1. Memastikan bahwa teknologi chatbot dan kecerdasan buatan yang diadopsi dapat terintegrasi dengan infrastruktur teknologi yang sudah ada. Efektivitas dan efiseiensi tetap harus dapat berfungsi optimal.
2. Memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada karyawan dalam mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi baru tersebut. Teknologi ini harus dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.
3. Menyediakan dukungan dan layanan pelanggan yang responsif dan efektif kepada karyawan dan pelanggan yang menggunakan teknologi ini.
4. Mengelola dan menganalisis data yang dihasilkan oleh teknologi chatbot dan kecerdasan buatan. Wawasan dan informasi yang dihasilkan diharapkan dapat berguna bagi pengambilan keputusan strategis dalam manajemen SDM dan bisnis perusahaan.
5. Mengantisipasi perubahan dan tantangan yang mungkin terjadi seiring dengan perkembangan teknologi di masa depan. Termasuk mempersiapkan strategi dan rencana tindakan yang tepat untuk mengatasi hal tersebut.
Fakta Tentang ChatBot dan Kecerdasan Buatan
Pertama, ChatBot (juga produk kecerdasan buatan lainnya) sejatinya sebuah alat seperti kalkulator. Sebagai model bahasa, ChatBot hanya membantu manusia memproses, mengorganisir, dan memahami informasi. Namun, keberadaannya sebagai alat atau mesin komunikasi tidak dapat menggantikan keahlian manusia dalam mengambil makna. Juga soft skills lain seperti : kreativitas, problem solving, inovasi, serta hubungan interpersonal. Hal ini disebabkan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan konteks sosial, budaya, dan emosional dari manusia belum dapat diotomatiskan.
Meskipun kemajuan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan, keterbatasan dalam kemampuan teknologi ini tetap ada. Beberapa hal yang memerlukan interaksi dan pemahaman lebih dalam terhadap konteks manusia, belum tercover oleh kecerdasan buatan saat ini.
Karena itu, manusia tetap memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh teknologi chatbot dan kecerdasan buatan. Adanya kolaborasi antara teknologi chatbot dan kecerdasan buatan dengan manusia diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis dan strategis perusahaan secara lebih efektif dan efisien.
Ini Potensi Risiko atau Bahayanya !
Penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan di perusahaan sangat bermanfaat, tetapi terdapat beberapa potensi risiko yang harus diperhatikan. Risiko ini dapat memengaruhi peran pimpinan HCD, pola kerja, dan sistem kerja di perusahaan.
1. Kesalahan dan ketidakakuratan masih mungkin terjadi, karena chatbot dapat memberikan jawaban yang salah atau tidak tepat akibat data yang tidak lengkap atau jelas. Meskipun teknologi ini dapat bekerja otomatis dan efisien.
2. Penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan dapat meningkatkan risiko keamanan data perusahaan. Oleh karena itu, pimpinan HCD perlu memastikan bahwa sistem keamanan informasi dan data di perusahaan terkini dan memadai untuk melindungi data pengguna dan perusahaan dari ancaman keamanan.
3. Penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan dapat mempengaruhi pola kerja dan sistem kerja di perusahaan, sehingga memerlukan penyesuaian kebijakan perusahaan, sistem pelatihan, dan pengembangan karyawan.
4. Penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan juga dapat berdampak pada perubahan jenis pekerjaan yang tersedia di perusahaan, baik dalam hal jumlah, tugas, atau jenis pekerjaan. Pimpinan HCD perlu mempertimbangkan dampak dari penggunaan teknologi ini terhadap karyawan dan mempersiapkan strategi untuk mengatasi dampak tersebut.
Pimpinan HRD harus memahami potensi risiko atau bahaya dari penggunaan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan dan mempersiapkan strategi untuk mengatasi dampak negatif tersebut. Ini termasuk dalam hal peningkatan kesadaran tentang risiko tersebut di antara karyawan dan memastikan bahwa sistem dan infrastruktur teknologi yang digunakan dapat diandalkan dan aman.
Dengan demikian, perusahaan dapat memaksimalkan manfaat teknologi chatbot dan kecerdasan buatan sambil mengurangi risiko yang terkait dengannya.
Bersikaplah Bijaksana