Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Transformasi Digital dan Risiko HR: Solusi Efektif untuk Pertumbuhan Bisnis

31 Januari 2023   16:56 Diperbarui: 10 Februari 2023   09:45 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HR Risk tetap perlu mendapat prioritas apa pun trend HR kedepan | pexels.com/GeorgeMorina

Praktik yang seringkali terjadi sekarang ini adalah HR meneliti pengembangan dan retensi pegawai ini hanya berdasarkan pengamatan bagiannya saja, dan tidak menyertakan pendapat user-nya. 

Yaitu, dalam hal ini atasan langsungnya. Juga keliru karena tidak menggali lebih dalam data kualitatif dari para pegawainya langsung, baik dengan FGD maupun dengan diskusi-terstuktur dengan sample yang cukup memadai.

#2. Inovasi dalam proses rekrutmen dan perekrutan, termasuk penggunaan teknologi untuk menemukan talenta baru.

Peran HR disini haruslah memastikan bahwa organisasi harus berusaha memperbaharui dan meningkatkan proses mereka untuk mencari dan merekrut karyawan baru. 

Ini termasuk penggunaan teknologi seperti AI, machine learning, dan platform rekrutmen daring untuk membantu menemukan kandidat yang tepat dan mempercepat proses rekrutmen. 

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa organisasi dapat menemukan dan merekrut talenta terbaik dengan efisien dan cepat, dan untuk memastikan bahwa proses rekrutmen sesuai dengan tren dan perkembangan teknologi terkini.

#3. Peningkatan keterbukaan dan inklusi di lingkungan kerja melalui program dan kebijakan yang berfokus pada diversity, equity, dan inclusion.

Meski isu rasanya bisa gampang-gampang susah, namun tetap saja organisasi harus berusaha membuat lingkungan kerja yang lebih terbuka, inklusif, dan menerima untuk semua karyawan dengan berbagai latar belakang, identitas, dan kebutuhan. 

Ini dilakukan melalui implementasi program dan kebijakan yang berfokus pada peningkatan keragaman, kesetaraan, dan inklusi di tempat kerja. 

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua karyawan merasa diterima dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan sukses dalam pekerjaan mereka.

#4. Perlunya adaptasi dan resiliensi dalam mengatasi perubahan lingkungan kerja yang cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun