Ada sebagian orang yang mempunyai pandangan bahwa 'Hidup adalah Perjuangan', atau 'Hidup adalah Ujian'. Pandangan ini jadi lebih menarik bila kita kupas dari kacamata neuroscience atau neurolingustik.
Mempelajari pola pemikiran dan bahasa internal yang kita gunakan dalam menghadapi tantangan hidup dapat memberikan pemahaman tertentu. Termasuk pandangan mengapa pandangan hidup seperti 'Hidup adalah Perjuangan' atau 'Hidup adalah Ujian' menjadi begitu umum. Faktor-faktor seperti pengalaman trauma dan lingkungan sosial juga mempengaruhi pola pikir ini. Namun, penting untuk menjaga pola pikir yang sehat dan adaptif bagi kita. Ya, agar kita dapat menghadapi tantangan hidup dengan positif dan produktif.
Neuroscience dan neurolinguistik menunjukkan bahwa pandangan hidup dapat memengaruhi cara kita menghadapi tantangan hidup. Dalam mengubah pandangan hidup dari negatif menjadi positif, individu dapat membangun resiliensi. Lalu berkembang melalui pengalaman hidup yang penuh tekanan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, penting untuk membangun pola pikir yang positif dan adaptif. Tentu, untuk menghadapi tantangan hidup dengan sikap yang positif dan produktif.
Mempelajari pandangan hidup dan cara menghadapi tantangan hidup dapat memberikan wawasan bagi individu dalam mengembangkan resiliensi. Dalam situasi yang penuh tekanan dan ketidakpastian, individu memiliki sesuatu yang kuat. Yaitu memiliki sikap positif dan produktif agar dapat belajar menghadapi tantangan hidup dan tumbuh melalui pengalaman tersebut. Mengembangkan keterampilan resiliensi merupakan suatu keharusan untuk dikuasai dalam menghadapi tantangan hidup.
Pola Pemikiran dan Bahasa Internal
Ada dampak neurologi dan neurolinguistik pada pandangan hidup yang kita yakini atau kita nyatakan. Termasuk padangan hidup yang menyatakan 'Hidup adalah Perjuangan' atau 'Hidup adalah Ujian'
Dilihat dari kacamata neurologi atau neurolinguistik, prinsip "Hidup adalah perjuangan" atau "Hidup adalah ujian" ini menarik dibahas. Keduanya dapat dipahami sebagai ungkapan atau keyakinan yang diinternalisasi oleh seseorang. Juga mencerminkan pola pemikiran yang terbentuk melalui pengalaman hidup mereka.
Dalam hal ini, penelitian neuroscience telah menunjukkan bahwa pengalaman hidup seseorang dapat memengaruhi struktur dan fungsi otak mereka. Termasuk didalamnya, bagaimana mereka memandang hidup dan menghadapi tantangan dalam hidup. Misalnya, pengalaman trauma atau stres kronis dapat memengaruhi struktur dan fungsi otak. Termasuk juga hal yang berkait dengan mekanisme regulasi emosi dan pengambilan keputusan.
Sementara itu, dari perspektif neurolinguistik, prinsip "Hidup adalah perjuangan" atau "Hidup adalah ujian" dapat dipahami sebagai bagian dari bahasa internal seseorang. Atau, juga merupakan pikiran mereka yang terus-menerus diproses oleh otak. Bahasa internal ini dapat memengaruhi persepsi, keyakinan. Juga mempengaruhi tindakan seseorang dalam menghadapi situasi hidup yang sulit.
Namun, penting untuk diingat bahwa pandangan hidup seseorang dapat berubah seiring waktu. Juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan pengalaman baru. Selain itu, prinsip "Hidup adalah perjuangan" atau "Hidup adalah ujian" tidak selalu menjadi pandangan hidup yang positif atau produktif. Karena keduanya, bisa juga memicu stres dan kecemasan yang berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk mengembangkan pola pikir yang sehat. Juga adaptif dalam menghadapi tantangan hidup.