Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kepemimpinan Emosional: Mengendalikan Amarah dan Meningkatkan Kinerja Tim Anda

14 Maret 2023   06:07 Diperbarui: 14 Maret 2023   19:45 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marah dan marah-marah itu berbeda, dan keduanya punya pengaruh yang sangat signifikan | ioatwork.com

Untuk memecahkan lingkaran marah, individu dapat mempraktekkan keterampilan pembelajaran seperti kepemimpinan, bermain, dan berbagi pengalaman untuk mengurangi tingkat stres dan emosi yang intens. Dengan cara ini, lingkaran marah dapat dipatahkan. Penting untuk memperhatikan konteks dan budaya di mana emosi marah muncul. Dengan cara ini, lingkaran marah dapat dipatahkan.

Dampak Pemimpin yang Sering Marah pada Kinerja Tim dan Organisasi

Pemimpin yang suka marah dapat merusak kinerja tim dan hubungan kerja. Bahasa kasar, ancaman, dan kurangnya komunikasi mengakibatkan kebencian dan frustrasi. Konflik yang tidak diatur dengan baik akan memperburuk situasi. Pemimpin perlu belajar mempengaruhi anggota tim tanpa marah-marah.

Salah satu mantan CEO Uber misalnya, adalah contoh buruk karena sering marah-marah dan menciptakan konflik. Karyawan merasa tidak nyaman, citra perusahaan buruk, banyak karyawan keluar, dan perusahaan menderita kerugian finansial yang signifikan. Kemampuan mengendalikan emosi pemimpin sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang organisasi.

Dampak Emosi Marah pada Tubuh dan Kinerja Tim: Pentingnya Kecerdasan Emosional bagi Pemimpin

Ketika seseorang marah, bagian otak yang merespon terlebih dahulu adalah amygdala, yang berfungsi untuk mengatur emosi dan insting yang berkaitan dengan rasa takut dan marah. Saat marah, detak jantung meningkat, arteri menjadi tegang, dan produksi hormon testosteron meningkat.

Selain itu, kortisol (hormon stres) juga dilepaskan ke dalam tubuh. Otak sangat bergantung pada glukosa untuk melakukan tugasnya dengan maksimal. Jadi ketika seseorang marah, tubuh membutuhkan lebih banyak energi daripada biasanya. Hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah karena otak membutuhkan glukosa sebagai bahan bakar untuk bekerja dengan baik.

Penting untuk memahami proses mengelola emosi dalam meningkatkan kinerja tim karena emosi dapat mempengaruhi hubungan antar anggota tim dan kinerja individu. Emotional intelligence atau kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Seorang pemimpin yang memiliki emotional intelligence yang tinggi dapat mengelola karyawannya dengan baik. Oleh karena itu, pemahaman tentang kecerdasan emosional sangat penting dalam meningkatkan kinerja tim.

Cara yang Sehat Mengelola Amarah : Strategi Mengelola Emosi dan Meningkatkan Kinerja Tim 

Untuk mengelola amarah, penting untuk mengenali tanda-tanda awal dan mencoba teknik-teknik yang dapat membantu mengurangi stres. Beberapa tips praktis yang dapat dilakukan adalah tetap tenang dan berfikir sebelum bertindak, melakukan aktivitas fisik untuk menenangkan saraf, meditasi atau berlatih teknik relaksasi lainnya, mengenali batas kemampuan dan berbagi dengan rekan kerja, serta mengidentifikasi sumber stres dan beradaptasi dengan situasi.

Mindfulness adalah suatu konsep "kesadaran diri terus menerus" yang bertujuan untuk melatih fokus dan kesadaran terhadap situasi di sekitar kita. Dalam mindfulness, seseorang diajarkan untuk memusatkan perhatian pada pengalaman saat ini tanpa menilai atau mengevaluasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun