Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Teknologi Chatbot dan Kecerdasan Buatan: Peluang dan Tantangan HCM di Masa Depan

17 Februari 2023   06:07 Diperbarui: 17 Februari 2023   06:53 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chatbot dan kecerdasan buatan: kunci sukses HRD/HCD di masa depan | Pixabay.com/Alexanda_Koch

1. Memastikan bahwa teknologi chatbot dan kecerdasan buatan yang diadopsi dapat terintegrasi dengan infrastruktur teknologi yang sudah ada. Efektivitas dan efiseiensi tetap harus dapat berfungsi optimal.
2. Memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada karyawan dalam mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi baru tersebut. Teknologi ini harus dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.
3. Menyediakan dukungan dan layanan pelanggan yang responsif dan efektif kepada karyawan dan pelanggan yang menggunakan teknologi ini.
4. Mengelola dan menganalisis data yang dihasilkan oleh teknologi chatbot dan kecerdasan buatan. Wawasan dan informasi yang dihasilkan diharapkan dapat berguna bagi pengambilan keputusan strategis dalam manajemen SDM dan bisnis perusahaan.
5. Mengantisipasi perubahan dan tantangan yang mungkin terjadi seiring dengan perkembangan teknologi di masa depan. Termasuk mempersiapkan strategi dan rencana tindakan yang tepat untuk mengatasi hal tersebut.

Fakta Tentang ChatBot dan Kecerdasan Buatan

Pertama, ChatBot (juga produk kecerdasan buatan lainnya) sejatinya sebuah alat seperti kalkulator. Sebagai model bahasa, ChatBot hanya membantu manusia memproses, mengorganisir, dan memahami informasi. Namun, keberadaannya sebagai alat atau mesin komunikasi tidak dapat menggantikan keahlian manusia dalam mengambil makna. Juga soft skills lain seperti : kreativitas, problem solving, inovasi, serta hubungan interpersonal. Hal ini disebabkan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan konteks sosial, budaya, dan emosional dari manusia belum dapat diotomatiskan.

Meskipun kemajuan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan, keterbatasan dalam kemampuan teknologi ini tetap ada. Beberapa hal yang memerlukan interaksi dan pemahaman lebih dalam terhadap konteks manusia, belum tercover oleh kecerdasan buatan saat ini.

Karena itu, manusia tetap memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh teknologi chatbot dan kecerdasan buatan. Adanya kolaborasi antara teknologi chatbot dan kecerdasan buatan dengan manusia diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis dan strategis perusahaan secara lebih efektif dan efisien.

Ini Potensi Risiko atau Bahayanya !

Penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan di perusahaan sangat bermanfaat, tetapi terdapat beberapa potensi risiko yang harus diperhatikan. Risiko ini dapat memengaruhi peran pimpinan HCD, pola kerja, dan sistem kerja di perusahaan.

1. Kesalahan dan ketidakakuratan masih mungkin terjadi, karena chatbot dapat memberikan jawaban yang salah atau tidak tepat akibat data yang tidak lengkap atau jelas. Meskipun teknologi ini dapat bekerja otomatis dan efisien.
2. Penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan dapat meningkatkan risiko keamanan data perusahaan. Oleh karena itu, pimpinan HCD perlu memastikan bahwa sistem keamanan informasi dan data di perusahaan terkini dan memadai untuk melindungi data pengguna dan perusahaan dari ancaman keamanan.
3. Penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan dapat mempengaruhi pola kerja dan sistem kerja di perusahaan, sehingga memerlukan penyesuaian kebijakan perusahaan, sistem pelatihan, dan pengembangan karyawan.
4. Penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan juga dapat berdampak pada perubahan jenis pekerjaan yang tersedia di perusahaan, baik dalam hal jumlah, tugas, atau jenis pekerjaan. Pimpinan HCD perlu mempertimbangkan dampak dari penggunaan teknologi ini terhadap karyawan dan mempersiapkan strategi untuk mengatasi dampak tersebut.

Pimpinan HRD harus memahami potensi risiko atau bahaya dari penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan dan mempersiapkan strategi untuk mengatasi dampak negatif tersebut. Ini termasuk dalam hal peningkatan kesadaran tentang risiko tersebut di antara karyawan dan memastikan bahwa sistem dan infrastruktur teknologi yang digunakan dapat diandalkan dan aman.

Dengan demikian, perusahaan dapat memaksimalkan manfaat teknologi chatbot dan kecerdasan buatan sambil mengurangi risiko yang terkait dengannya.

Bersikaplah Bijaksana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun