Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Meningkatkan Manajemen Risiko Operasional di Kilang Minyak dan Depo Pertamina: Solusi untuk Mencegah Rentetan Insiden Kebakaran

8 April 2023   05:17 Diperbarui: 8 April 2023   06:51 2034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Insiden kebakaran di kilang minyak dan depo Pertamina merupakan masalah serius yang terus menjadi sorotan publik. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai manajemen risiko operasional yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. 

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi rentetan kebakaran yang menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan dan lingkungan sekitar. Berbagai analisis dan evaluasi efektivitas manajemen risiko operasional telah dilakukan untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan.

Artikel ini akan membahas sejumlah judul yang terkait dengan manajemen risiko operasional di Pertamina, termasuk tinjauan mendalam tentang manajemen risiko operasional, penerapan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), serta solusi untuk mencegah rentetan insiden kebakaran.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pentingnya manajemen risiko operasional di aset strategis seperti kilang minyak dan depo Pertamina dan bagaimana perusahaan harus serius dalam menerapkan manajemen risiko operasional untuk mencegah terjadinya insiden kebakaran di masa depan.

Pertamina Harus Menerapkan Manajemen Risiko Operasional yang Lebih Baik untuk Mencegah Insiden Kebakaran Berulang di Kilang Minyak dan Depo Pertamina

Baru-baru ini, insiden kebakaran kembali terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada 3 Maret 2023, mengingatkan kita pada "insiden serupa" yang terjadi sebelumnya. 

Insiden meledak dan terbakarnya Kilang Minyak Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau pada Sabtu malam, 1 April 2023 juga menjadi sorotan. Insiden tersebut mengakibatkan sembilan pekerja meninggal dunia, 418 unit rumah warga mengalami kerusakan ringan, 4 masjid dan 3 sekolah turut mengalami kerusakan.

Sebagaimana dilaporkan oleh Kompas (05/04), insiden kebakaran di Kilang Dumai diduga disebabkan oleh kebocoran pada pipa gas hidrogen yang kemudian diikuti oleh flash atau percikan api. Saat ledakan terjadi, sistem emergency shutdown di Kilang Dumai berfungsi dengan baik, sehingga aktivitas unit-unit lain di Kilang Dumai tidak terganggu.

Namun, insiden kebakaran yang terjadi berulang kali di kilang minyak maupun depo Pertamina dalam waktu yang berdekatan menimbulkan pertanyaan serius tentang kemampuan pimpinan Pertamina dalam mengelola perusahaan dan menerapkan manajemen risiko operasional. Sebelumnya, kejadian kebakaran juga terjadi di Cilacap (6 kali), Cepu, Balongan (2 kali), dan Balikpapan.

Pertamina dan Polda Riau masih menyelidiki penyebab kebakaran Kilang Dumai. Polda Riau menduga ledakan dan kebakaran tersebut disebabkan oleh kesalahan teknis di salah satu unit pompa. Namun, belum ada informasi apakah hasil investigasi tersebut telah dirilis oleh Pertamina, Ditjen Migas Kementerian ESDM, atau Polri.

Rentetan kejadian ini membuktikan bahwa sistem keamanan Pertamina terhadap aset strategis sangat buruk. Pertamina harus serius dalam menerapkan manajemen risiko operasional yang efektif dan menerapkan standar zero accident di seluruh depo dan kilang mereka. Selain itu, seluruh sistem keamanan harus diaudit secara rutin untuk memastikan bahwa standar keamanan yang diterapkan sesuai dengan standar internasional.

Para praktisi dan akademisi juga harus dilibatkan dalam penerapan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) untuk seluruh sistem keamanan kilang minyak atau depo Pertamina. 

Dengan menerapkan manajemen risiko operasional yang baik dan melibatkan semua pihak terkait, kita dapat memastikan keamanan dan keselamatan di seluruh fasilitas Pertamina dan mencegah terjadinya insiden kebakaran yang dapat membahayakan nyawa dan lingkungan sekitar.

Analisis Manajemen Risiko Operasional di Pertamina Refinery Unit II Dumai, Riau dalam Konteks Kebakaran

Beberapa pertanyaan strategis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang manajemen risiko dalam konteks kejadian kebakaran yang terjadi di Pertamina Refinery Unit II Dumai, Riau :

1. Apa langkah-langkah konkret yang diambil oleh Pertamina untuk mengidentifikasi risiko dan mengelola risiko operasional yang terkait dengan keamanan kilang minyak dan depo? Bagaimana efektivitas langkah-langkah tersebut dievaluasi dan ditingkatkan secara terus-menerus?

2. Bagaimana manajemen risiko Pertamina dalam hal keamanan kilang minyak dan depo diintegrasikan ke dalam struktur manajemen umum Pertamina, dan bagaimana informasi tentang risiko dan tindakan yang diambil oleh manajemen risiko disebarkan ke seluruh organisasi?

3. Apakah Pertamina telah melaksanakan standar zero accident dalam setiap tahapan operasionalnya? Bagaimana Pertamina memastikan kesesuaian dan kepatuhan terhadap standar tersebut dalam praktiknya?

4. Apakah ada perencanaan kontinjensi yang jelas dan efektif untuk mengatasi kejadian darurat seperti kebakaran di kilang minyak dan depo Pertamina? Bagaimana Pertamina melatih dan menguji rencana tersebut secara teratur?

5. Apakah Pertamina memiliki sistem pelaporan dan investigasi kejadian kebakaran atau insiden lainnya, dan bagaimana Pertamina menjamin integritas dan transparansi dari investigasi tersebut? Apakah informasi tentang investigasi tersebut disebarkan secara terbuka ke publik?

6. Apakah para praktisi dan akademisi yang memiliki keahlian dan pengetahuan dalam bidang health, safety, security and environment (HSSE) dilibatkan dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi manajemen risiko keamanan kilang minyak dan depo Pertamina? Bagaimana Pertamina memastikan bahwa para praktisi dan akademisi ini memberikan masukan yang berharga untuk memperbaiki dan meningkatkan manajemen risiko keamanan kilang minyak dan depo Pertamina?

7. Apakah Pertamina telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen risiko operasional di seluruh depo dan kilangnya, dan menerapkan tindakan perbaikan yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan?

Tujuh pertanyaan ini terfokus pada aspek manajemen risiko operasional dan tindakan konkret yang telah dilakukan oleh Pertamina untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan. 

Jawaban dari pertanyaan ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apakah Pertamina telah benar-benar serius mengambil tindakan preventif yang memadai dan terukur untuk mengelola risiko operasional di seluruh organisasi.

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, masyarakat berharap dapat memahami lebih lanjut tentang bagaimana Pertamina mengelola risiko operasionalnya terkait dengan keamanan kilang minyak dan depo. Juga dapat memahami bagaimana langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki manajemen risiko keamanan kilang minyak dan depo Pertamina secara keseluruhan.

Kesimpulan, Implikasi dan Saran

Kita sudah membahas insiden kebakaran yang terjadi di Kilang Minyak Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau pada tanggal 1 April 2023 ini. Penulis pun pernah membahas insiden di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada tanggal 3 Maret 2023 di Kompasiana dengan judul Mengatasi Tantangan Risiko Bisnis Depo Pertamina: Memahami Penyebab yang Berulang (Kompasiana, 6 Maret 2023)

Artikel ini mengangkat pertanyaan serius tentang kemampuan Pertamina dalam mengelola perusahaan dan menerapkan manajemen risiko operasional. Rentetan kejadian ini membuktikan bahwa sistem keamanan Pertamina terhadap aset strategis terkesan sangat buruk.

Karena itu, Pertamina harus serius dalam menerapkan manajemen risiko operasional yang efektif dan menerapkan standar zero accident di seluruh depo dan kilang mereka. 

Selain itu, seluruh sistem keamanan harus diaudit secara rutin untuk memastikan bahwa standar keamanan yang diterapkan sesuai dengan standar internasional. Para praktisi dan akademisi juga harus dilibatkan dalam penerapan HSSE untuk seluruh sistem keamanan kilang minyak atau depo Pertamina.

Implikasi dari artikel ini adalah bahwa insiden kebakaran di Kilang Minyak Pertamina dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap keamanan dan keselamatan di seluruh fasilitas Pertamina. Juga pentingnya keseriusan manajemen Pertamina untuk mencegah terjadinya insiden kebakaran yang dapat membahayakan nyawa dan lingkungan sekitar.

Saran atau rekomendasinya, Pertamina harus melakukan evaluasi dan peningkatan terus-menerus terhadap efektivitas langkah-langkah untuk mengidentifikasi risiko. Termasuk didalamnya evaluasi dan peningkatan dalam mengelola risiko operasional yang terkait dengan keamanan kilang minyak dan depo. 

Tak hanya itu, Pertamina juga harus memastikan bahwa manajemen risiko dalam hal keamanan kilang minyak dan depo diintegrasikan ke dalam struktur manajemen umum Pertamina, dan informasi tentang risiko dan tindakan yang diambil oleh manajemen risiko disebarkan ke seluruh organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun