Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor

Politisi dan Kebohongan: Menyindir Tindakan Tak Terpuji

8 Februari 2023   06:07 Diperbarui: 8 Februari 2023   06:15 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politisi itu tak jarang lebih lucu dari kelucuannya itu sendiri | Image: merriam-webster.com

Humor ala politisi banyak diwarnai oleh paradoks dan kelucuan yang unik. Ada banyak anekdot lucu dan membingungkan yang beredar tentang politisi dan tindakan mereka. Humor seperti ini membantu orang untuk melihat situasi secara berbeda dan memandang hal-hal dengan sudut pandang yang berbeda.

Dengan begitu, humor juga bisa membantu memecahkan masalah dan memperbaiki situasi yang kurang baik. Kehadiran humor ala politisi bisa membuat orang merasa lebih senang dan merasa lebih bersemangat menghadapi masalah yang ada. Dalam beberapa kasus, humor bisa membantu orang untuk memahami kenyataan yang ada dengan lebih baik dan membuat mereka lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Bercandalah Sedikit, Tapi Jangan Banyak Tertawa 😊

Di tengah situasi politik yang serius, tak ada salahnya kita sedikit bercanda dan tertawa. Ternyata, politisi dan kelucuannya memang menjadi sumber tontonan yang tak habis-habis. Berbicara tentang janji-janji politisi, seakan sudah menjadi hal yang biasa bahwa janji-janji mereka selalu terbukti tak pernah terpenuhi. Namun, tak sedikit juga anekdot humor yang muncul dari perilaku politisi, seolah tak pernah ada habisnya.

Politik dan komedi juga tampak menjadi gabungan yang menyenangkan. Kejutan-kejutan yang muncul dari tindakan politisi seringkali membuat kita terpingkal-pingkal dan terbahak-bahak. Tak jarang pula, tindakan mereka yang lucu dan tak masuk akal menjadi bahan ledekan bagi banyak orang. Bahkan, perilaku politisi yang seringkali tak adil dan banyak terbuka kebohongan juga menjadi bahan gelak tawa bagi banyak orang.

Namun, tak semua hal yang berbau politik bisa kita anggap lucu. Kebijakan yang diambil oleh politisi seringkali sangat menggelitik dan tak masuk akal. Tak jarang pula, perilaku politisi yang tak jujur dan memperlihatkan kepemimpinan yang buruk juga menjadi bahan gelak tawa bagi banyak orang. Terlebih lagi, politisi yang tak transparan seringkali menjadi bahan candaan bagi banyak netizen.

Satu hal yang pasti, dunia politik memang selalu menyajikan hal-hal yang menggelitik dan lucu.

Namun, kita harus tetap waspada dan memperhatikan perilaku politisi, agar kita bisa menentukan pilihan yang tepat pada saat pemilihan.

Yuk Kita Nikmati Kelucuannya Yang Kadang Tak Lucu 😊

Beberapa humor ala politisi ada yang terkesan paradoks, juga ada yang lucu, menggelikan, tak habis pikir, menggelitik, atau penuh anekdot.

Janji

1. Seorang politisi berkata, "Saya akan membuat janji untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat, membawa kesejahteraan bagi rakyat, membawa negara ke jalan yang benar, dan untuk memperjuangkan keadilan, meskipun saya sendiri tidak tahu apa kebutuhan mereka, apa itu kesejahteraan, jalan mana yang benar, dan apa itu keadilan.
2. Seorang politisi berkata, "Saya akan memerangi korupsi, meskipun saya sendiri tidak tahu bagaimana caranya memerangi korupsi, tidak memiliki kemauan untuk memerangi korupsi, serta tidak memahami apa itu korupsi dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memerangi korupsi.”

Hak Rakyat

3. Seorang politisi berkata, "Saya memperjuangkan hak-hak rakyat, terutama hak mereka untuk memilih saya."
4. Seorang politisi berkata, "Saya memperjuangkan hak-hak warga negara dan hak-hak rakyat, meskipun saya sendiri tidak tahu apa itu hak-hak warga negara dan apa saja hak-hak rakyat itu."
5. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya selalu memperjuangkan hak-hak rakyat, kecuali jika mereka meminta hak-hak yang tidak sesuai dengan keinginan saya."

Jujur

6. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya selalu berbicara jujur dan transparan, kecuali saat berbicara ke media."

Memimpin

7. Seorang politisi berkata, "Saya memimpin dengan cara yang transparan dan terbuka, kecuali saat membicarakan rahasia pribadi."
8. Seorang politisi berkata, "Saya memimpin dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab, kecuali jika saya bertemu dengan kamera."
9. Seorang politisi berkata, "Saya memimpin dengan cara yang benar, meskipun saya sendiri tidak tahu apa itu benar."
10. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya memimpin dengan hati dan pikiran, bukan dengan uang dan kekuasaan."
11. Seorang politisi berkata, "Saya memimpin dengan cara yang adil, tidak membeda-bedakan antara kaya dan miskin. Semua orang sama saja di mata saya, kaya dan miskin sama-sama tidak punya uang."
12. Seorang politisi berkata, "Saya memimpin dengan cara yang adil dan transparan, kecuali saat mengambil keputusan pribadi."
13. Seorang politisi berkata, "Saya memimpin dengan cara yang bijaksana, mempertimbangkan dan menjaga kepentingan semua pihak. Terutama kepentingan saya sendiri."
14. Seorang politisi berkata, "Saya memimpin dengan cara yang demokratis, memperhatikan aspirasi rakyat. Asal tidak terlalu banyak dan membuat saya tidak nyaman. Juga asal tidak terlalu berisik dan membuat saya tidak bisa tidur."

Keadilan

15. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya memperjuangkan keadilan bagi semua orang, kecuali jika mereka melanggar hukum."
16. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya selalu memperjuangkan keadilan bagi semua orang, meskipun saya tidak tahu apa itu keadilan."
17. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya selalu memperjuangkan keadilan bagi semua orang, kecuali jika mereka memiliki pendapat yang berbeda dari saya."

Kesejahteraan

18. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya selalu memperjuangkan kesejahteraan rakyat, meskipun saya sendiri tidak tahu apa itu kesejahteraan."

Etos Kerja

19. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya selalu bekerja keras untuk kemajuan negara, meskipun saya tidak tahu apa itu kemajuan."
20. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya memperjuangkan kemajuan negara dan hak-hak rakyat, meskipun saya sendiri tidak tahu apa itu kemajuan, dan apa saja hak-hak rakyat itu"

Suap dan Kecerdasan Buatan

21. Seorang politisi berkata, "Saya tidak pernah terima suap, kecuali jika itu adalah suap dari rakyat."
22. Politisi dan pejabat menggunakan kecerdasan buatan dalam istilah : 2 ikat; Apel Amerika – barang Singapura; Apel Malang, Apel Washington, Pelumas, dan Semangka; Bibit; Ekor dan ton emas; Kacang pukul; Merah – biru – kuning; Obat; Sepukul dua pukul; dan Ton Pinang. Namun KPK lebih pintar, itu kode khusus yang nanti diterangkan di pengadilan.

Masa Depan Bangsa

23. Ada seorang politisi yang berkata, "Saya selalu berbicara tentang masa depan, meskipun saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok."

Karakter dan Kekuasaan

24. Kata Cak Lontong, ada 3 karakter politisi di Indonesia. Pertama karakter playback seperti Unyil, yang tak suka perubahan. “Saya nonton sampai berpuluh-puluh tahun, Unyil itu tetap SD”, katanya. Kedua, karakter flash back alias feodal seperti Pak Raden yang menjadi symbol feodalisme. Mereka ini masih pengennya dihormati, mementingkan diri sendiri, dan masih terjebak romantisme masa lalu. Ketiga, karakter yang paling berbahaya, karakter cash back. Ini seperti Pak Ogah, karakter yang pragmatis. Semua itu dihitung dengan uang. Bekerja pun mau kalau ada uang.”
25. Hebatnya rektor universitas yang mendapat kekuasaan politik itu sungguh ruar biasa. Buktinya, “Rektornya melanggar aturan, eh aturannya yg minta maaf.”. Itu belum seberapa, “Rektornya kegerebek warga karena ketahuan menginap di rumah janda, eh malah warganya yang diarak.”
26. Suatu saat ada politisi yang meng-claim sudah mendirikan ini dan itu. Netizen pun gemes. Katanya, “Rakyat juga ga sombong, bayarin gaji para pejabat di negeri ini.”. Netizen lain pun bilang, “Bukannya sombong. Itu Saturnus, kakek gua yang beliin cincinnya. Pas lagi sayang-sayangnya.”.
27. Seorang politisi India dengan bangga dan sedikit sombong berkata kepada seorang politisi Indonesia di sebuah acara jamuan makan malam di New Delhi. Katanya, "Kami punya satu keajaiban dunia, yaitu Taj Mahal. Anda harus melihat dan anda akan terpukau dengan maha karya itu". Dengan cepat, politisi Indonesia berkata dengan tenang, "Saudara baru punya satu Taj Mahal saja sudah begitu bangga luar biasa! Kami di Indonesia punya lebih dari satu, tapi tidak pernah sombong, bahkan malah malu dan sedih sekali. Kami punya tol mahal, listrik mahal, sekolah mahal, berobat mahal, BBM mahal, beras mahal, cabe mahal, telor mahal, semuanya biasa aja karena kami sudah terbiasa pasrah !".

Ini Manfaat Humor tentang Politisi

Humor pada politisi memiliki beberapa manfaat, antara lain :

* Mereduksi tekanan dan memberikan hiburan. Humor pada politisi dapat membantu meringankan beban dan tekanan pada dunia politik yang sering kali sangat serius dan membosankan. Humor juga dapat membawa hiburan bagi publik dan membuat mereka merasa lebih tenang dan santai.

* Mengkritik perilaku dan karakter politisi. Humor pada politisi juga dapat menjadi cara efektif untuk mengekspresikan kekecewaan dan kekesalan terhadap perilaku dan karakter politisi yang tidak sesuai harapan. Ini bisa menjadi sarana kritik dan sindiran yang sangat efektif dan membantu memperbaiki tindakan politisi.

* Menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan. Humor pada politisi juga dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat. Kritik dan sindiran terhadap politisi dapat membantu memperkuat hubungan antar warga negara dan memperkuat rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap kepentingan bersama.

Kesimpulannya, humor pada politisi memiliki peran penting dalam membantu memperbaiki dunia politik dan memberikan hiburan bagi masyarakat. Namun, penting untuk menjaga agar humor tetap bersifat positif dan tidak memprovokasi ketegangan dan kebencian antar kelompok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun