Dalam mengatasi kesedihan dan kesulitan, kita juga harus mengembangkan sifat syukur kepada Allah. Dengan bersyukur, kita akan merasa lebih bahagia dan termotivasi untuk terus berusaha. Allah berfirman dalam Al-Quran, "Ingatlah, ketika Tuhanmu memberitahukan, 'Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, pasti azab-Ku sangat berat." (QS Ibrahim 14: 7).
Dalam Islam, kesedihan dan kesulitan dianggap sebagai ujian dari Allah. Keduanya harus kita hadapi dengan kesabaran, tawakkal, doa, dan syukur. Dengan mengikuti ajaran Islam, kita dapat mengatasi kesedihan dan kesulitan, serta mencapai kebahagiaan yang sejati.
Kesimpulannya, Islam memiliki pandangan yang unik tentang kebahagiaan, yang mencakup keselarasan hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungan sekitarnya. Kebahagiaan menurut perspektif Islam mencakup kebahagiaan individu dan sosial serta saling terkait antara dunia dan akhirat.
Untuk mencapai kebahagiaan sejati menurut Islam, seseorang harus memperbaiki hubungannya dengan Allah dan menjaga hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya sambil berusaha menciptakan kebaikan dan keadilan dalam masyarakat. Sumber kebahagiaan dalam Islam berasal dari kesadaran manusia akan keberadaan Allah dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Keimanan juga memainkan peran penting dalam mencapai kebahagiaan dalam Islam.
Di sisi lain, Islam juga menyarankan untuk selalu memohon pertolongan kepada Allah dalam setiap hal yang dilakukan dan mengembangkan sifat syukur kepada Allah. Dalam mengatasi kesedihan dan kesulitan, kita harus mengembangkan sifat sabar, rida, dan ikhlas, serta terus berusaha dengan ikhtiar dan tawakkal kepada Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H