Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengatasi Krisis Citra di Kemenkeu: Perbaikan Remindset, Strong Leadership, dan Sistem yang Efektif

25 Maret 2023   12:45 Diperbarui: 26 Maret 2023   04:15 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengawasan dan pelatihan etika kerja dan penggunaan media sosial harus ditingkatkan. Kemudian, tindakan tegas terhadap pegawai yang melanggar peraturan harus ditegakkan.

Dengan begitu Ditjen Bea Cukai Kemenkeu diharapkan dapat menghindari kasus-kasus memalukan di masa depan dan memperbaiki citra institusinya di mata publik.

Pun pembenahan profesionalisme dan kredibilitas pegawai harus ditingkatkan. Juga memperkuat kinerja Ditjen Bea Cukai Kemenkeu secara keseluruhan.

Jadi, upaya pembenahan etika kerja dan penggunaan media sosial di Ditjen Bea Cukai Kemenkeu merupakan langkah penting untuk menjaga integritas institusi dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.

Kesimpulan dan Saran

Dalam beberapa kasus yang melibatkan pegawai Ditjen Bea Cukai dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), termasuk kasus palak dan keluhan pajak, terjadi pelayanan publik yang buruk yang merusak citra lembaga tersebut. Permintaan maaf publik yang dilakukan oleh Kemenkeu tidak cukup untuk memperbaiki citra yang telah rusak.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pembenahan pada sistem dan individu secara bersamaan untuk meningkatkan pelayanan publik. Peningkatan pada aspek individu seperti kompetensi, profesionalitas, dan tunjangan harus ditingkatkan.

Selain itu, sistem penilaian kinerja dan akuntabilitas harus diperbaiki agar perbaikan pada individu menjadi lebih efektif. 

Pengamat kebijakan publik menuntut asesmen ulang terhadap implementasi pelaksanaan standar pelayanan minimal yang diberlakukan kementerian terkait. Kementerian Keuangan dan Ditjen Bea Cukai Kemenkeu perlu melakukan tindakan cepat dan efektif untuk memperbaiki citra dan meningkatkan pelayanan publik.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kredibilitas dengan para stakeholder, mengelola informasi secara efektif, dan memberikan informasi yang sama kepada semua pihak yang terkena dampak. 

Pembenahan etika kerja dan penggunaan media sosial juga harus dilakukan secara menyeluruh. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan strategi pembenahan internal yang baik, benar sejak awal, sistematis, dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun