Rentetan kejadian ini membuktikan bahwa sistem keamanan Pertamina terhadap aset strategis sangat buruk. Pertamina harus serius dalam menerapkan manajemen risiko operasional yang efektif dan menerapkan standar zero accident di seluruh depo dan kilang mereka. Selain itu, seluruh sistem keamanan harus diaudit secara rutin untuk memastikan bahwa standar keamanan yang diterapkan sesuai dengan standar internasional.
Para praktisi dan akademisi juga harus dilibatkan dalam penerapan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) untuk seluruh sistem keamanan kilang minyak atau depo Pertamina.Â
Dengan menerapkan manajemen risiko operasional yang baik dan melibatkan semua pihak terkait, kita dapat memastikan keamanan dan keselamatan di seluruh fasilitas Pertamina dan mencegah terjadinya insiden kebakaran yang dapat membahayakan nyawa dan lingkungan sekitar.
Analisis Manajemen Risiko Operasional di Pertamina Refinery Unit II Dumai, Riau dalam Konteks Kebakaran
Beberapa pertanyaan strategis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang manajemen risiko dalam konteks kejadian kebakaran yang terjadi di Pertamina Refinery Unit II Dumai, Riau :
1. Apa langkah-langkah konkret yang diambil oleh Pertamina untuk mengidentifikasi risiko dan mengelola risiko operasional yang terkait dengan keamanan kilang minyak dan depo? Bagaimana efektivitas langkah-langkah tersebut dievaluasi dan ditingkatkan secara terus-menerus?
2. Bagaimana manajemen risiko Pertamina dalam hal keamanan kilang minyak dan depo diintegrasikan ke dalam struktur manajemen umum Pertamina, dan bagaimana informasi tentang risiko dan tindakan yang diambil oleh manajemen risiko disebarkan ke seluruh organisasi?
3. Apakah Pertamina telah melaksanakan standar zero accident dalam setiap tahapan operasionalnya? Bagaimana Pertamina memastikan kesesuaian dan kepatuhan terhadap standar tersebut dalam praktiknya?
4. Apakah ada perencanaan kontinjensi yang jelas dan efektif untuk mengatasi kejadian darurat seperti kebakaran di kilang minyak dan depo Pertamina? Bagaimana Pertamina melatih dan menguji rencana tersebut secara teratur?
5. Apakah Pertamina memiliki sistem pelaporan dan investigasi kejadian kebakaran atau insiden lainnya, dan bagaimana Pertamina menjamin integritas dan transparansi dari investigasi tersebut? Apakah informasi tentang investigasi tersebut disebarkan secara terbuka ke publik?
6. Apakah para praktisi dan akademisi yang memiliki keahlian dan pengetahuan dalam bidang health, safety, security and environment (HSSE) dilibatkan dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi manajemen risiko keamanan kilang minyak dan depo Pertamina? Bagaimana Pertamina memastikan bahwa para praktisi dan akademisi ini memberikan masukan yang berharga untuk memperbaiki dan meningkatkan manajemen risiko keamanan kilang minyak dan depo Pertamina?