beberapa poin yang perlu dipertimbangkan:

1. Otomatisasi pekerjaan. Kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang berulang dan terstruktur seperti pada manufaktur, logistik, dan pemrosesan data. Akibatnya, PHK bisa terjadi pada karyawan yang melakukan tugas-tugas tersebut.

2. Perubahan pekerjaan. AI dapat menciptakan peluang baru dan mengubah pekerjaan yang ada. Sebagai membantu dalam analisis data yang kompleks, memberikan dukungan keputusan, dan meningkatkan efisiensi. 

Akibatnya, ciptakan atau kuasai pekerjaan yang berfokus pada tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan unik yang sulit digantikan oleh AI.

3. Kolaborasi manusia dan AI. Manusia yang unggul dalam hal kreativitas, empati, dan pemecahan masalah kompleks bila dikolaborasikan dengan AI, dapat membantu manusia dalam tugas-tugas tertentu, mempercepat proses, dan memperluas kapabilitas kerja mereka.

4. Penciptaan pekerjaan baru. Dalam pengembangan, pemeliharaan, dan penerapan teknologi AI, diperlukan keterampilan baru yang melibatkan pemrograman, analisis data, dan pengelolaan sistem AI. 

Sedangkan di sisi lain, kini terdapat permintaan yang meningkat untuk pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, inovasi, dan interaksi manusia.

Dampak AI pada pekerjaan sulit diprediksi secara pasti karena banyak variabel yang mempengaruhinya. Meskipun beberapa pekerjaan dapat digantikan oleh AI, kehadiran manusia tetap dibutuhkan dalam sektor lain. 

Pekerjaan manusia juga akan mengalami perubahan dan penyesuaian sebagai respons terhadap teknologi baru. Oleh karena itu, penting untuk melihat AI sebagai alat yang mendukung pekerjaan manusia dan mendorong perubahan dalam cara kita bekerja.

Pemerintah dan kalangan bisnis harus bertindak proaktif untuk mengatasi dampak AI pada tenaga kerja dan memastikan pekerja dilengkapi dengan keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi.

Strategi Proaktif untuk Menghadapi Gelombang Kecerdasan Buatan (AI) dan Meningkatkan Relevansi Kerja

Karyawan masa depan, pimpinan HRD, dan pengusaha perlu mengadopsi pendekatan proaktif dalam menghadapi kecerdasan buatan. 

Mereka harus meningkatkan keterampilan mereka dalam bidang AI, cloud computing, manajemen produk, dan media sosial. Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat dimanfaatkan untuk pencegahan dan deteksi kejahatan.

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, pimpinan HRD dapat secara bertahap memperkenalkan beberapa konsep dan kebutuhan masa kini serta masa depan yang sangat penting. 

Beberapa konsep yang bisa diadopsi adalah Agile methodology, Artificial Intelligence (AI), Automation, Big data, Cloud computing, Cybersecurity, Data analytics, Data privacy, Digital ethics, Digital marketing, Digital nomad, Digital transformation, E-commerce, Flexible working, Gig economy, Green jobs, Internet of Behaviors (IoB), Internet of Things (IoT), Remote collaboration, Remote learning, Remote working, Sustainable development, Teleworking, Virtual assistant (Siri, Google Assistant, atau Amazon Alexa), dan Virtual office.

Dengan menggabungkan konsep-konsep ini, HRD dapat menciptakan lingkungan kerja yang inovatif, efisien, dan responsif terhadap perubahan, sehingga dapat mengoptimalkan potensi karyawan dan memenuhi kebutuhan perusahaan di era digital.

Untuk menghadapi AI, karyawan masa depan perlu melakukan beberapa hal penting dibawah ini :

1. Pahami AI secara menyeluruh. Pelajari jenis-jenis AI, penerapannya, dan dampaknya.

2. Tingkatkan keterampilan dan kompetensi. Peroleh pengetahuan baru dalam AI dan kembangkan keterampilan humanis & relasional.

3. Siap belajar dan menyesuaikan diri. Hadapi perubahan dengan belajar terus-menerus dan ikuti pelahan AI bila perlu.

4. Kolaborasi dengan AI. Gunakan AI untuk meningkatkan produktivitas dan fokus pada tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia.

5. Kembangkan keterampilan unik. Fokus pada bidang yang melibatkan interaksi manusia dan sulit digantikan oleh AI.

6. Pantau dan adaptasi. Ikuti perkembangan AI dan perbarui keterampilan sesuai kebutuhan.

7. Ciptakan nilai tambahan. Temukan cara AI dapat meningkatkan proses kerja, solusi inovatif, dan pengalaman pelanggan.

Dengan langkah ini, karyawan masa depan dapat memanfaatkan peluang AI dan memperkuat posisi mereka dalam dunia kerja yang berubah.

Strategi Proaktif HRD Menghadapi Disrupsi Kecerdasan Buatan (AI) dan Memaksimalkan Potensi Tenaga Kerja

Transformasi Pekerjaan di Era AI | Image : euronews.com
Transformasi Pekerjaan di Era AI | Image : euronews.com

Dari sisi pengelolaan SDM, pimpinan HRD juga harus mengambil langkah-langkah proaktif dalam menghadapi AI. Antara lain :

1. Pemahaman mendalam tentang AI. Pimpinan HRD perlu memahami konsep dasar dan potensi AI, termasuk aplikasinya dalam HR dan dampaknya pada pekerjaan dan tenaga kerja.

2. Evaluasi dampak pada tenaga kerja. Langkah proaktif dalam mengevaluasi dampak AI pada tenaga kerja, termasuk mengidentifikasi pekerjaan yang rentan terhadap otomatisasi atau perubahan.

3. Perencanaan kebutuhan keterampilan masa depan. Identifikasi keterampilan yang penting di masa depan dengan adopsi AI dan mengembangkan rencana pelatihan yang relevan.

4. Menggabungkan AI dalam proses HR. Menggunakan AI dalam proses HR untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan, seperti menggunakan chatbot atau algoritma AI.

5. Mengelola perubahan dan transisi. Ciptakan manajemen perubahan dengan hati-hati, termasuk komunikasi efektif, pelatihan, dan dukungan untuk mengatasi kekhawatiran dan ketidakpastian.

6. Mendorong Kolaborasi Manusia-AI. Memfasilitasi kolaborasi antara karyawan dan AI, dengan memanfaatkan AI untuk pekerjaan rutin agar karyawan dapat fokus pada tugas yang membutuhkan keterampilan manusia.

7. Rekrutmen dan retensi karyawan. Perbarui strategi rekrutmen dan retensi untuk menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh AI.

Pembaruan Strategi Rekrutmen dan Retensi untuk Menghadapi Perubahan yang Diakibatkan oleh AI

Untuk memperbarui strategi rekrutmen dan retensi dalam menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh AI, Pimpinan HRD dapat mengambil beberapa langkah berikut:

1. Evaluasi kebutuhan perusahaan. Pertama-tama, lakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan perusahaan terkait keterampilan yang dibutuhkan dalam era AI. Identifikasi peran dan keterampilan yang akan berubah atau berkembang dengan adanya AI dalam organisasi.

2. Pembaruan profil pekerjaan. Sesuaikan profil pekerjaan dengan perkembangan teknologi AI. Perbarui deskripsi pekerjaan, tugas, dan kualifikasi yang diperlukan untuk mencerminkan perubahan tersebut. Sertakan keterampilan yang spesifik terkait AI, seperti pemahaman tentang pengolahan bahasa alami, pembelajaran mesin, atau analisis data.

3. Menyusun rencana pengembangan karyawan. Identifikasi karyawan yang memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilan AI. 

Buat rencana pengembangan karyawan yang mencakup pelatihan, hingga sertifikasi yang relevan untuk memperkuat pemahaman dan keahlian mereka dalam bidang AI.

4. Membangun jaringan dan kemitraan. Cari tahu tentang komunitas AI dan sumber daya yang tersedia di luar perusahaan. Bina hubungan dengan universitas, lembaga riset, atau organisasi industri terkait AI untuk berbagi pengetahuan dan menarik bakat yang berkualitas dalam bidang tersebut.

5. Menerapkan teknologi AI dalam proses rekrutmen. Manfaatkan teknologi AI untuk membantu menyaring dan mengidentifikasi kandidat yang sesuai dengan profil pekerjaan. 

Gunakan sistem manajemen aplikasi (ATS) yang terintegrasi dengan AI untuk menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi proses rekrutmen.

6. Perkuat pengalaman karyawan. Dalam era AI, karyawan yang kompeten di bidang teknologi ini menjadi sangat berharga. 

Dalam rangka mempertahankan karyawan yang berpotensi, berikan pelatihan dan pengembangan lanjutan terkait AI, serta kesempatan untuk mengambil peran yang lebih menantang yang melibatkan teknologi tersebut.

7. Fokus pada soft skills. Sementara keterampilan teknis dalam AI sangat penting, jangan lupakan pentingnya soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, dan keterampilan kolaborasi. 

Perhatikan pengembangan soft skills ini agar karyawan dapat beradaptasi dengan baik dengan perubahan yang diakibatkan oleh AI dan tetap menjadi aset yang berharga dalam organisasi.

8. Pantau tren dan inovasi. Tetaplah mengikuti tren dan inovasi terkini dalam bidang AI. Ikuti perkembangan terbaru dalam industri Anda dan pastikan strategi rekrutmen dan retensi Anda selalu diperbarui dan relevan dengan perubahan yang terjadi.

Pimpinan HRD dapat memperbarui strategi rekrutmen dan retensi untuk menghadapi perubahan AI. Ini membantu organisasi menarik dan mempertahankan bakat AI terbaik. 

Dengan memperbarui strategi rekrutmen, organisasi dapat menarik individu dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan AI.

Implementasi langkah-langkah ini juga meningkatkan retensi karyawan berpotensi. Pelatihan terkait AI menunjukkan komitmen perusahaan dalam pengembangan karyawan dan meningkatkan kepuasan, loyalitas, dan motivasi mereka. Penggunaan AI dalam rekrutmen mempercepat dan meningkatkan efisiensi pemilihan kandidat yang sesuai.

Dengan strategi yang diperbarui, perusahaan dapat tetap kompetitif di era digital dengan mengembangkan keterampilan AI, memperkuat pengalaman karyawan, dan memanfaatkan teknologi AI dalam rekrutmen.

Kesimpulan dan Saran:

Pengaruh kecerdasan buatan (AI) pada lapangan kerja memiliki dampak yang signifikan, termasuk kehilangan pekerjaan dan perubahan dalam jenis pekerjaan yang ada.

Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa jutaan pekerja akan kehilangan pekerjaan mereka karena otomatisasi dan penggunaan AI. Namun, penting untuk diingat bahwa AI juga menciptakan peluang kerja baru dan membutuhkan keterampilan yang berbeda.

Saran yang dapat diambil dari artikel ini adalah, menanggapi dampak AI, setidaknya penting diperhatikan 3 hal ini:

1. Pemerintah dan kalangan bisnis harus bertindak proaktif dalam mengatasi dampak AI pada tenaga kerja.

2. Pekerja harus memperbarui keterampilan mereka untuk menghadapi perubahan dengan mempelajari AI dan mengembangkan keterampilan manusiawi yang sulit digantikan oleh AI.

3. Kolaborasi antara manusia dan AI perlu ditingkatkan untuk memanfaatkan kekuatan kreativitas dan pemecahan masalah manusia dengan bantuan AI.

Menghadapi perubahan pekerjaan:

1. Pemerintah dan perusahaan harus mengidentifikasi pekerjaan yang rentan terhadap otomatisasi atau perubahan akibat AI.

2. Karyawan masa depan perlu meningkatkan keterampilan mereka dalam AI dan kembangkan keterampilan yang unik yang sulit digantikan oleh AI.

3. Karyawan harus siap belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dan mengikuti perkembangan AI.

Strategi HRD yang proaktif:

1. Pimpinan HRD perlu memahami konsep dasar dan potensi AI serta dampaknya pada tenaga kerja.

2. Evaluasi dampak AI pada tenaga kerja dan mengidentifikasi keterampilan yang penting di masa depan dengan adopsi AI.

3. Menggunakan AI dalam proses HR untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun