Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kehilangan Sahabat: Mengingatkan Kita Pada Pentingnya Nasehat dalam Islam

9 April 2023   10:32 Diperbarui: 9 April 2023   10:41 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat hati gundah gulana, saat jiwa terbelit lara, maka masjid bisa jadi tempat curhat terbaik. Lalu, dipilihlah Masjid Agung Cianjur untuk bisa berkeluh kesah dengan-Nya di sana. Harapannya sederhana, di tempat yang lebih besar diharapkan kekhusuan kita dapat bisa lebih besar. Saya sendiri kerap pergi ke sana. Bisa di hari-hari biasa, namun lebih nyaman saat pergi ke sana di hari jumat. Hari rayanya umat Islam.

Ulama salaf berpesan, muliakanlah hari Jumat agar engkau mendapat rahmat. Rahmat dalam Islam memiliki beberapa makna. Pertama, rahmat bisa berarti agama Islam yang ada untuk rahmat 'kasih sayang' terhadap alam semesta. Kedua, rahmat bisa berarti belas kasih, kerahiman, karunia, dan berkah Allah. Ketiga, rahmat bisa berarti menciptakan kehidupan yang baik bagi seluruh alam semesta.

Sebaik-baik hari, hari termulia, adalah hari Jumat. Hari raya-Nya umat Islam. Karena itu, awal dari prestasi, niat baik, impian besar, tekad kuat, proyek akhirat, akan bagus dimulai dengan niat baik dan dilakukan di hari Jumat.

Hari Jumat itu hari yang istimewa dan luar biasa. Bahkan Rasulullah pernah menyampaikan, "Sebaik-baik hari yang terbit matahari padanya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, di waktu itu pula ia dimasukkan ke dalam surga, dan waktu itu juga ia dikeluarkan dari padanya. Kiamat pun tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat".

Jumat itu keistimewaan, karena Namanya diabadikan dalam sebuah surah dalam Al Quran. "Bertasbihlah kepada Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Allah Maharaja, Mahasuci, Yang Perkasa, Maha Bijaksana" (QS. Al Jumuah 62 :1). Itu surah pertama-Nya memperkenalkan kebesaran diri-Nya, bahwa semua yang ada di langit dan di bumi tunduk patuh mengagungkan-Nya, bertasbih kepada-Nya.

Hari Jumat yang Penuh Nasihat

Hari itu hari Jumat. Saya ajak anak sulung saya untuk salat Jumat di Masjid Agung Cianjur. Dan seperti biasanya, ia sangat kegirangan. Semangat dan antusiasnya, terpancar jelas dari matanya yang berbina. Sebuah kebahagiaan yang tak tergambarkan dengan kata-kata, karena ia akan saya ajak ke kota. Jarak rumah kami di kampung Cilaku ke Masjid Agung di pusat kota Cianjur, jaraknya 7,3 km.

Setengah melompat, ia segera ambil handuk dan hendak segera mandi agar saat solat Jumat badan terasa segar dan tidak mengantuk. Begitu pun saya. Saya senang lihat kakak begitu riang gembira. Memang, antusias itu menularkan antusias ternyata.

Saat khotib naik mimbar, betapa senangnya saya melihatnya. Itu sahabat saya. Dan saya tepuk paha kiri kakak yang sedang duduk di samping kanan saya. "Kak, dengarkan serius ya khutbah Jumatnya. Pasti bagus ini", kata saya meyakinkan.

Kakak menoleh dan mengangguk sambil tersenyum. Ia nampak terhanyut dan terpukau denga napa yang disampaikan khotib itu. Suaranya lantang dan sedikit parau, khas suaranya yang agak nge bass dan kadang terselip bariton. Itu suara yang setiap hari saya dengar selama 3 tahun, meski 3 tahun sebelumnya juga saya kenal sebelumnya. Ya, karena dia teman satu SMP dan satu SMA di tempat yang sama.

Selepas salat Jumat, dengan mata serius dan menatap tajam, kakak berkata pada saya. "Bagus ya Yah, materinya. Menyentuh, dan menggugah kita.."

Betul Kak. Itu temen ayah. Temen sekelas ayah sewaktu di SMA. Juga teman sesekolah waktu di SMP. Di jam-jam kosong saat SMA, temen sekelas ayah suka minta beliau untuk mengisi dengan tausyiah dengan tema yang sesuai dan dibutuhkan temen-teman. Dari sidik suaranya, ayah kenal dan hafal betul itu temen ayah, kalau ayah mendengar beliau di mana saja.

Bertemu Lagi...

Hari pun berganti. Kali ini, di sebuah kesempatan, saya ajak Kakak ipar dari Jogja yang sedang liburan di Salaeurih Cianjur untuk solat jumat di luaran. Kali ini, saya pilihkan Masjid Darussalam, Karang Tengah, Cianjur. Jarak masjid ini dari rumah 11,6 km dari rumah.  Mesjid yang lokasinya di tepi jalan raya Cianjur - Bandung yang sangat nyaman. Toulet bersih, dan ada tempat wudhu ramah orang tua. DKM menyediakan fasilitas kopi dan teh panas bagi yang menginginkannya. Juga ada buku dan majalah-majalah islam disana. Ini jadi tempat yang sangat cocok untuk yang sedang dalam perjalanan.

Kakak ipar pun suka tempat itu. Juga menyukai apa yang disampaikan khotib Jumat hari itu. Setelah salat Jumat, saya meminta izin ke kakak ipar untuk bisa menemui khotib jumat dan ingin mengucapkan terima kasih padanya.

Kami pun salaman dan berpelukan. Sapaan hangatnya sungguh hangat terasa. Lalu, saya kenalkan kepada kakak ipar saya, "Mas, kenalkan. Ini Kang Iman, Iman Muqoddas. Temen sekelas SMA dulu".

Lalu, saya sampaikan juga ke Kang Iman, "Nuhun Kang Iman, materina sae pisan (materinya bagus sekali). Nyentug (menyentuh) dan memberi energi. Harus banyak-banyak introspeksi dan istighfar nih".

Dengan seragam coklat dinasnya, Kang Iman hanya senyum dan berkata pendek. "Alhamdulillah..."  

Kini, setiap salat Jumat di Masjid Agung atau di Masjid Darussalam, saya selalu ingat sahabat saya. KH Iman Muqodas. Sayang, Kang Iman sudah berpulang setahun lebih. Namun ilmu, inspirasi, persahabatan dan kehangatannya, tak tergantikan dengan materi dan segala bentuk apapun apresiasi.

Siapa yang menyembah Muhammad, sungguh Muhammad telah wafat. Siapa yang menyembah Allah, ketahuilah bahwa Allah Zat Yang Hidup Takkan Mati.

"Ya Allah, ampunilah KH Iman Muqodas, guru-guru kami, dan orang yang telah mengajar kami. Sayangilah mereka, muliakanlah mereka dengan keridhaan-Mu yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang".

Setelah salat, saya merenung dan berdoa, "Semoga kita bisa menjadi sahabat sejati di akhirat kelak.. Ya Allah, kabulkanlah doaku ini...."

Aamiin ya robbal alamin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun