Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memandang Uang dan Kekayaan dengan Bijak: Kunci untuk Kebahagiaan yang Lebih Baik

25 Februari 2023   06:07 Diperbarui: 26 Februari 2023   10:29 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang dan kayaaan yang disikapi dengan bijak adalah kebahagiaan | unsplash.com/micheile dot com

Uang tidak sepenuhnya penting dalam mencapai kebahagiaan. Tetapi, bagaimana cara kita memandang dan mengelola uang dan mensyukuri kekayaan itu yang dapat mempengaruhi kebahagiaan kita.

"Uang, Kekayaan, dan Kebahagiaan: Mencari Keseimbangan yang Bijak" menjadi tema sentral dari beragam topik populer yang membahas cara-cara untuk memahami hubungan antara uang, kekayaan, dan kebahagiaan. Mulai dari bagaimana mengelola uang secara bijak hingga menemukan keseimbangan antara waktu dan uang.

Kita juga akan mempelajari cara menjadikan uang sebagai alat, bukan tujuan. Juga menghindari keserakahan serta risiko yang mungkin timbul. 

Selain itu, kita akan membahas bagaimana mencapai kebahagiaan finansial dengan belajar dari kesalahan. Termasuk menjaga emosi, serta memperoleh kekayaan materi dan spiritual. Karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati bukan hanya tentang uang. Melainkan tentang keseimbangan antara materialisme dan spiritualisme dalam hidup kita."

Uang memang menjadi topik yang sering dibicarakan oleh banyak orang. Banyak yang menganggap uang sebagai sumber kebahagiaan utama dalam hidup mereka. Namun, apakah ini benar? Apakah uang adalah segalanya dalam hidup? Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang hubungan antara uang, kekayaan, dan kebahagiaan serta cara untuk mengelola uang dengan bijak.

Uang dan Kekayaan: Tidak Menjamin Kebahagiaan

Pertama-tama, kita harus memahami bahwa waktu lebih berharga daripada uang. Saat kita bisa dan mampu mengelola waktu dengan baik, maka uang dengan sendirinya akan mengalir dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk tidak terbalik dalam memandang hubungan antara waktu dan uang.

Seringkali kita terjebak dalam pikiran bahwa uang adalah sumber kebahagiaan. Padahal, kebahagiaan sejati tidak dapat dibeli dengan uang. 

Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas apa yang kita miliki. Seperti keimanan, kesabaran, dan rida terhadap ketentuan dan ketetapan Tuhan. Juga pada kesadaran dan kemampuan kita untuk mensyukuri apa yang patut dan layak disyukuri.

Kita juga perlu menenangkan hati dan meredakan keserakahan kita terhadap uang. 

Kita harus menyadari bahwa uang tidak menjamin kebahagiaan. Oleh karena itu, jangan memandang uang sebagai tujuan utama dalam hidup. Penting untuk memahami bahwa uang hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

Awas, Jangan Terjebak dengan Istilah “Kebebasan Finansial”

Kebebasan finansial bukanlah kunci utama dalam mengelola uang. Kebebasan finansial tidak akan dapat membuat keputusan yang lebih bebas. Malah itu akan membuat kita tergantung pada gaji atau penghasilan yang tidak pasti. 

Untuk mencapai kebebasan finansial, tentu tidak akan cukup hanya dengan menabung, berinvestasi, dan hidup hemat. Kita butuh mindset yang tepat mengenai uang dan kekayaan.

Istilah kebebasan finansial, adalah istilah yang menyesatkan. Seolah dengan kita adanya uang dan kekayaan yang berlebih, maka kita bisa bebas melakukan apa saja. Tidak terikat untuk bekerja keras, dan menikmati sisa hidup dengan bersenang-senang, dan bebas ke mana saja.

Jauh lebih baik bila kita berorientasi pada kemandirian finansial dan kesuksesan finansial. Istilah ini lebih tepat dan lebih bijak. Karena itu senyatanya, kita membutuhkan prinsip-prinsip keuangan yang sehat dan berkelanjutan untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian finansial. Hal ini bisa diperoleh antara lain dengan konsep zakat, sedekah, dan menghindari riba yang merusak keadilan ekonomi. 

Zakat dan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan, terbukti dapat menciptakan lingkaran ekonomi yang berkelanjutan di mana kekayaan didistribusikan secara adil.

Konsep kebebasan finansial bisa jadi bertentangan dengan prinsip “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”. Manusia yang bernilai dan tinggi derajatnya, adalah manusia yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain dan sesama. 

Konsep kebebasan manusia adalah konsep yang antara lain boleh melakukan apa saja. Mulai dari bersenang-senang, memanjakan diri, hingga keliling dunia. Bebas untuk melakukan apa saja.  

Hemat, Kesederhanaan dan Kebersahajaan adalah Kebahagiaan

Dalam kebahagiaan, hal yang perlu dikedepankan adalah pola hidup hemat, sederhana dan bersahaja. Yaitu mampu melakukan penghematan dan pengeluaran yang bijaksana. 

Untuk itu susah sepatutnya orang bijak punya pandangan yang berbeda. Yaitu hidup dengan sederhana, menghindari pemborosan, dan menyimpan uang untuk masa depan. Hal ini menciptakan sikap yang berkelanjutan terhadap keuangan dan membantu seseorang untuk mencapai kemandirian finansial. Termasuk didalamnya bijak dalam berinvestasi.

Namun, perlu diingat bahwa investasi memerlukan kesabaran dan kerendahan hati untuk menghadapi risiko. Jangan terlalu khawatir tentang perubahan pasar yang berfluktuasi, tetapi fokuslah pada tujuan jangka panjang kita.

Kendalikan Emosi, Gunakan Akal Sehat

Emosi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan finansial kita. Kita harus mengenali emosi seperti keserakahan dan ketakutan, dan belajar mengontrolnya agar tidak membuat keputusan finansial yang buruk. 

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari setiap keputusan finansial yang diambil. Jangan terlalu fokus pada keuntungan singkat, tetapi pikirkan bagaimana keputusan tersebut akan mempengaruhi keuangan kita di masa depan.

Setiap orang memiliki toleransi risiko dan preferensi yang berbeda dalam berinvestasi dan mengelola uang mereka. Oleh karena itu, penting untuk memahami gaya hidup dan prioritas keuangan kita. Belajar dari kesalahan juga menjadi penting dalam mengelola uang. Kesalahan ini dapat menjadi pembelajaran berharga untuk memperbaiki keputusan di masa depan.

Ketika berbicara tentang uang, kekayaan, dan kebahagiaan, hal-hal tersebut seringkali dianggap sebagai tiga hal yang saling berkaitan. Namun, kenyataannya, hubungan antara uang, kekayaan, dan kebahagiaan tidak selalu sederhana seperti yang terlihat.

Dalam konteks ini, perlu diingat bahwa waktu lebih berharga daripada uang. Ketika kita bisa mengelola waktu dengan baik, uang akan mengalir dengan sendirinya. Sebaliknya, jika kita memprioritaskan uang di atas segalanya, kita mungkin akan kehilangan waktu berharga yang seharusnya dapat digunakan untuk mencapai kebahagiaan yang lebih besar.

Selain itu, kita juga perlu bersyukur atas sesuatu yang tak dapat dibeli dengan uang, seperti keimanan, kesabaran, dan rida terhadap ketentuan Tuhan. Dengan mensyukuri apa yang kita miliki, kita dapat lebih bahagia dan puas dengan hidup kita, meskipun mungkin kita tidak memiliki banyak uang atau kekayaan material.

Jangan Serakah, Jangan Berutang !

Dalam mengelola uang, penting untuk menghindari keserakahan dan kesalahan-kesalahan yang umum terjadi. Meskipun kemandirian dan kesuksesan finansial adalah kunci untuk hidup yang lebih bebas, tetapi kita harus memiliki kesabaran dan kerendahan hati untuk menghadapi risiko dalam berinvestasi. 

Selain itu, kita juga harus mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari setiap keputusan finansial yang diambil, dan belajar dari kesalahan yang telah kita lakukan di masa lalu.

Emosi seperti keserakahan dan ketakutan dapat mempengaruhi cara kita berpikir tentang uang, sehingga penting untuk mengenali emosi ini dan belajar mengontrolnya. 

Setiap orang memiliki toleransi risiko dan preferensi yang berbeda dalam berinvestasi dan mengelola uang mereka, sehingga kita harus memahami gaya hidup dan prioritas keuangan kita sendiri.

Bijaklah Merencanakan, Fokuslah pada Kebahagiaan

Selain itu, mengelola uang dengan bijak memerlukan perencanaan dan disiplin yang kuat. Mulailah dengan membuat anggaran dan menabung secara rutin, dan jangan lupa untuk berinvestasi untuk tujuan jangka panjang. 

Sebaliknya, kita harus menghindari utang yang tidak perlu, dan hanya menggunakan utang untuk tujuan produktif seperti investasi atau pendidikan.

Akhirnya, uang dan kekayaan material memang dapat memberikan kemandirian finansial dan kemudahan hidup yang lebih besar. Tetapi, uang tidak menjamin kebahagiaan. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengelola uang dengan bijak dan memprioritaskan kebahagiaan kita di atas segalanya. Kita harus belajar mengambil keputusan finansial yang baik dan benar. Juga menghindari jebakan-jebakan finansial yang umum terjadi. 

Dengan cara ini, kita dapat mencapai kemandiarian finansial dan kebahagiaan yang sejati dalam hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun