Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebahagiaan Sejati Menurut Islam: Memahami Esensi dan Cara Mencapainya

27 Maret 2023   11:44 Diperbarui: 27 Maret 2023   11:51 2703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari kebahagiaan sejati itu sederhana | Foto: muslimvillage.com

Sebagai agama yang menyediakan panduan lengkap bagi kehidupan manusia, Islam memiliki pandangan yang unik tentang kebahagiaan. Dalam perspektif Islam, kebahagiaan tidak hanya sekedar kesenangan atau kepuasan yang bersifat sementara. Melainkan juga mencakup keselarasan dalam hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, kebahagiaan dalam Islam memiliki dimensi yang lebih luas dan berkelanjutan.

Definisi kebahagiaan dalam Islam adalah merasa tenang, sejahtera, dan senang dalam hati. Termasuk di dalamnya merasa puas dan berterima kasih terhadap segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Kebahagiaan dalam Islam juga dihubungkan dengan mencapai tujuan hidup manusia yang utama. Yaitu, mencari keridaan Allah dan memperoleh surga-Nya di akhirat.

Bentuk kebahagiaan yang ditekankan dalam Islam meliputi kebahagiaan individu dan sosial. Kebahagiaan individu mencakup kebahagiaan batin, seperti merasa tenang dan damai dalam hati. Juga kebahagiaan material, seperti meraih kesuksesan dalam dunia bisnis atau karir. Sedangkan kebahagiaan sosial, mencakup kebahagiaan yang dirasakan oleh individu bersama-sama dengan masyarakatnya. Seperti kebahagiaan yang dihasilkan oleh persaudaraan, kasih sayang, dan keadilan.

Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat saling terkait dan berdampak pada satu sama lain. Kebahagiaan di dunia dapat mempersiapkan seseorang untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Namun, kebahagiaan di dunia juga tidak boleh menjadi tujuan utama seseorang sehingga melupakan tujuan hidup utama, yaitu mencari keridaaan Allah.

Untuk mencapai kebahagiaan yang sejati menurut perspektif Islam, seseorang harus memperbaiki hubungannya dengan Allah. Sekaligus berusaha memenuhi kewajiban agamanya dengan baik. Selain itu, seseorang juga harus menjaga hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Sambil berusaha menciptakan kebaikan dan keadilan dalam masyarakat.

Sumber kebahagiaan dalam Islam berasal dari kesadaran manusia akan keberadaan Allah dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Kebahagiaan juga dapat diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang diizinkan oleh agama dan tidak merugikan orang lain. Seperti beribadah, membantu sesama, dan menjaga kebersihan.

Keimanan juga memainkan peran penting dalam mencapai kebahagiaan dalam Islam. Dengan memiliki keyakinan yang kuat terhadap keberadaan Allah dan mengikuti ajaran-Nya dengan baik, seseorang dapat meraih kebahagiaan yang sejati di dunia dan akhirat.

Sebagai manusia, kita pasti mengalami kesedihan dan kesulitan dalam hidup. Namun, Islam mengajarkan kita untuk menerima kesedihan dan kesulitan tersebut dengan sabar, rida dan ikhlas. Sabar dalam menghadapi kesulitan dan ujian adalah sebuah kebajikan yang sangat dihargai dalam Islam. Juga dianggap sebagai suatu bentuk pengabdian kita kepada Allah.

Selain itu, Islam juga menekankan pentingnya untuk selalu berusaha dan bertawakkal kepada Allah dalam mencapai kebahagiaan. Kita tidak boleh menyerah pada kesulitan dan merasa putus asa, melainkan terus berusaha dengan ikhtiar dan tawakkal. Allah berfirman dalam Al-Quran, "Sesungguhnya, Allah bersama-sama orang-orang yang sabar" (QS Al-Baqarah 2: 153).

Di sisi lain, Islam juga menyarankan untuk selalu memohon pertolongan kepada Allah dalam setiap hal yang dilakukan. Dalam mencapai kebahagiaan, kita harus selalu berdoa dan berzikir kepada Allah, serta memohon pertolongan-Nya. Dalam Al-Quran disebutkan, "Siapa pun yang bertawakkal kepada Allah, pasti Allah akan mencukupkan keperluannya" (QS At-Thalaq 65: 3).

Dalam mengatasi kesedihan dan kesulitan, kita juga harus mengembangkan sifat syukur kepada Allah. Dengan bersyukur, kita akan merasa lebih bahagia dan termotivasi untuk terus berusaha. Allah berfirman dalam Al-Quran, "Ingatlah, ketika Tuhanmu memberitahukan, 'Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, pasti azab-Ku sangat berat." (QS Ibrahim 14: 7).

Dalam Islam, kesedihan dan kesulitan dianggap sebagai ujian dari Allah. Keduanya harus kita hadapi dengan kesabaran, tawakkal, doa, dan syukur. Dengan mengikuti ajaran Islam, kita dapat mengatasi kesedihan dan kesulitan, serta mencapai kebahagiaan yang sejati.

Kesimpulannya, Islam memiliki pandangan yang unik tentang kebahagiaan, yang mencakup keselarasan hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungan sekitarnya. Kebahagiaan menurut perspektif Islam mencakup kebahagiaan individu dan sosial serta saling terkait antara dunia dan akhirat.

Untuk mencapai kebahagiaan sejati menurut Islam, seseorang harus memperbaiki hubungannya dengan Allah dan menjaga hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya sambil berusaha menciptakan kebaikan dan keadilan dalam masyarakat. Sumber kebahagiaan dalam Islam berasal dari kesadaran manusia akan keberadaan Allah dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Keimanan juga memainkan peran penting dalam mencapai kebahagiaan dalam Islam.

Di sisi lain, Islam juga menyarankan untuk selalu memohon pertolongan kepada Allah dalam setiap hal yang dilakukan dan mengembangkan sifat syukur kepada Allah. Dalam mengatasi kesedihan dan kesulitan, kita harus mengembangkan sifat sabar, rida, dan ikhlas, serta terus berusaha dengan ikhtiar dan tawakkal kepada Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun