Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pembangunan IKN dan Kondisi Keuangan BUMN : Mana yang Harus Diprioritaskan?

1 Maret 2023   16:03 Diperbarui: 1 Maret 2023   16:07 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Kota Nusantara | Image : Kompas.com

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN ini berperan penting dalam perekonomian nasional dan ketahaan ekonomi Indonesia. Namun, pada kenyataannya, kondisi keuangan BUMN sedang tidak sehat karena utang yang terus membesar. Pada tahun 2022 saja, utang seluruh perusahaan pelat merah mencapai Rp1.640 triliun (marketnews.id, 13 Februari 2023).

Masalah ini menjadi semakin kompleks ketika terkait dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang memerlukan investasi besar. Dalam artikel ini, akan dibahas hubungan antara utang BUMN dan pembangunan IKN. Termasuk saran dan rekomendasi untuk mengatasi masalah ini.

Sejumlah pengamat, mengatakan ada banyak faktor kenapa utang BUMN terus naik. Faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya utang BUMN itu meliputi proyek infrastruktur, dan subsidi energi. Juga ada yang mengkaitkannya dengan pelemahan rupiah. Namun, sudah saatnya kita berfokus pada solusi. Apa pun solusinya, solusi itu harus dapat dilakukan untuk memulihkan keuangan BUMN dan terbebas dari utang.

Beberapa saran yang dapat diambil yang pernah disampaikan sejumlah pengamat antara lain mengimplementasikan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di BUMN. Lalu memberikan keringanan utang, membuat daftar penghasilan dan beban untuk menghentikan kebiasaan berhutang. Juga melunasi hutang secara efektif dengan membuat rencana pengeluaran, merekapitulasi hutang, dan menggunakan tabungan.

Namun, apakah pembangunan Ibukota Negara tetap bisa dilakukan dengan kondisi keuangan BUMN yang sedang tidak sehat? Sebagai warga negara, juga pendapat netizen lainnya, kita perlu mengajukan beberapa pertanyaan penting.

Pertama, apakah pembangunan IKN merupakan kebutuhan yang mendesak bagi negara dan masyarakat? Jika tidak, maka pembangunan tersebut dapat ditunda atau diprioritaskan setelah kondisi keuangan BUMN kembali sehat.

Kedua, apakah pembangunan IKN dapat dilakukan dengan biaya yang terjangkau dan tanpa menambah utang BUMN yang sudah membesar? Jika tidak, maka perlu dipikirkan alternatif lain yang lebih terjangkau dan dapat dilaksanakan tanpa membebani keuangan BUMN.

Ketiga, apakah pembangunan IKN dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi negara dan masyarakat? Jika tidak, maka perlu dipikirkan ulang apakah pembangunan tersebut layak dilakukan.

Pertanyaan Penting dan Strategis

Dalam mengambil keputusan penting ini, kita harus mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat. Juga memastikan bahwa tindakan yang diambil tidak akan memperburuk keadaan keuangan BUMN yang sudah tidak sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun